BAB 16 - CINTA PERTAMA

1 1 0
                                    

BOTOL diputar. Dan sialnya ujung botolnya menunjuk ke arah Manda. Karna itu, ia harus menjawab pertanyaan kejujuran dari Mayang yang memutar botol tadi. Jika menolak menjawab, Manda harus minum segelas bir yang sudah disiapkan.

Beberapa menit yang lalu, Mayang menawarkan sebuah permainan kejujuran untuk membuat mereka semakin akrab. Manda dengan mudahnya mengiyakan saja. Sekarang, ia terjebak dalam permainan itu.

"Manda."

"Ya?"

"Gue penasaran, siapa cinta pertama lo? Bisa lo cerita sedikit tentang dia."

Cinta pertama? Itu satu-satunya cerita yang tidak ingin Manda bagikan dengan siapapun.

Mayang tidak sabar menunggu jawaban Manda. Begitu pun Eza dan Danil yang juga penasaran, siapa cowok yang pernah berhasil mencuri hati cewek itu.

"Gue milih minum aja." jawab Manda yang membuat ketiganya kecewa mendengar jawaban itu.

"Yah, Manda, lo nggak seru." komentar Mayang.

Manda tidak peduli. Ia langsung mengambil gelas minuman di meja, lalu bersiap meminumnya, tapi untuk sesaat ia ragu dengan keputusannya.

Jujur, Manda belum pernah mencicipi minuman memabukkan itu. Ini pertama kalinya. Tapi, Manda tahu apa yang akan terjadi jika ia meminum minuman itu. Manda sering melihat di film bagaimana seseorang kehilangan kendali atas dirinya atau kehilangan kesadaran karna minuman itu.

Manda penasaran, apa ia bisa mengontrol dirinya jika hanya meminum segelas?

Melihat Manda yang tampak ragu seperti itu, Mayang membuat penawaran.

"Kalau lo ragu, lo boleh berubah pikiran. Lo bisa jawab pertanyaan gue dan lo nggak perlu minum itu. Gampang kan?"

"Gue akan minum kok."

Tanpa babibu lagi, Manda langsung meneguk minuman itu sampai habis hingga meyisakan rasa pahit di lidahnya. Meskipun begitu, Manda tetap bersikap santai karna ia tidak mau menunjukkam kelemahannya di depan mereka, apalagi di depan Eza yang mungkin saja akan menertawainya jika bereaksi berlebihan.

Entah kenapa orang-orang menyukai minuman seperti itu, Manda sama sekali tidak mengerti. Tapi bagi Manda, ia tidak suka sama sekali jika bukan karna terpaksa meminumnya.

Permainan terus berlangsung. Manda yang tidak ingin berbagi apapun tentang hidupnya kepada mereka, terpaksa menolak menjawab setiap pertanyaan yang mereka tanyakan dan sekali lagi ia terpaksa menerima hukuman yaitu menghabiskan segelas bir.

Manda akhirnya tepar setelah menghabiskan gelas keempat. Ia menjatuhkan kepalanya di atas meja karna merasa sangat lelah dan sangat mengantuk. Ia tidak punya tenaga lagi untuk melanjutkan permainan.

Eza menatap khawatir, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karna ada Mayang disitu. Ia tidak mau Mayang merasa cemburu karna ia lebih perhatian pada Manda yang hanya tunangan pura-puranya.

"Manda, lo gapapa?" tanya Mayang yang juga khawatir pada Manda.

Manda diam.

"Manda." panggil Mayang lagi sambil menepuk bahu cewek itu.

Manda langsung bangun dan memamerkan senyumnya yang aneh. Sudah bisa dipastikan, Manda mabuk.

"Mayang manggil Manda?" tanya Manda yang mengubah kata 'gue' menjadi namanya 'Manda'. Wajah Manda juga memerah yang membuat dirinya terlihat aneh dan juga imut disaat bersamaan.

"Kayaknya lo mabuk deh. Kita pulang aja ya?"

"Jangan pulang dulu. Manda nggak mabuk kok. Manda mau jawab pertanyaan Mayang tadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELLO TUNANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang