Aku bahagia.

64 14 0
                                    

1 April 1819

Hari dimana aku telah bersekolah di international school  di hindia belanda , tak ada yang spesial disana , memasuki kelas , perkenalan , dan  duduk disalah satu bangku yang ada disana .

Banyak yang belum mengenalku lebih jauh , hanya sebatas menyapah , dan sudah itu saja , tak ada yang lebih dari itu
Dan selalu seperti itu selama berbulan bulan sangat membosankan .

Singgah suatu kejadian datang menimpah ku .

10 mei 1819

Aku sudah mulai terbiasa dengan situasi seperti itu lambat laun aku mulai bisa beradabtasi , aku juga mulai dikenal oleh banyak orang disekolah itu karena , kepintaran dalam mengusai segala bidang , sertaa "katanya" paras cantikku membuat semua orang merasa nyaman dekat dengan ku , serta banyak sekali yang senang berteman dengan ku , aku tak memikirkan apakah mereka tulus berteman dengan ku atau tidak apa Karena aku dari bangsawan yang kaya raya , mungkin disana keluargaku penghasil rempah rempah paling banyak diantara yang lain.  Tapi aku tak peduli dengan semua itu , aku berteman dengan siapa saja , aku memperilakukan semua orang sama tak membedakan dengan penduduk campuran atau apa pun itu , hingga suatu saat....

Syelena anather smith , Rebecca valNewton , Mariana syamlitha

mereka merupakan bangsawan terkaya sama seperti ku , dan orang tua mereka juga merupakan teman baik ibu ku , banyak sekali aku mendengar isu isu bahwa mereka iri dengan ku , karena aku dikenal oleh banyak orang karena prestasiku , tapi aku selalu menghiraukannya , tak peduli apa yang mereka katakan padaku .

Aku mempunyai teman yang bernama , putri aku tak tahu nama kepanjangannya , hanya itu saja yang kukenal , aku juga tidak terlalu tahu latar belakang keluarga putri , sama seperti livana , aku berteman baik dengannya , dia sangatlah baik padaku . Dia sering mengenalkan ku tentang hal hal baru yang tak pernah aku temukan dimana pun , dia selalu mengajak ku keperpustakaan , kataanya perpusatakaan bukan hanya tempat untuk membaca buku , ataupun mendapatkan ilmu . Tempat ini juga merupakan tempat yang baik , tempat dimana kita ingin meluapkan kesedihan , masalah , atau apapun itu .
Aku sudah sangat bersyukur telah dipertemukan dengannya , mungkin ia adalah pengganti livana , yang sekarang pergi entah kemana .

Disekolah aku selalu mendapatkan penghargaan , karena prestasi yang aku dapatkan , banyak sekali disana tak sedikit orang orang , membicarakan itu , aaahh , apalagi , dari bangsawan syelena , rebecca , maupun mariana .
Tapi , putri selalu memberitahu ku , jangan lah sombong , dan tetaplah besikap ramah kepada siapapun karena , yang aku dapatkan hanyalah anugrah yang tuhan beri kepadaku , ujar putri saat di perpustakaan , aku hanya manggut manggut , paham atas ucapan putri barusan .

****

Tanggal 20 mei 1819
Aku sudah mulai mengerti , bahwa jika ingin dikenal oleh orang orang , aku haruslah memiliki keistimawaan yang membuat orang menjadi kagum .
Aku sangatlah senang , karena berkat prestasiku ini , ibu ku tak pernah diejek ejek karena prilaku ku yang tak baik , ibu dan ayah ku sangatlah bangga kepadaku , aku sekarang telah menjadi pemain piano profesional , serta pelajar yang berpestasi . Aku sangatlah senang , sangat amat senang .

Berkat prestasi ku ini , Syelena anather smith , Rebecca valNewton , dan Mariana syamlitha
Mulah mulah ingin mendekati ku , dan mencoba menjadi teman ku . aku merasa sedikit senang karena Syelena beserta teman temannya , sangatlah jarang berteman dengan yang lain kecuali komplotannya sendiri , karena mereka hanya mau berteman dengan orang orang yang bisa disebut berkelas , Kaget itulah yang aku rasakan , saat mereka mendatangi bangku ku dan berbincang ria dengan ku , awalnya aku membicarakan sesuatu kepada putri , tapi keadatangnnya membuat putri merasa diusir karena kedatangannya seolah olah mereka tak mau ada putri disana . Karena hal itu , aku merasa tak enak hati dengan putri.

" hey tuan putri dari anak nyonya merry board? , ujar syelena sambil membungkukan badan
" ya ada apa ? , marlina berkata ragu , membungkukan badan menjawab salam hormat dri syelena
" tidak kami disini , hanya ingin mengenalmu lebih jauh saja , tak mau mendengar desas desus rumor dri sekolah ini " . Ujar mariana
"Siapaa tahuu kita bisa jadi teman akrab , upssss , hahahahahah, ujar rebecca tertawa
sinis
" mungkin semoga , bisa seperti itu , jawab marlina sedikit senang dan cangguh tentunya
"Baiklah , kami disini ingin mengundahmu diacara makan malam tuan putri alaahh , Rebecca , kaau mau ikut?? , ujar Rebecca bersamaan

Ituu sangaatt menyenangkan , kami sangat ingin mengundangmu diacara makan malam itu , kaau kan dari anak bangsawan yang sangat kayaa , kau pantas kami undang , kalau anak campurann seperti teman mu putri itu tak pantas sekalii , ujar Syelena menyindiri putri , yang sendari tadi menguping pembicaraan mereka .

"Kau mau marlina?? " , ujar mariana meyakinkan
Tentu saja , kenapa tidak. Hahaha , ucap marlina tertawa senangg.

Marlinaa , ayo kita ke meja makan perjamuan sekolah , ayolaahh " ujar syelena semangaat sekali

" ouh ta...ppii aaa..kkku " melirik kearah putri
Ayollaah ini sangat mengasyikkan , lengan marlina ditarik paksa oleh syelena cs untuk menuju meja makan perjamuan , akhirnya mau tak mau marlina ikut dengan merekaa , sedari tadi hati marlian sangat mendambakan bisa bergabung ke komplotan bangsawan yang sangat terpandang di HINDA BELANDA , kapan lagi kesempatan seperti ini bisa terulang kembali .

Mereka pun pergi keluar kelas dan menuju meja perjamuan.

Tinggal lah sendiri putri dikelas , sekilas mata putri mengisyaratkan kekecewaan terhadap sahabat karibnya , marlina tidak membelanya saat ia dihujat olh syelena dan teman temannya , mata putri mulai bekaca kaca , ingin sekali menangis tapi berusaha ia tahan , ia tak boleh egois kepada sahabatnya , sahabatnya terlihat sangat senang , " aku tak boleh mengacaukan kebahagiaan yang sedang terjadi pada sahabatku....... MARLINA .

Marlina - 1000 kalimat ku tuliskan diatas kertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang