BAGIAN 16

11.9K 896 10
                                    

Ada banyak hal yang menjadi alasan sebuah kebaikan di dunia ini, maka jangan pernah takut untuk menggunakan hal-hal tersebut.

* * *

MEMINTA PENDAPAT

"Bu Asri ada-ada saja deh..., masa ngasih tugas berdasarkan penjelasannya yang cuma satu kalimat...," Desi meremas-remas kertas dengan penuh kekesalan.

"Iya, gimana caranya kita mau isi kertas HVS kosong ini dengan penjelasan secuil macam itu," tambah Rena, yang terlihat putus asa.

Syifa tak mengacuhkan kedua temannya itu, ia malah terus saja mengitari rak buku di perpustakaan madrasah untuk mencari referensi mata pelajaran Akidah Akhlak.

"Sudahlah Ukhti Syifa..., sampai kiamat pun nggak akan kita temukan penjelasannya," ujar Desi.

"Lebih baik kita kembali saja ke pondok, sudah hampir sore," ajak Rena.

"Kalian duluan saja, nanti aku menyusul," balas Syifa.

Kedua temannya sudah pergi, sementara Syifa masih tetap gigih mencari di rak buku hingga yang paling teratas. Mira - penjaga perpustakaan - datang mendekat padanya.

"Masih mencari Ukhti?," tanya Mira.

"Iya Ukhti..., saya belum menemukan referensi yang saya cari," jawab Syifa.

Mira tersenyum padanya.

"Biasanya siswa atau siswi di sini akan bermalas-malasan jika diberi tugas oleh Guru. Kamu kok malah mati-matian mencari...," ujar Mira.

Syifa balas tersenyum.

"Karena kata Ummi-ku, tugas yang diberikan oleh Guru adalah sebagian dari amanah. Kita sebagai manusia wajib untuk memenuhi amanah itu, karena dari sebuah tugas itulah kita belajar untuk memegang amanah yang lebih besar di masa depan," jelas Syifa.

Mira terdiam dengan jawaban yang ia dengar dari mulut Syifa. Gadis itu menjawab dengan segenap kepolosan yang dia punya dalam dirinya.

"Ukhti di bimbing oleh Bu Asri?," tanya Mira lagi.

"Iya..., saya dibimbing oleh Bu Asri dalam mata pelajaran Akidah Akhlak," jawab Syifa.

"Ukhti sudah tahu, kalau ada Guru Akidah Akhlak selain Bu Asri?."

Syifa menatap Mira dengan mata berbinar.

"Kalau Ukhti tidak bisa menemukan referensi yang tepat, Ukhti bisa bertanya pada Pak Firman. Dia juga Guru Akidah Akhlak di kelas sebelas," saran Mira.

Senyum Syifa benar-benar mengembang di balik niqob-nya.

"Syukron Ukhti..., saya akan ke rumah Pak Firman sekarang juga, Assalamu'alaikum," ujar Syifa, bersemangat.

"Wa'alaikum salam...," balas Mira, yang ikut berbahagia ketika melihat senyuman di wajah Syifa.

'Bagaimana bisa remaja seusiamu sangat antusias akan sesuatu yang baru seperti itu? Kamu mengingatkan aku pada sosok seseorang di masa lalu.'

* * *

Tok..., tok..., tok...!!!

"Assalamu'alaikum...," ujar Syifa, di depan rumah Firman dan Salwa.

"Wa'alaikum salam...," jawab Salwa.

Tak lama kemudian, pintu rumah itu pun terbuka. Sosok Salwa tersenyum sangat bahagia saat melihat Syifa berada di depan pintu rumahnya. Ia pun memeluk gadis cantik itu dengan erat.

Semerbak Wangi SURGAWI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang