Maaf nih pembaca setia Marlina
Karena jarang updet , karena akhir akhir ini aku sangat sibuk , tapi sebentar lagi sekolah akan libur panjang , dan aku akan usahakan bakal updetnya cepet , jangan lupa divote and comment terus ceritanya , love you guys
❤️***
Aku duduk seorang diri di salah satu bangku dipaling pojok , menyudut , tak tau harus melakukan apa, tak ada yang mengajak ku bermain , teman teman sekelas ku tak ada yang mau mendekati kuh , boro boro mendekati , mereka saja tak menganggab ku ada . Dulu marlina lah yang selalu mengajakku bermain , bercerita , lalu ke perpuastakaan bersama - sama , bercerita tentang fosil fosil , lalu sejarah sejarah dan latar belakang orang orang di Netherland . Tapi itu dulu .
***
Aku menatap bangku sahabatku disamping , pandangan ku menyapu seluruh keadaan kelas , kudekap tubuh ku kuat , suasana kelas berubah menjadi sangat dingin , padahal cuaca diluar kelas panas , ku hembuskan nafas sedalam dalamnya , tanpa sadar air mata ku menetes , aku sangat bersyukur karena tak ada yang melihatnya sekarang , aku berucap didalam hati , dengan perasaan campur aduk ,
Setidaknya aku masih dapat duduk dengan mu walau tak pernah berbicara , " ucap putri , tersenyum perih "Ku tatap bangku marlina , lalu berpaling , menatap langit langit kelas dengan senduh . Mata ku beralih dengan penah coklat tua pemberian sahabatnya dulu
" aku rindu dengan mu , hanya kau yang aku miliki disini , jika kau pergi aku tak tahu bertumpu dengan siapa , hanya kau yng aku miliki disini , tak ada yang lain " ,
" putri berhenti berkata memegang kuat pena pemberian sahabtnya dengan berdecak kuat"
Kau tak boleh egois , kau jahat , sahabat mu sedang berbahagia kau tak boleh seperti itu , kau harus yakin , dia akan kembali lagi dengan mu , dan bersenang senang seperti dulu lagi , aku yakin itu , " ujar putri ternyum perih "***
Haahahahahaha , kau bodoh sekaliiii , rebecca " ujar marlina tertawa keras "
Hahahaha aku tak tahu jika kau bisa melakukan itu semuaa , " syelena menimpali "
Jadi bagaimanaa?? , setuju untuk pestah malam nanti " mariana bertanya tanya , dengan tak sabar "
Yaaa , setuju kitaa harus terlihat sangat indahh , didepan mereka , dan aku akan bermain piano diacara ituu , " ujar marlina semangat 45 "
Putri mengangkat kepalanya dengan lunglai memadang kearah pintu , yang merupakan sumber suara tersebut , yang memecah keheningan kelas
Mata putri langsung terfokus menatap seorang yang sangat ia sayangi , yang selalu ada untuknya , jika boleh jujur ia sangat senang , baru pertama kalinya ia melihat marlina tertawa bahagia , biasanya jika dengannya marlina selalu bersedih , " aku memang pembawa buruk bagi kehidupan mu marlina , ujar putri , miris "
Marlina dan teman teman tentunya memasuki kelas dengan pandangan yang berbeda , karena dikelas itu cumana ada aku , HANYA AKU .
Hhmmm sepertinya , kita tidak bisa berbicara tentang hal penting disini , yang hanya diketahui oleh seorang bangsawan yang sebenarnya , bukan nyaa campuran
"mereka tertawa terbahak bahak kecuali marlina"
Marlina hanya diam menatap putri yang sepertinya hampir menangis , putri memiliki hati yang lembut jadi sangat mudah jika membuatnya menangis , segala sesuatu pasti ia lakukan dengan perasaan yang tulus , sangatlah mudah bagi putri untuk menangis . tapi tak mungkin jika ia harus mendatangi putri , pasti dia akan dijauhi olh teman temannya .
Kenapa kau menatapnya , kau merasa iba dengannya!! , ujar syelena membentak
Tidakkkkk , " ujar marlina berkata cepat "
Aku hanya kesal dengannya , karena dia hidupku tak karuan , aku sangat menyesal karena berteman dengannya .Baguslah , marlina besok adalah pestahnya , aku mau kau kerumah ku pulang sekolah , tugas sekolah ku , mariana , dan Rebecca menumpuk , kami tak bisa mengerjakan semuanya , kami tak pintar dibidang itu , maukan kau mengerjakannya ? Bukan kah kau gadis yang pandai ? , " tersenyum sinis ,
Tentu , lagi pula aku tak sibuk hari ini heheh
" ujar marlina , setenga gugup "Baguslah , karena kepintaran itu harus digunakan untuk menolong teman , bukan kaahh ituuu baikkkk , " rebecca tertawa sinis "
Kami pergi ,,,,
Syelena , melangkah mendekat kearah telinga marlina , membisikan sesuatu yang sangat halus , yang hanya bisa didengar oleh marlina saja ,JANGAN DEKATI GADIS ITU , ATAU NAMA BAIK MU AKAN HANCUR , DAN IBUMU AKAN MEMBENCI MU
Syelan berjalan mundur , tersenyum sinis , amat sinis . lalu menepuk pundak marlina , lalu pergi keluar kelas dengan teman temannya .
Marlina mematung mendengar kalimat yang dilontarkan gadis itu , ia memandang sepatunya lekat lekat , aku sudah berjanji tak ingin mengecewakan ibu ku lagi , tapi begitu kotornya gadis campuran di mata mereka " marlina berdecak didalam hati "
" Diluar KELAS "
HAHAAHAH DASAR GADIS BODOH , ujar syelena tertawa kerass
Sangaattt bodoh , mudah sekali membuat gadis itu tertunduk , " Rebecca tak kalah senang "
Dengan seperti itu , kita mudah menghasutnya , dan dengan seperti itu nilai nilai ujian kita akannn baguss tentunya dan pasti kemauan ku akan dituruti oleh keluarga kuu , oooooohhhh maaayyyy , " ujar mariana tak kalaah senang
Bukan itu inti dari semua ini , kita hanya mau membuat keluarga Board hancur , kalian tidak ingat "
Ujar syelena berdecak kesal , akan teman temannyaJANGAN MARAH KAMI TIDAK AKAN LUPA TUJUAN ITU
" Ujar mereka serempak!! "DALAM KELAS....
Marlina berjalan mendekati bangku nya , yang tentunya disamping putri
Marr.... , ucap putri
Ada apa lagi , bisa tidak kau tak usah memanggilku , " ujar marlina kesal "
Duduk diatas kursi , lalu mengambil bekal didalam tasnya , dan siap siap untuk memakannya
Terimakasih karena telah jujur kepada ku , aku tak tahu jika selama ini , aku hanya berbuat salah kepada mu , maaf jika kelakuan ku ini membuat kau menyesal karena berteman dengan ku , aku tak pernah merasa seperti itu
Putri berusaha untuk menahan agar butiran butiran bening itu tidak jatuh dikelopak matanya.
Marlina tertegun , kata kata putri menohok hatinya
" Sesungguhnya aku tak mau seperti ini , put "
Ujar marlina lirih , tapi tak terdengar oleh putri
KAMU SEDANG MEMBACA
Marlina - 1000 kalimat ku tuliskan diatas kertas
Novela Juvenil" Ini adalah tentang kisah kehidupan Marlina , yang bisa dibilang cukup tragis , dibalik senyumnya , ia menyembunyikan penyesalan yang cukup berarti , dimasa hidupnya " " Sangatlah susah mengajak marlina menceritakannya kisah hidupnya , karena Marli...