DENTUMAN musik mengalun dengan keras
ketika Manda baru saja selangkah menginjakkan kaki di tempat itu.Lantai dansa yang berkelip dan kerumunan orang-orang yang bergerak enerjik serta meliuk-liukkan badan dengan bebasnya seperti memikmati sekali musik dan kesenangan malam ini.
Melihatnya saja bikin Manda gerah. Maklum, Manda baru pertama kali datang ke club malam. Itupun karna dipaksa Misha yang ingin merayakan kebahagiaannya, habis gagal tunangan sama Romeo, si peternak anjing.
"Kok bisa?"
"Bisa dong. Nyokap gue nggak mau tuh ngerusak keturunan kita." kata Misha di telepon tadi.
Mata Manda menyipit mencari keberadaan Misha.
Di meja paling sudut, tampak Misha sedang menuangkan minuman ke gelasnya. Lalu, mengangkat gelas itu ke udara sambil melakukan tos dengan seorang teman di depannya.
Manda segera merebut gelas Misha itu, lalu mendekatkan gelas itu ke hidungnya. Bau menyengat langsung tercium olehnya.
"Alkohol. Jangan diminum!" Manda menaruh gelas itu kembali ke meja.
"Manda mau minum juga?" tawar Misha mulai menuangkan lagi minuman ke gelas yang masih kosong. Dilihat dari wajahnya, sudah bisa dipastikan, Misha mabuk berat.
"Nggak! Yuk pulang!" ajak Manda langsung.
Manda melirik Tari yang masih sadar. Tentu saja, Tari tidak mungkin mengikuti Misha meminum minuman beralkohol seperti itu. Ia tidak mau pulang dalam kondisi tidak sadar karna pengaruh alkohol. Jika itu terjadi, Tari bisa mendapat masalah dengan orangtuanya.
"Kok pulang sih? Elo kan baru datang." Misha masih menawarkan minuman pada Manda. "Mending minum dulu."
"Kita pulang sekarang!" Manda segera menarik tangan Misha. Ia tidak tahan lagi. Ditambah beberapa pasang mata mulai melirik genit ke arahnya.
"Tunggu! Kenalin dulu Mayang, tetangga gue." Misha menunjuk ke seorang cewek di depannya yang juga bau alkohol. Tapi cewek itu sepertinya masih sadar, tidak seperti Misha yang sudah teler.
"Mayang." Cewek itu mengulurkan tangannya sambil menyunggingkan sebaris senyum ramah.
Manda enggan menyambut uluran tangan itu. Entah kenapa, firasatnya buruk mengenai cewek itu dan berasumsi bahwa cewek itulah yang mengajak Misha ke tempat seperti ini.
"Sorry, gue harus bawa teman gue pulang."
Tidak mau lama-lama lagi di situ, Manda menarik tangan Misha pergi. Dengan dibantu Tari, mereka memapah Misha keluar dari tempat itu. Meninggalkan Mayang sendiri karna cewek itu tidak berminat mengikuti mereka.
"Kalian ngapain sih ke tempat seperti ini?" cerocos Manda tidak suka.
"Gue cuma diajak sama Misha." jawab Tari, polos.
"Kata Mayang tempatnya bagus buat melepas stres." balas Misha. "Gue kasih tahu ya, dia itu hampir tiap malam kesini bareng pacarnya. Gapapa tuh. Malahan, dia suka ngajak pacarnya nginap di rumahnya. Yah, cewek liar atau bad girl gitu deh sebutannya." tambah Misha yang omongannya mulai melantur ke mana-mana.
Manda dan Tari membantu Misha masuk ke mobil, tapi tiba-tiba Manda melihat sebuah bayangan sekilas.
"Tar, jagain Misha ya. Gue ada urusan sebentar." kata Manda. Lalu, ia masuk lagi ke club untuk memastikan penglihatannya tidak salah.
Dan benar saja, di meja paling sudut. Di meja yang tadi ditempati Misha dan juga Mayang yang sudah menghilang. Manda melihatnya, Ratu bermesraan dengan cowok yang sama di cafe waktu itu. Cowok itu mendekatkan kepalanya perlahan dan mereka...
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO TUNANGAN
Ficção AdolescenteSaling nggak suka, tapi dipaksa tunangan. Ya sudah deh, MANDA dan EZA pun sepakat berpura-pura saling menyayangi di depan keluarga mereka. Tapi di luar itu mah, mereka kayak tikus dan kucing. Nggak pernah akur! --- EZA punya kebiasaan buruk. Ia sela...