EZA yang baru masuk ke mobil terkejut. Tahu-tahu saja, Manda sudah duduk di bangku sebelahnya.
"Hallo tunanganku." sapa Manda sok manis sambil memasang sabuk pengaman.
"Ngapain Neng? Ini bukan waktunya sandiwara." Eza memasang wajah tidak suka. "Atau elo mau bayar hutang dengan..." lanjutnya sambil mendekatkan wajahnya perlahan.
PLUKK! PLUKK! PLUKK!
Kepala Eza dipukul tiga kali dengan buku yang entah dari mana Manda mendapatkannya.
"Sadar, Pak. Ini parkiran sekolah, bukan tempat mesum." kata Manda menasehati.
"Jangan mimpi. Elo bukan level gue." bantah Eza langsung. Ia tadi hanya bercanda.
"Cih! Level rendahan kayak elo emang nggak pantas buat gue. Seperti pungguk merindukan rembulan. Haha." Tawa Manda lepas berkepanjangan, lalu kemudian wajahnya berubah serius karna Eza tiba-tiba menatapnya tajam. "Hem. Gue cuma mau bilang, jauhin sahabat gue, Tari."
"Cemburu?"
"Elo boleh macarin siapa pun cewek seantero sekolah kita, kecuali Tari ataupun Misha. Gue nggak mau, kesannya gue rebutan cowok sama sahabat sendiri. Karna bagi gue, sahabat jauh lebih penting dari segalanya, setelah keluarga gue. Paham?" kata Manda dengan tulus karna ini menyangkut sahabatnya.
Mana mungkin Manda akan membiarkan Tari punya hubungan dekat dengan tunangannya. Ia tidak mau itu menjadi masalah nantinya.
"Jangan lebay deh. Cewek kayak Tari tuh bukan tipe gue."
"Ya tahu, tipe elo kan cewek tukang selingkuh kayak Ratu." gumam Manda pelan. "Yuk jalan!" katanya lagi.
"Turun Neng. Kan gue udah bilang nggak gangguin Tari lagi."
PLUKK!
"Gue salah apa lagi sih?" Eza mengusap kepalanya yang dipukul Manda sekali lagi.
"Kita kan diajak Kak Kinan dan Kak Juna makan siang bareng. Kalau perginya nggak barengan, mereka bisa curiga, dodol!"
"Iya-iya. Gue lupa." Eza menjalankan mobilnya.
Disaat bersamaan, Tari melihat mereka berdua. Hal itu pula yang membuat Tari seakan menjaga jarak sama Manda.
Besoknya di sekolah, Tari seolah menghindar. Di kelas, Manda dicuekin. Di kantin, Manda ditinggalin sampai Tari nolak diantarin Manda pulang naik mobilnya.
"Tari lagi PMS ya? Kok dari kemarin mukanya asam terus sama gue?" tanya Manda pada Misha.
"Tau ah, gelap." jawab Misha asal karna ia lagi sibuk membaca wattpad sehingga tidak fokus mendengar ucapan sahabatnya itu.
Manda menatap kesal, lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Misha, berbisik.
"Tahu nggak, gue bentar lagi mau ngambil alih JY Group. Terus, perusahaan properti milik keluarga elo bakal gue jadiin sasaran pertama perusahaan yang bakal gue kuasai. Terus, bokap elo bakal gue pecat jadi direktur. Terus elo bangkrut deh. Terus elo nggak punya waktu lagi buat baca wattpad. Terus..."
"Elo cerita apa ngancam sih?" tanya Misha sewot.
"Dua-duanya." Manda nyengir.
"Sorry deh..." Misha menyimpan ponselnya. Kali ini, ia fokus mendengarkan omongan Manda. "Jadi gimana, lo tadi nanya apa?"
"Lo tahu nggak kenapa dari kemarin Tari nyuekin gue terus?"
"Yakin lo dia nyuekin lo atau cuma perasaan lo aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO TUNANGAN
Teen FictionSaling nggak suka, tapi dipaksa tunangan. Ya sudah deh, MANDA dan EZA pun sepakat berpura-pura saling menyayangi di depan keluarga mereka. Tapi di luar itu mah, mereka kayak tikus dan kucing. Nggak pernah akur! --- EZA punya kebiasaan buruk. Ia sela...