MANDA merebahkan kepalanya di atas meja ketika jam pelajaran berakhir yang menandakan istirahat kedua dimulai. Manda merasa sangat lelah, padahal ia tidak melakukan apapun. Lebih tepatnya, ia lelah dengan pikirannya sendiri.
Gara-gara Eza, ia harus terlibat dengan Ratu dan Mayang. Itu membuat hidup Manda tidak bisa tenang seperti sebelumnya.
"Nda, kantin yuk!" ajak Misha setelah memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Gue kenyang. Lo pergi sama Tari aja."
"Kenyang gimana? Kapan lo makannya?"
"Tadi gue makan banyak."
"Istirahat pertama tadi lo ngilang. Lo kemana? Makan apa? Sama siapa?"
"Nggak usah kepo. Gue mau tidur. Kalian pergi aja tanpa gue."
"Sha, Manda nggak mau. Nggak usah dipaksa. Kita pergi berdua aja." sela Tari sambil menarik tangan Misha pergi.
Ditinggal sendiri, Manda menutup matanya. Ia akan tidur sebentar sampai jam pelajaran selanjutnya. Tapi, seseorang menyentuh bahunya. Membuat Manda terganggu.
"Sha, gue pengen tidur. Jangan ganggu gue." kata Manda sambil menggerakkan bahunya sedikit tanpa membuka matanya. Manda berpikir Misha yang melakukan itu.
Masih dengan mata tertutup, Manda merasakan seseorang menarik kursi kosong di sebelahnya, lalu duduk di sana. Meski tidak melihat, Manda merasa sedang diperhatikan. Karna itu, Manda membuka matanya perlahan.
Manda tersentak melihat seseorang yang sedang menatapnya sambil tersenyum dan itu bukan Misha, tapi Mayang.
"Mayang."
"Kalau lagi tidur, lo kelihatan lucu. Kayak anak kecil. Gue suka."
"Itu pujian? Rayuan? Ledekan? Atau apa?"
"Kekaguman."
"Oh."
Mayang tersenyum lagi. Tapi entah kenapa, Manda tidak suka dengan senyuman cewek itu. Seperti sesuatu yang beracun yang harus ia hindari.
"Kalau lo nyari Misha, dia di kantin. Lo susul aja. Gue mau lanjut tidur." kata Manda lagi. Berharap cewek itu segera menyingkir dari hadapannya.
"Gue nyari lo."
"Gue?"
"Ya, elo."
"Kenapa?"
"Eza udah cerita semuanya sama gue soal kalian. Soal keluarga kalian dan kesepakatan yang kalian buat."
"Bagus deh. Jadi urusan kita kelar kan? Lo juga nggak perlu khawatir karna gue nggak akan ganggu hubungan kalian."
"Gue percaya kok sama lo."
"Makasih."
"Kalau gitu, gimana kalau kita jadi teman sekarang?" Mayang mengulurkan tangannya ke arah Manda.
Manda hanya diam saja, tanpa menyambut uluran tangan itu.
"Gue mau jadi teman lo seperti Misha dan Tari. Gue mau kita akrab. Lo mau kan?"
Itu permintaan yang aneh. Pacar dari tunangan pura-puranya, mengajak berteman akrab. Ada sesuatu yang salah disini. Bagaimana menjelaskannya, ini rumit.
Manda kembali mengingat permintaan Ratu tadi yang menginginkan Manda untuk menjaga Eza dari Mayang. Mungkin ini kesempatan bagus agar Manda bisa mengawasi hubungan keduanya tanpa dicurigai sama sekali.
"Ok. Kita temenan." Manda akhirnya menyambut uluran tangan cewek itu.
"Karna kita udah temenan, nanti malam gue mau ngajak lo ke suatu tempat. Plis, jangan nolak."
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO TUNANGAN
Teen FictionSaling nggak suka, tapi dipaksa tunangan. Ya sudah deh, MANDA dan EZA pun sepakat berpura-pura saling menyayangi di depan keluarga mereka. Tapi di luar itu mah, mereka kayak tikus dan kucing. Nggak pernah akur! --- EZA punya kebiasaan buruk. Ia sela...