Chanyeol menarikku keluar dari basecampnya. Entah ia akan membawaku kemana. Pria ini sangat sulit ditebak, kadang ia bersikap ramah, dan kadang juga kasar. Aku dan Chanyeol baru saja melewati gerbang Kwan Seung, lalu tiba-tiba pria itu menepis tanganku lalu berbalik sehingga sekarang kami telah saling berhadapan.
"Peraturan baru! Kau tidak boleh dekat dengan pria lain, terlebih Luhan!" Ucapnya dengan menunjukku. Tidak boleh dekat dengan pria lain? Aku ini asisten apa istrinya sih? Apa haknya melarangku untuk dekat dengan pria selain dirinya? Aku bukanlah pacarnya melainkan hanya seorang gadis yang terpaksa menuruti persyaratan konyol demi membalas budi padanya.
"Ya!! Kenapa kau diam saja?!!" Chanyeol sedikit berteriak.
"Kau tahu? Kau sama sekali tidak berhak mengatur hidupku seperti ini! Orang tua ku saja tidak melarangku untuk berteman dengan siapa saja! Lantas kau? Bukan orang terdekatku tapi berani-beraninya mengatur hidupku?" Ucapku dengan suara pelan agar tak ada yang mendengarkan percakapanku dengan Chanyeol. Pria itu hanya diam saja. Sepertinya ia sedang menyembunyikan sesuatu.
"Tapi kau adalah asisten pribadiku sekarang!!!" Suara Chanyeol semakin meninggi.
"Tapi tidak seharusnya kau menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh dekat denganku!! Kau berlebihan!!!" Ucapku dengan suara yang tak kalah tinggi.
"AKU TIDAK SUKA JIKA KAU DEKAT DENGAN PRIA LAIN!!!!!!!" Aku tak bisa berkata apa-apa setelah mendengar ucapan Chanyeol. Ia tersentak mengingat apa yang baru saja ia ucapkan. Chanyeol tidak suka jika aku dekat dengan pria lain? Apa maksud dari ucapannya itu?
"Ma-maksudku jika kau dekat dengan pria lain, pasti kau tidak akan menjalani tugasmu sebagai asisten pribadiku!! Kau baru boleh dekat dengan siapapun pria yang kau suka setelah 1 bulan!!" Chanyeol meralat ucapannya. Tapi... mengapa ia terlihat gugup? Aku menatapnya intens. Mengapa rasanya aku belum yakin dengan alasannya itu?
"Ya!! Jangan berpikir yang tidak-tidak!!!" Ucap Chanyeol melihatku yang masih menatapnya dengan curiga. Ia lalu mengedarkan pandangannya.
"Sore ini aku ada jadwal latihan! Kau harus ikut dan aku akan menjemputmu!" Ucap Chanyeol. Aku benar-benar sudah sangat kesal dengan pria besar ini! Ingin sekali rasanya aku meninggalkan bekas biru keunguan di wajahnya.
"Terserah kau saja!!" Ucapku lalu berjalan cepat meninggalkannya.
"YA!!!" Gerutu Chanyeol dengan kesal melihatku yang langsung pergi begitu saja meninggalkannya.
oOo
Sejak berdebatanku dengan Chanyeol siang tadi, membuat mood ku menjadi buruk. Aku sangat malas melakukan apapun selain hanya terbaring dikasurku. Aku masih sangat kesal dengannya. Seenaknya kepadaku! Dia pikir aku akan ikut ke tempat latihannya sore nanti? Jangan Harap!!
Lebih baik aku beristirahat di rumahku daripada harus menemaninya disana! Aku menarik selimutku keatas dan mulai memejamkan mataku."Eonni!!!" Tiba-tiba Sunhi membuka pintu kamarku.
"Ada apa Sunhi-ya?" Tanyaku dengan mata yang masih tertutup. Sunhi menghampiriku.
"Eomma memanggilmu dibawah!" Ucap Sunhi sembari menurunkan selimutku.
"Memangnya ada apa?" Tanyaku lalu menarik selimutku kembali keatas.
"Katanya penting, eonni!! Ayo bangunlah!!!" Sunhi mendorong-dorong tubuhku.
"Ya!! Berhenti mendorong-dorongku!" Aku mendudukkan tubuhku dipinggiran kasur lalu beranjak untuk keluar dari kamarku. Sunhi mengikutiku dari belakang. Sepertinya ia sedang menahan tawanya. Aku mulai curiga.
"Ada apa eomma?!" Teriakku saat menuruni tangga sembari menguncir rambutku. Kulihat eomma sedang duduk diruang tamu sembari mengobrol dengan seseorang yang memakai topi hitam dihadapannya. Aku tidak tahu siapa pria itu karena posisinya membelakangiku.
"Ah--Hyena!" Eomma melihatku dan begitu pun orang itu yang menoleh melihatku.
"Chanyeol?!!" Ucapku setelah melihat pria bertopi itu. Dia benar-benar datang ke rumahku? Dan mengapa tadi Sunhi tidak mengatakan kalau ada Chanyeol menungguku dibawah? Apa mereka bekerja sama? Kurasa rencanaku untuk berpura-pura sakit agar tidak ikut ketempat latihan Chanyeol, gagal!
"Annyeong!" Sapanya. Aku tahu pria itu sedang berpura-pura baik padaku didepan eomma. Dasar pria licik!
Aku berjalan menghampiri mereka. Eomma bangkit lalu merangkulku.
"Kenapa kau tidak bilang kalau kau ada janji dengan pria tampan ini?" Ucap eomma. Ia terlihat sangat senang melihat Chanyeol datang untuk menjemputku.
"Uhm---"
"Sudah, sekarang bersiaplah! Nak Chanyeol sudah menunggumu daritadi!" Ucap eomma sebelum aku menyelesaikan perkataanku, ia lalu tersenyum ramah pada Chanyeol. Pria itu tersenyum miring melihatku. Apa ia senang melihat rencanaku gagal?
"Tapi--"
"Chanyeol sudah menunggumu daritadi, kau tidak boleh mengecewakannya! Cepatlah ganti bajumu!!" Bisik eommaku yang terdengar seperti sebuah ancaman. Dengan sangat terpaksa, aku pun menuruti perintah eommaku.
"Chanyeol tunggu sebentar ya?" Ucap eomma ku lalu duduk kembali.
"Ne! Ahjumma!" Chanyeol mengangguk pelan. Aku menatapnya dengan tajam. Pria ini sangat-teramat egois! Dia mengedipkan satu matanya padaku. Dan sumpah! Rasanya aku sudah sangat teringin meninju hidungnya!
Dengan sangat-teramat terpaksa, aku mengganti pakaianku untuk ikut ke tempat latihan Chanyeol. Selama di perjalanan, aku tidak pernah berbicara apapun padanya. Aku masih sangat kesal dengan pria egois ini. Pandanganku hanya terfokus pada deretan gedung yang kami lewati. Dia pun juga begitu. Ia hanya fokus pada jalan raya yang cukup padat ini.
Sudah hampir 1 jam kami di perjalanan, apa tempat latihan mereka sejauh itu? Aku sudah sangat bosan berada dalam mobil sejujurnya. Apalagi bersama pria ini! Kubuka aplikasi instagramku untuk sekedar melihat postingan-postingan agar rasa bosanku bisa berkurang. Tiba-tiba mobil Chanyeol melaju dengan semakin lambat hingga akhirnya berhenti tepat dibelakang sedan hitam. Oh Gosh! Macet? Akan semakin lama aku berdiam bersama pria menyebalkan ini!
"Meskipun kau marah padaku kau akan tetap harus menuruti perintahku!" Ucapnya tiba-tiba dengan pandangan yang masih fokus kearah depan. Aku memincingkan mataku melihatnya yang sudah benar-benar memperlakukanku seperti seorang pembantu! Aku berusaha meredam amarahku. Karena aku benar-benar tidak ingin berbicara atau pun meresponnya. Namun kurasa pria ini akan terus memancing emosiku.
"Sampai disana kau harus bersikap manis padaku dan terpenting, lakukan apapun yang aku perintahkan dan jangan menolak atau berprotes! Ada dalam peraturan, kan? Asisten?!" Ucapnya dengan tersenyum licik. Dan demi Tuhan, aku sudah tidak bisa lagi menahan emosi yang kurasa sudah naik hingga ke ubun-ubunku.
"SIALAN!!!!!!" Aku menarik telinga kanannya yang lebar itu. Alhasil, ia menjerit kesakitan. Semakin ia menjerit, semakin kutarik juga telinga lebarnya. Aku harus melampiaskan kemarahanku sekarang. Ia sudah kelewatan!
Dia pikir dia siapa bisa mengatur-ngaturku seenaknya? Chanyeol berusaha menjauhkan tanganku, namun karena amarahku yang meluap-luap membuatku menjadi cukup kuat untuk bertahan menarik telinganya.
"YAA!!! Hentikaaan!!!" Teriaknya yang tidak akan aku pedulikan. Namun tiba-tiba ia menarik tanganku yang satunya lalu mendorong tubuhku hingga bertumpu pada pintu mobil. Dan jarak wajah kami sekarang hanya sekitar 20 cm. Matanya menatapku intens. Aku benar-benar terkejut. Jantungku berdegup dengan kecepatan dua kali lipat. Apa yang ingin pria ini lakukan padaku?
Wajahnya perlahan semakin mendekat. Seiring dengan degupan jantungku yang semakin kencang. Wajahnya yang datar itu sungguh menakutkan. Aku memejamkan mataku tak sanggup melihat matanya. Hingga akhirnya.......
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN! I've Fall In Love ( Park Chanyeol )
FanfictionBagaimana perasaan kalian jika berada di sekolah yang sama dengan sang idola? Kaget bercampur dengan senang bukan? Itulah yang dirasakan gadis berusia 17 tahun, Kim Hyena pada awalnya. Rasanya mimpi, setelah mengetahui bahwa beberapa member dari boy...