BAB 5 - DILEMA

91 5 0
                                    

DILEMA.

Mungkin itu sebutannya. Sudah hampir sepuluh menit Manda mengajak Eza berbicara empat mata di ujung koridor yang sepi untuk menghindari murid-murid yang mungkin saja akan bergosip tentang mereka.

Namun justru sebaliknya, Manda hanya diam saja. Ada sesuatu yang ingin ia katakan, tapi sulit sekali mengatakannya.

'Eza, si Ratu selingkuh.' Begitulah yang ingin dikatakan Manda, mengingat kemarin malam ia melihat Ratu bermesraan dengan seorang cowok di sebuah kafe.

Tapi masalahnya, apakah Eza akan percaya? Atau, Eza malah berkata seperti ini, 'Pembohong! Bilang aja, elo cemburu sama hubungan gue sama Ratu.'

Nah, Manda malas sekali jika Eza sampai berpikiran seperti itu tentangnya. Apalagi jika nanti cowok itu berpikir kalau Manda menyukainya dan berniat merebutnya dari Ratu.

Tidak! Manda bukan cewek seperti itu

"Heh cewek rese! Katanya mau ngomong, cepatan dong! Gue banyak kerjaan." desak Eza tidak sabaran karna sejak tadi ia menunggu, Manda belum mengeluarkan sepatah kata pun.

"Hm... apa kabar... cewek elo, si Ratu?" tanya Manda ragu karna ia tidak tahu harus memulai dari mana.

"Hah?" Eza menaikkan alisnya sebelah.
"Sejak kapan elo peduli sama urusan pribadi gue? Cemburu?"

"Cih! Cuma cewek kelas rendahan kayak gitu, nggak peduli gue!" Manda nyelonong pergi.

Eza hanya bisa bersungut kesal melihat punggung Manda yang menjauh.

Manda pun memilih melupakan apa yang ia lihat tadi malam. Toh, apa pedulinya pada kehidupan percintaan cowok itu.

Manda tiba-tiba menghentikan langkah. Ratu yang entah datang dari mana, menghadang jalannya.

"Lo ngomong apa sama cowok gue tadi?" tanya Ratu dengan tatapan menyelidik.

"Maksud lo?" Manda balik bertanya bingung.

"Jangan pura-pura bodoh! Gue lihat lo ngobrol sama cowok gue."

Sial! Batin Manda. Ia tidak hati-hati saat menemui Eza tadi. Mungkin sebaiknya lain kali Manda tidak perlu mengajak Eza mengobrol jika berada di sekolah. Mereka bisa ketahuan memiliki hubungan.

"Lo cerita apa aja sama Eza?" tanya Ratu lagi. Ia takut kalau Manda membahas cowok yang bersamanya di kafe kemarin.

"Nggak tuh. Gue nggak cerita apapun." jawab Manda jujur, karna sebenarnya ia tidak tertarik ikut campur urusan mereka, sekalipun Eza itu tunangan pura-puranya.

Ratu tersenyum sinis. "Lo pikir gue percaya?" katanya sambil maju selangkah, berusaha menggertak Manda dengan pandangan menusuk.

"Manda..." panggil seseorang. Tari yang kebetulan lewat menghampiri mereka. "Ada masalah apa?" tanyanya, menyadari ada yang tidak beres diantara mereka.

Ratu melirik Tari sekilas, lalu menatap Manda tajam. "Jangan ganggu cowok gue lagi!" Ratu menyenggol bahu Manda, sebelum akhirnya ia meninggalkan tempat itu.

"Lo punya urusan apa sama dia?" tanya Tari penasaran.

Manda mengangkat bahu seolah tidak tahu apa-apa.

"Serius Manda?" tanya Tari lagi sambil berjalan menuju kelas. Ia merasa ada sesuatu yang ditutupi sahabatnya itu. "Kalau lo punya masalah, cerita sama gue."

Manda tersenyum, berusaha menyakinkan Tari. "Gak ada. Lo tenang aja."

"Tadi gue dengar, dia bilang, jangan ganggu cowok dia lagi... itu maksudnya apa ya?"

HELLO TUNANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang