BAB 8 - BISIK-BISIK TETANGGA

64 3 0
                                    

AH... Jika mengingat kejadian tadi malam, rasanya menyebalkan. Tapi kenapa Manda merasa aneh? Ada sesuatu yang rasanya terlupakan. Tapi apa?

"Ratu?" ujar Manda tertahan.

Satu, dua, tiga, empat cewek termasuk Ratu menghadang jalannya.

O ow, sepertinya Manda berada dalam bahaya. Lirik kanan, kiri, sepi.

"Gue tahu, elo lihat semuanya yang di cafe dan club malam waktu itu." kata Ratu sambil menatap tajam, seolah siap melahap Manda dalam sekejap.

Manda berusaha mengatur nafas. Ia tidak boleh kelihatan ketakutan. Sekalipun, ia sangat ketakutan. Siapa yang tidak takut dikeroyok 4 orang sekaligus.

"Gue juga tahu, elo habis diputusin karna ketahuan selingkuh. Upps!" Manda menutup mulutnya seolah terkejut.

"Udah gue duga, elo pasti tunangan yang dimaksud sama Eza."

"Sayangnya, Eza lebih milih tunangannya daripada elo, benar kan?" kata Manda, masih bersikap santai. Namun sebaliknya amarah Ratu memuncak.

Gawat! Kayaknya gue bakal diserang. Emang sih gue pernah latihan tinju waktu SMP. Tapi tetap aja, setidaknya wajah gue yang mulus ini bisa lecet, sekalipun secuil. Jangan sampai deh. Batin Manda.

"Mulut elo manis ya? Bikin sesak!" desis Ratu.

"Makasih, gue emang manis."

"Sittsss... cewek aneh kayak elo nggak pantas jadi tunangan Eza. Jauhin Eza! Eza itu milik gue!" nada suara Ratu meninggi.

Manda tertawa.

"Ahaha... lucu. Jadi maksudnya cewek tukang selingkuh kayak elo lebih pantas jadi pacar Eza, gitu?"

HUH! Panas! Serasa ada yang menyalakan api di kepala Ratu. Ratu pun mengangkat tangannya hendak menampar, tapi tiba-tiba ia tersandung dan jatuh.

Semua orang terkejut melihat itu, tapi Ratu langsung bangun seketika.

"ELO..." kata Ratu pada cewek yang entah datang darimana. Tahu-tahunya saja menyenggol kakinya. "Cari mati?"

"Sorry, gue nggak sengaja." Cewek itu memasang tampang bersalah, tapi sumpah deh seperti dibuat-dibuat. "Lagian, kalian ngapain rame-rame halangin jalan? Lagi arisan?"

"Bukan urusan elo! Urusan gue sama cewek ini." Ratu menunjuk ke arah Manda.

"Oh, berarti jadi urusan gue juga karna Manda itu teman gue."

Hah? Teman? Teman dari Hongkong? Ralat Manda dalam hati. Jangankan temenan, kenal saja enggak.

"Elo jangan ikut campur kalau nggak tahu apa-apa!" Ratu menatap tajam pada cewek itu.

"Biar gue kasih tahu apa yang gue tahu." Cewek itu mendekatkan mulutnya ke telinga Ratu. "Gue tahu, hobi lo morotin cowok-cowok tajir. Belakangan perusahaan bokap lo mengalami krisis. Cowok di club malam itu, si Braga anak dari pemilik hotel dengan senang hati mau ngabulin apapun permintaan elo asal elo jadi pacarnya. Jangan ganggu teman gue atau gue buat elo juga kehilangan Braga."

Ratu mengertakkan giginya. "Sial! Cabut yuk!" ajaknya. Teman-temanya pun mengekornya meninggalkan tempat itu.

"Udah, gitu doang?" Manda melongo bengong melihat mereka semua pergi dengan mudah.

Manda melirik cewek yang baru saja berhasil mengusir Ratu cs. "Elo siapa?" tanyanya ingin tahu, siapa si penyelamatnya. Atau lebih tepatnya, cewek yang suka ikut campur urusan orang lain.

***

MANDA kini duduk di ayunan bagian samping sekolah bersama cewek yang menolongnya tanpa diminta, namanya Mayang. Kalau tidak salah, Mayang itu teman yang diperkenalkan Misha waktu itu.

HELLO TUNANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang