[10] TAKUT GELAP?

106 18 0
                                    

Sudah hampir 2 jam aku dan Chanyeol terjebak disini. Hanya keheningan yang ada. Tak ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut masing-masing. Bahkan kami duduk berjauhan. Kulihat jam yang melingkar ditangan kiriku. Mataku terbelalak setelah mengetahui bahwa sekarang sudah jam setengah lima. Aku tidak boleh tinggal diam dan hanya mengharapkan keajaiban. Aku harus mencari cara agar aku bisa segera keluar dari tempat ini.

Aku mengedarkan pandanganku.
"Ah!! Kita keluar lewat jendela ini saja!!" Ucapku bersemangat sembari menunjuk jendela panjang yang ada dibelakangku.

"Ya!!!! Kau sudah bosan hidup?! Kau pikir kita ada dilantai dasar?!!" Teriak Chanyeol. Astaga! Iya aku baru ingat, ruangan musik kan dilantai 3! Chanyeol memutar bola matanya.

"Kalau begitu bantu aku berpikir bagaimana caranya untuk keluar dari tempat ini!! Jangan hanya diam saja!!! Suruh temanmu datang untuk membuka pintu!!!" Gerutuku pada Chanyeol. Pria itu langsung menatapku dengan tajam.

"Kalau seandainya aku membawa ponselku, sudah dari tadi aku keluar dari sini, bodoh!!!" Ucapnya pelan namun semakin meninggi. Aku sangat geram sebenarnya mendengar pria itu mengataiku bodoh. Tapi sekarang bukan saatnya untuk bertengkar menurutku.

Kalau begitu apalagi yang harus dilakukan? Aku sudah tidak betah berada di tempat ini. Apalagi bersama pria kasar itu! Aku yakin eommaku pasti sudah khawatir denganku yang sampai saat ini belum pulang ke rumah! Dan juga, perutku sudah sangat lapar.

"Eotteohge! Eotteohge! Eotteohge!!!!" Aku memegang kepalaku. Mengapa ini harus terjadi padaku Tuhan? Cobaan besar bagiku bisa terjebak disini bersama Chanyeol yang sangat menyebalkan itu!

Aku menghela nafasku, sekarang sudah pukul 6, hari sudah gelap. Dan aku masih disini bersama 'si menyebalkan'!

Chanyeol tiba-tiba mendirikan tubuhnya,
"Aaahh!!! Aku sudah tidak tahan disini!!" Ia lalu berjalan cepat menghampiriku.

"...ini semua gara-gara kau!!" Teriak Chanyeol sambil menunjuk wajahku. Gara-gara aku? Memangnya apa yang kulakukan padanya?

Alisku tertaut mendengarkan ucapannya. Aku mendirikan tubuhku.
"Kenapa kau jadi menyalahkan aku?!! Kau yang salah!! Kalau saja kau tidak memainkan piano aku tidak akan masuk keruangan ini!!" Teriakku sambil menunjuk wajahnya. Aku benar-benar tidak menerima kalau dia mengatakan kalau aku adalah akibat dari semua ini.

Chanyeol tersenyum miring, lalu melipat kedua tangannya didepan dada, "Memangnya siapa yang menyuruhmu untuk masuk? Tidak ada, kan?" Ucapnya pelan. Ingin sekali rasanya aku memukul wajahnya yang licik itu! Meskipun perkataannya benar, tapi tetap saja aku sangat tidak terima! Aku tidak habis pikir, Luhan pria yang sangat baik, lembut, dan sopan kepada wanita, memiliki teman yang sangat kasar, egois, dan licik seperti Chanyeol.

"Kau benar-benar sangat menye--" Lampu ruangan tiba-tiba mati sebelum aku menyelesaikan ucapanku. Aku terlonjak kaget setelah pria besar itu memelukku dengan erat. Ada apa dengan Chanyeol? Kenapa dia tiba-tiba memelukku seperti seorang anak kecil yang ketakutan? Apa dia--takut gelap?

Ia masih memelukku. Kenapa jantungku tiba-tiba berdegup kencang saat pria menyebalkan itu memelukku? Dan kenapa aku rasanya enggan untuk mendorong tubuhnya?

"Ka-kau... Takut gelap?" Kuberanikan diriku untuk bertanya. Tiba-tiba pria itu melepas pelukan eratnya. Sepertinya Chanyeol sangat gugup sekarang.

"Mi-mianhae!" Ucapnya. Kurasa Chanyeol memang takut gelap, buktinya ia lalu mendudukkan dirinya dibawah jendela, tepatnya disampingku karena memang disana tidak terlalu gelap, ada sedikit cahaya dari luar. Ia tidak peduli dengan adanya aku disampingnya.

Aku mendudukkan tubuhku kembali, sekarang aku dan pria ini duduk bersebelahan. Aku meliriknya sekilas, ia benar-benar seperti seorang anak kecil yang ketakutan. Rasanya tidak percaya bahwa Chanyeol, pria besar yang sangat kasar itu takut dengan--gelap? Aku terkekeh pelan.

"Pria besar takut gelap? Ahaha.." Sindirku, lalu tertawa. Chanyeol menoleh padaku.

"Ya!!! Siapa bilang aku takut gelap? Aku hanya--tidak suka gelap! Jadi kau jangan sok tahu! Mengerti?!!" Gerutu Chanyeol sambil memeluk kedua lututnya.

"Baiklah.. Kau hanya tidak suka!" Meskipun Chanyeol mengelak tidak akan bisa menutupi perasaan gugupnya.

Malam semakin larut, dan sampai sekarang belum ada siapapun yang menolong kami. Oh Tuhan, sampai kapan aku harus berada disini? Aku sudah sangat merindukan rumahku..

-Chanyeol's POV-

Kalau bukan karena takut gelap, aku tidak akan mau duduk bersebelahan dengan gadis ini! Aku sudah sangat bosan berada di ruangan gelap ini. Kenapa belum ada orang yang datang membuka pintu? Kalau boleh jujur, perutku sudah sangat lapar. Kulihat jam tanganku, sudah pukul 8 malam? Aku menepuk jidatku. Apakah aku akan berada disini sampai besok?

Hyena sudah beberapa kali menguap. Kurasa gadis itu sudah sangat lelah hingga membuatnya mengantuk, apalagi di ruangan gelap seperti ini. Ia lalu bersandar ditembok. Setelah beberapa lama, akhirnya gadis itu pun tertidur.

Aku bersandar, kucoba untuk memejamkan mataku, agar aku bisa tertidur dan rasa laparku jadi hilang. Namun rasanya aku sangat sulit untuk melakukannya. Mungkin karena ini bukan kamarku.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang mendarat di bahuku. Aku membuka mataku, gadis ini tertidur dengan pulas sehingga ia tidak sadar kalau sekarang ia telah bersandar di bahuku.

Gadis menyebalkan ini, ternyata memiliki sisi imut ketika ia sedang tertidur. Kalau boleh jujur, apa yang dikatakan Baekhyun tadi benar, gadis ini--cantik! Apalagi ketika tidur seperti ini. Entah kenapa, rasanya aku betah memandanginya, apalagi dijarak sedekat ini. Wajahnya begitu damai. Tanpa sadar bibirku telah melengkung membentuk senyuman.

Tidak! Hentikan semua itu Chanyeol! Dia adalah gadis yang sudah mempermalukanmu hari itu, ingat? Dia tidak pantas mendapat pujian darimu! Dia kasar dan egois. Kau tidak boleh tertarik dengannya! Bahkan mungkin dia sama saja dengan gadis yang sudah mematahkan hatimu waktu itu! Ingat, semua gadis itu sama saja! Mereka hanya datang, membuat jatuh cinta, lalu pergi bersama yang lain! Hentikan Chanyeol, hentikan!!

Aku memalingkan pandanganku dari wajahnya. Lalu kugoyangkan bahuku agar ia bangun dan memperbaiki posisinya.

"Khem!" Aku memberinya kode agar dia sadar dengan posisinya saat ini.

"Ad-ada apa?" Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur. Dan setelah beberapa saat akhirnya ia sadar dengan tubuhnya yang sudah menempel denganku. Dengan cepat, gadis itu menjauhkan tubuhnya lalu memeluk kedua lututnya.



#tbc

DAMN! I've Fall In Love ( Park Chanyeol )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang