BAB 12 - TATAP AJA TERUS

43 2 0
                                    

DI lain hari, Eza dan Mayang baru pulang jalan-jalan. Eza menepikan mobilnya di depan rumah Mayang. Ia bergegas turun dari mobil. Lalu, membuka pintu mobil sebelahnya untuk cewek itu.

"Mau mampir?" tawar Mayang untuk kesekian kalinya. Karna semenjak mereka pacaran, Eza hanya menjemput dan mengantar Mayang sampai ke depan rumah. Pacarnya itu selalu menolak ajakannya untuk mampir.

"Udah malam. Aku pulang aja." tolak Eza, halus.

"Yahhh... padahal aku masih mau ngobrol lama sama kamu. Mampir sebentar aja."

"Lain kali ya."

Mayang cemberut, tapi ia tidak bisa memaksa Eza.

"Ya udah, hati-hati di jalan Beb."

"Iya Beb." Eza masuk ke mobil dan tancap gas pergi.

Mayang menghembuskan nafas berat setelah mobil Eza menghilang dalam kegelapan. Rencananya gagal lagi.

Susah banget sih mengajak Eza untuk mampir. Padahal mantan-mantannya yang dulu akan dengan senang hati menerima ajakannya atau bahkan memaksa untuk masuk ke rumah. Setelah tahu, Mayang hanya tinggal sendiri. Bukankah itu kesempatan bagus untuk bersenang-senang?

Ah, sayang sekali.

Sepertinya, Mayang salah memilih pacar. Cowok baik-baik seperti Eza bukanlah tipenya. Tapi menarik juga. Ini seperti tantangan dan ia sangat menyukai tantangan.

***

DI hari berikutnya.

"AW!" jerit Mayang tiba-tiba saat turun dari mobil. Membuat Eza panik dan langsung menghampirinya.

"Kenapa Beb?"

"Kaki kanan aku sakit, kayaknya terkilir deh." kata Mayang sambil menyentuh kakinya yang sakit itu.

"Bisa jalan?"

"Aw!" jerit Mayang sekali lagi saat mencoba berjalan. Melihat itu, Eza meraih tangan Mayang dan meletakkan di bahunya.

"Ya udah, aku bantu ya."

"Iya."

Eza pun memapah Mayang masuk ke rumah.

Bersamaan itu, senyum mengembang menghiasi bibir Mayang. Trik kuno, tapi lumayan berhasil menipu cowok itu.

Eza membantu Mayang rebahan di sofa. Lalu, meluruskan kaki cewek itu.

"Mana yang sakit?" Eza bertanya dengan raut wajah khawatir. Sebaliknya, Mayang merasa kali ini, ia menang. Eza berada dalam genggamannya.

"Di sini. Sakit banget." Mayang menunjuk kakinya dengan wajah menahan sakit yang dibuat-buat.

"Aku pijitin biar kamu enakan." Eza menekan ujung kaki Mayang pelan. Seperti yang ia tahu, kalau terkilir kan harus dipijitin.

"Ke atas lagi."

Eza menurut.

"Lebih ke atas lagi."

Eza pun menurut.

"Sedikit ke atas lagi."

Hah? Mendadak Eza tersipu malu karna pijitannya hampir menyentuh paha Mayang.

Dasar polos! Umpat Mayang dalam hati.

Pelan-pelan Eza melakukannya sesuai perintah. Tapi tiba-tiba Mayang menarik tangannya hingga tubuh Eza ikut tertarik sampai berada tepat di atas tubuhnya.

HELLO TUNANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang