Saudara adalah orang terdekat yang bisa kita andalkan disaat kita terhimpit kesulitan.
* * *
YANG SEJUJURNYA
Risya duduk di antara Salwa dan Nilam. Kiana dan Diva berada di hadapannya. Mereka berkumpul di rumah Nilam dan Rasya sekaligus untuk merayakan syukuran atas kehamilan Nilam.
"Ukhti..., katakan dengan jujur pada kami. Sebenarnya apa yang terjadi sehingga kalian tidak bisa memiliki anak?," tanya Diva, hati-hati.
Risya mengambilkan berkas hasil pemeriksaan dari Dokter sejak beberapa bulan yang lalu dari dalam tasnya. Diva menerimanya dan membiarkan Kiana membacanya. Risya pun duduk kembali di antara Nilam dan Salwa.
"Seharusnya Ukhti mengatakan hal ini pada kami," ujar Nilam.
"Benar, kami ini keluarga Ukhti juga..., kenapa hal seperti ini harus di sembunyikan?," tanya Salwa.
"Kita mungkin masih bisa mengusahakan jalan lain Ukhti," ujar Diva.
Kiana menutup berkas itu dan menatap Risya dengan mata berkaca-kaca.
"Sudah tidak ada jalan...," ujarnya.
Semua mata menatap ke arahnya kecuali Risya.
"Rahim Ukhti Risya sudah divonis rusak total sejak mengalami kekerasan seksual bertahun-tahun yang lalu. Dokter tidak bisa mengusahakan apapun lagi untuknya," jelas Kiana mengenai isi berkas tersebut.
Semua mata menatap ke arah Risya, dan mereka kembali merasa bersalah karena sudah memojokkan wanita itu.
"Saya merasa malu, bukan hanya pada kalian, tapi juga pada diri saya sendiri dan bahkan pada suami saya. Saya serba kekurangan, sama sekali tidak sempurna, tapi dia tetap bersikukuh untuk tidak meninggalkan saya. Saya benar-benar merasa malu," Risya pun kembali terisak.
Isak tangisnya kali ini begitu menyayat hati. Nilam memeluknya erat-erat dan menangis bersama wanita itu.
"Saya hampir berusaha melepaskan diri dari pernikahan ini dan ingin memintanya untuk mencari wanita lain yang bisa memberinya anak. Tapi dia tidak mau, dia selalu meyakinkan saya bahwa menikah dan hidup bersama saya sudah lebih dari cukup baginya. Dia sudah sangat merasa bahagia, begitu pula dengan apa yang mertua saya katakan. Hingga akhirnya saya hanya bisa pasrah dan diam dengan keadaan saya yang tidak sempurna ini," jelas Risya.
"Afwan Ukhti Risya..., seharusnya kami tidak menyudutkan Ukhti," ujar Kiana.
"Kami benar-benar tidak tahu kalau Dokter sudah memvonis Ukhti seperti ini. Tolong maafkan kami," pinta Diva.
Risya mengangguk di pelukan Nilam. Salwa mengusap punggungnya dan bersandar di sana.
"Allah akan selalu memberikan jalan yang lain bagi hamba-Nya yang bersabar Ukhti..., jadi tetaplah bersabar agar Allah membukakan jalan kebahagiaan untuk Ukhti dan Akh Ardi," saran Salwa.
Risya gantian memeluk Salwa yang sudah ia anggap seperti Kakaknya sendiri. Wanita itu tak pernah pergi dari sisinya, dia dan Firman selalu ada, kapanpun Risya dan Ardi membutuhkan pertolongan atau sekedar sandaran.
'Jika saja waktu bisa diulang, maka aku akan memohon pada Allah agar kau benar-benar menjadi Saudariku.'
* * *
Ardi menatap langit yang begitu cerah berwarna biru dan awan-awan yang berarak mengitarinya. Salman merangkul pria itu dengan hangat.
"Aku begitu mencintai Risya Akh, sehingga setiap kali berdo'a kepada Allah, aku selalu mengatakan bahwa aku tak ingin apapun lagi selain hidup bersamanya. Aku tidak pernah berpikir kalau Allah akan mengabulkan do'aku, namun do'a itu juga yang membuat Risya terluka seperti ini," ujar Ardi.
"Ini bukan salah kamu Akh..., ini sudah kehendak Allah," tegas Daniel.
"Kamu benar Akh Daniel, tapi seandainya dulu aku lebih cepat bertindak untuk menyelamatkan Risya, maka jadinya tidak akan seperti ini. Risya mungkin bisa memiliki anak dan menjadi Ibu seperti impiannya selama ini."
"Akh Ardi..., kamu manusia biasa. Mana mungkin kamu tahu segalanya yang akan terjadi. Usahamu untuk menyelamatkan Ukhti Risya sudah lebih dari cukup, dan Allah sangat tahu apa yang kamu lakukan demi kebaikannya," bantah Rasya.
"Tapi sekarang dia menderita Akh Rasya, dia menderita karena kenyataan setelah menikah denganku."
Firman mendekat dan menepuk pundak Ardi dengan tegas.
"Ukhti Risya tidak merasa menderita karena menikah dengan Akh Ardi, dia hanya merasa malu dan gagal menjadi wanita yang sempurna di dalam rumah tangga kalian. Akh harus lebih peka, dan harus lebih tanggap akan apapun yang disimpan oleh Ukhti Risya di dalam hatinya. Karena wanita itu adalah tulang rusuk yang bengkok, tidak bisa kita jadikan lurus karena akan patah, dan tidak bisa juga kita biarkan karena akan salah. Maka jalan satu-satunya adalah dengan komunikasi. Sering-seringlah bertanya padanya, agar dia tidak menjadi pribadi yang tertutup," saran Firman.
Salman tersenyum.
"Apa yang Akh Firman katakan adalah benar, sekarang Akh Ardi harus lebih peka terhadap Ukhti Risya. Insya Allah, kami akan mendo'akan kalian berdua agar tetap berbahagia meskipun memiliki kekurangan," ujar Salman.
"Amin...," balas Ardi.
'Tidak akan pernah aku menyerah atas dirimu. Insya Allah, aku akan terus membahagiakanmu.'
* * *

KAMU SEDANG MEMBACA
Semerbak Wangi SURGAWI [SUDAH TERBIT]
Spiritual[COMPLETED] Rank #1 in Salwa - 18Mei2018 Rank #34 in Spiritual - 01Juni2018 Insya Allah, aku tidak akan pernah melihatmu dari masa lalumu. Insya Allah, aku tidak akan pernah mengungkit keburukan yang pernah ada dalam dirimu. Insya Allah, aku tidak a...