Piano tua pemberian ibu

73 14 4
                                    

Marlina berada didalam kamarnya memandang keluar jendela , melihat seorang lelaki tua bermain piano dimalam hari didepan sebuah toko yang nampaknya sudah lama tak dihuni , laki laki tersebut sangat berbeda dan terkesan mencolok diantara kaum inlander disana , sepertinya lelaki tua itu bukan penduduk asli di HINDIA BELANDA , wajahnya putih pucat dengan rambut yang memutih . Bermain piano dengan aamat lincah , not not yang ia mainkaan membuat kepalaku manggut manggut menikmat alunan musik yang ia mainkan.
Marlina : wawww sangat menakjubkan , hebat sekali kau pak tua (marlina berdecak didalam hatinya)
Marlina : aku ingin sepertinya , bisa bermain piano , bisa menumpahkan isi hati dan perasaan , pada sebuah lagu ,
(alunan musik membuatku tak ingin pergi dri tempat ini , aku berharap pak tua itu memainkan piano hingga besok , aku tak ingin ia berhenti , alunan musik yang ia mainkan membuat ku menjadi tenang)
Marlina : aku ingin bisa bermain pianoo , aku haruss bisaa , aku akan memberitahu jongos jongos disini setahu ku jongos disini ada yang bisa bermain piaano , oohh tuhaan aku taak sabar menunggu hari esssokkkkkk..

********
11 maret 1819
Pagi hari pun tiba , suara burung berkicau , ayam berkokok seolah olah merupakan alarm bagi penduduk di BATAVIA , marlina tak perlu payah payah menyetel alarm lagi untuk membangun kan nya , toh dibangunkan olh seekor ayam hhmm menurutku menarik , karena dibelanda sangat jarang ada ayam yang berkokok pada pagi hari , kebanyakaan pada menyetel alarm :)

Marlina : hoaaammm , terbangun ditempat yang berbedaa , dinegara yang berbeda , daan alarm baruuu , XD (marlina tertawaa)

Seekor burung bertengger dijendela marlina.

Marlina : hayy burung burung kecill , semoga hari ini , hari keberuntunganku , doaa kan ku yaa . Wish me luck🙏
Marlina turun menyusuri anak tangga menemui ayah dan ibunya , ternyata ayah dan ibunya pergi berkerja sehingga dirumah hanya ada dia dan jongos jongos dirumah ini.
Marlina : menurut ku sangat terlalu pagi jika harus memulai berkerja , lebih baik aku menemui jongos lalu menanyakan apakah ia mau mengajarkan ku bermain piano.

Marlina mencari dan bertanya apakah ada para jongos yang lihai dalm bermain piano dan mau mengajarkannya
ternyata ada 1 jongos yang pintar bermain piano dan mau mengajarkannya , namanya livana marliana , nama yang indah ucap marlina didalam hati , umurnya 17 tahun masih remajaa. Remaja yang cantik .
Livana : nyonya ingin bermain piano?
Marlina : hhmm , jangan panggil aku nyonya livana , panggil aku marlina , aku tak suka jika dipanggil nyonya , kau dan aku sama , hanya beda umur saja , yang jelas jelas umur mu jauh dengan umurku ;) . Ya aku ingin bermain piano , aku suka jika ada orang bermain piano , maukah kau mengajarkan ku livana?
Livana : ouh maafkan aku marlina , tentu aku mau kenapa tidak ;) , apakah kau punya piano?
Marlina : itu yang sekarang jdi masalah aku tak punya piano ? Dulu aku punya piano pemberian dri ibu , tapi,,, sekarang aku tak tau dimana . Aku akan menanyakannya jika ia pulang nanti :) . Terimakasih livana karena telah mau mengajarkan ku bermain piano , maukah kau menjadi teman ku livana?
Livana : sama sama marlina , haa benarkah , sungguh aku mau sekali marlina , tapii,, apa tak pantas aku berteman dengan mu marlina , kau sangat yang berbeda jauh dengan ku , tak pantas kah seorang jongos berteman dengan anak majikan ;(
Marlina : aku tak sukaa jika kau membedakan aku dan kau , aku mencari teman tidak memadang siapa dia , aku tak memadang dia kaya atau pun miskin , jongos ataupun anak raja , kau dan aku sama saja livana , aku ingin kau dan aku berteman , teman dengan tulus tanpa memandang apapun , maukah?
Livana : ouhh marlinaaaa kau baik sekalii terimakasih telah mau berteman dengan ku (menangis tersendu sendu) kau tak seperti mereka yang suka memamerkan harta dan menyombongkan diri , mengejek dan merendahkan orang orang miskin .
Marlina : kita akan menjadi teman karib percayalah (marlina tersenyum tulus)

**********
Tak lama pun ayah dan ibu pulang kerumah sambil membawa sebuah piano tua , yang tak asing jika dilihat.

Marlina langsung berlari riaaa menemui merry dan jeremmy dengan senyum mengembang
Marlina : ibuuuuu apakah ituu piano yang dulu ibu berikan kepadaa kuuuuuu!!?????
Merry : yaaa ibu lupa menurunkan piano ini dri mobil , kau mau memainkan piano ini , apa tak mau beli yang baru marlina?
Marlinaa : tidaak aku taak mau jika dibelikan yang baru , aku mau yang ini piano yang dulu ibu berikan kepdaku
Merry : apakah kau masi bisa memainkan piano ini , kulihat kau tak pernah lagi meminkan piano tua ini?
Marlina : yaa itu dulu ibu , sekarang aku akan lebih mendalami dalam bermain piano sehingga aku bisa menjadi pemain piano profesional , bisa memainkan berbagai irama menjadi sebuah musik yang mengalun indah , waahh itu impiannn besar ku ibu ayah :) .
Jeremmy : aaminn semoga omonganmu dikabulkan olh tuhan marlinaa
Merry : baiklah aku akan menyuruh jongos untuk membawa piano ini kekamar mu .
Jeremmy : siapa yang akan mengajarkan mu bermain piano marlina?
Marlina : oouhh tenangg ayaah aku akan meminta teman ku untuk mengajarkan ku bermain piano ( marlinaaa senang bukan maain)
Merry & jeremmy : temaan?? , siapa?? (Merry dan jeremmy bingung bukan main , marlina blum pernah mempunyai teman sebelumnya )
Marlina : Jongos yang berkerja disini ibu ayah :)
Merry : aapaaaaaaa!!!???
(Merry kaget bukan main , atas perkataan yang dilontarkan olh anak gadisnya)

Haayy pembaca setiaa , Mohon maaf jika part ini gaje guyss , karena hari ini aku sangat sibuk , susah sekali menyempatkan untuk menulis part selanjutnya , tapi tenang saja aku akan berusaha untuk ngepost cerita setiap harinya . Dan aku juga sedikit menggati deskripsi cerita ini guys , hanya menggati sedikit , tak jauh berbeda dengan deskripsi yang lama Jangan lupa divote yah guys cerita ku ini , supayah aku tambah semangat dalam membuat cerita , thank you ❤️❤️

Marlina - 1000 kalimat ku tuliskan diatas kertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang