Lembaran demi lembaran terus kubalik. Sesekali kunaikkan dan kuturunkan kakiku dipinggiran sofa tempatku duduk saat ini. Cerita dalam novel yang diberikan pacarku--oh astaga benarkah? Rasanya aku belum percaya.
Yeah, novel yang kemarin Chanyeol berikan padaku. Jalan cerita maupun dialog antar tokoh didalamnya membuat kupu-kupu yang beterbangan diperutku semakin tak tertahankan. Rasanya aku ingin berteriak sekencangnya sekarang.
DRRTT..DRRTT...
Kurasakan benda bergetar dipangkuanku. Menyadari tanda adanya panggilan telepon itu mengharuskanku untuk menghentikan sejenak aktivitas favoriteku. Dan sungguh, orang yang menelepon itu sukses membuatku melontarkan sumpah serapah dalam hati.
Oh tidak, tidak! Kutarik semua sumpah serapahku.
Tertera disana, foto pria yang amat-sangat kukenal dengan sebuah icon kamera perekam dibawahnya. Bibirku mengembang tanpa kendali disertai pipi yang aku sangat yakin telah memanas sekarang. Jantungku jangan ditanya lagi. Konsernya telah dimulai didalam sana.
Setelah icon kamera perekam itu kugeser keatas tak lama muncul sosok manis dengan rambutnya yang acak-acakan serta kantung matanya yang sedikit bengkak disana. Pasti dia baru bangun. Dasar pemalas!
"Hai pacarku..."
Ya Ampun, baru mendengar dua kata itu saja jantungku sudah dibuat semakin berdegup gila. Bisa pasang filter di video call? Dia tidak boleh menyadari wajah merahku.
"Ya! Jangan panggil aku seperti itu!" Protesku dengan satu tangan yang menutupi wajah. Dan entah mengapa pria itu tiba-tiba terkekeh disana. Memangnya ada yang lucu?
"Jangan tutupi wajah merahmu, aku menyukainya.."
Boleh kututup telepon ini? Sebentar saja sungguh, Aku ingin berteriak.
Kuturunkan tanganku dan mulai meletakkan siku kiriku dipegangan sofa untuk menopang kepalaku.
"Apa aku mengganggumu?" Tanya Chanyeol setelah mengakhiri gelak tawanya.
"Sangat menggangguku! Aku sedang membaca novel tahu!" Dengusku yang sebenarnya hanya berpura-pura kesal. Seketika itu mimik wajah Chanyeol berubah datar.
"Oh begitu.. Mianhae.." Ucap Chanyeol dengan suaranya yang melemah. Apa? Dia benar-benar kesal dengan ucapanku?
"Tidak.. Aku hanya bercanda. Ih kau menganggapnya serius?" Aku berucap dengan kekehan kecil. Namun pria itu masih dengan ekspresi datarnya. Dan oh bahkan dia mulai mengalihkan pandangannya dariku. Astaga aku baru tahu ternyata pria ini sensitif sekali. Chanyeol masih tak bergeming disana.
Apa aku harus merasa bersalah sekarang?
Ayolah aku kan hanya bercanda.
"Mana mungkin--aku terganggu jika-pa-carku-menelepon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN! I've Fall In Love ( Park Chanyeol )
FanfictionBagaimana perasaan kalian jika berada di sekolah yang sama dengan sang idola? Kaget bercampur dengan senang bukan? Itulah yang dirasakan gadis berusia 17 tahun, Kim Hyena pada awalnya. Rasanya mimpi, setelah mengetahui bahwa beberapa member dari boy...