Jarak takkan jadi masalah, karena Allah tetap akan menyatukan kita dalam ikatan yang suci jika waktunya telah tiba.
* * *
MENYIAPKAN BATIN
Ardi menatap Rasya dengan cara yang konyol seperti biasanya. Begitupula dengan Rasya, pria itu juga tengah menatap Ardi dengan cara konyolnya yang biasa.
"Mau sampai kapan kalian berdua adu pandang begitu? Kalian berdua tidak pernah berubah ya...," gerutu Risya yang sedang membereskan rumah.
Rasya dan Ardi pun menghentikan kegiatan yang sangat tidak berfaedah itu. Marni - Ibu mertua Ardi - keluar dari dapur dengan membawa cangkir-cangkir berisi jamu.
"Silahkan di minum Nak Rasya..., jangan loyo..., kalau mau menikah itu harus tangguh, biar cepat punya momongan...," celetuk Marni, lalu kembali masuk ke dapur.
Rasya mengedip-ngedipkan mata kanannya pada Ardi, yang wajahnya sudah memerah karena malu.
"Kode tuh...," goda Rasya.
"Kode..., kode...! Kamu pikir gampang bikin momongan?," balas Ardi dengan gemas.
Risya mendekat ke arah mereka setelah selesai menyapu halaman.
"Kalian berdua sedang membicarakan apa?," tanya Risya.
"Jamu!," jawab Ardi dan Rasya, kompak.
Risya mengerenyitkan keningnya karena merasa heran, namun ia memilih untuk segera berlalu menuju dapur sebelum ketularan konyol seperti dua pria itu.
Ardi dan Rasya meminum jamu mereka dengan wajah menggemaskan karena menahan pahit.
"Pahit ya Akh...," ujar Rasya.
"Namanya juga jamu Akh..., kalau mau manis... ."
"Gula?."
"Ukhti Nilam...," goda Ardi dengan senyuman paling jahil di wajahnya.
Wajah Rasya memerah, Ardi memperhatikan hal itu.
"Sejak kapan sih kamu suka sama Ukhti Nilam?," tanya Ardi, penasaran.
Pasalnya, Ardi sangat tahu kalau Rasya bukan tipe pria yang mudah menyukai orang lain terutama kaum hawa. Dia tipe pria yang berpegang teguh pada satu hal. Jadi, sekali Rasya menyukai Nilam maka hatinya takkan berubah.
"Sejak aku membawa pulang buah mangga yang jatuh dari pohon di depan rumah Abah," jawab Rasya, seakan tengah mengenang masa lalu.
"Ah..., sejak kamu dimaki-maki pertama kali sama Ukhti Nilam itu..., yang pada akhirnya Ukhti Nilam dibela sama Abah..., dan kamu dipermalukan..., HAHAHAHAHA!!!," ujar Ardi, sambil tertawa terbahak-bahak.
Rasya menatapnya dengan sengit.
"Akh Ardi yang aku sayangi..., bisa nggak..., sekali saja kamu tidak membuat kebahagiaanku rusak karena kekonyolanmu itu??? Kenanganku yang indah bersama Ukhti Nilam berubah seketika menjadi kenangan memalukan kalau kamu yang mendeskripsikan ceritanya...," geram Rasya.
Risya keluar dari dapur dengan sepiring bakwan yang masih panas.
"Apa yang dikatakan suamiku itu benar Akh Rasya..., memangnya Akh Rasya tidak merasa dipermalukan saat itu?," tanya Risya, sambil menahan tawanya.
Rasya menatap Risya dengan tatapan tak percaya.
"Belum genap enam bulan Ukhti menikah dengan Akh Ardi..., kok sudah ketularan sama kekonyolannya? Hari itu aku nggak dipermalukan kok di depan Abah...," bantah Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semerbak Wangi SURGAWI [SUDAH TERBIT]
Spiritual[COMPLETED] Rank #1 in Salwa - 18Mei2018 Rank #34 in Spiritual - 01Juni2018 Insya Allah, aku tidak akan pernah melihatmu dari masa lalumu. Insya Allah, aku tidak akan pernah mengungkit keburukan yang pernah ada dalam dirimu. Insya Allah, aku tidak a...