[14] I'll Forget You

2.4K 183 10
                                    

Pagi hari yang ditunggu-tunggu Jungkook pun tiba. Sebenarnya tidak lama menunggu cahaya matahari di pagi hari ini buat Jungkook, karena ia tiba di Korea saja pukul 4 dini hari. Jadi hanya hitungan beberapa jam saja.

Eunha belum terbangun dari tidurnya. Jungkook juga tidak berniat untuk membangunkan Eunha yang sedang menikmati tidurnya dari semalam.

Yerin dan Taehyung sudah pulang dari jam 5 dini hari tadi. Yerin juga harus istirahat dan harus masuk kerja paginya. Masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan di kantor.

Jungkook sekarang sedang memasak bubur biji wijen. Saat Eunha bangun, sudah tersedia sarapan untuk mengisi perutnya yang kosong.

"Bubur kesukaan kamu, semoga kamu jadi jauh lebih membaik." Gumam Jungkook sambil mengaduk-ngaduk bubur diatas kompor.

"Engg.." Terdengar suara erangan baru bangun tidur dari sebuah kamar.

Eunha terbangun dari tidurnya, ia merasakan tubuhnya sudah sedikit membaik. Ia berdiri dari tempat tidur, ia berjalan ke dapur, ia mendengar seperti ada seseorang disana.

"Mungkin Yerin.." Pikir Eunha.

"Eh— kamu sudah bangun? Ayok sarapan dulu." Jungkook menyadari kehadiran Eunha, langsung menggandeng tangan Eunha, menuntunnya duduk di meja makan.

Saat Jungkook baru saja menyentuh jemarinya, Eunha langsung menepis tangannya. Seolah-olah tidak ingin Jungkook menyentuhnya, meskipun hanya jemari tangan.

Tatapan matanya yang tajam dan dingin, menandakan bahwa dirinya masih marah akan perbuatan Jungkook. Kilasan foto-foto itu masih sangat jelas di otak Eunha.

"Aku akan jelaskan semua." Jungkook hatinya sakit saat melihat Eunha bersikap dingin kepadanya.

"Foto itu sudah menjelaskan semua tentang hubungan gelapmu dengan anak bosmu itu."

"Aku dijebak sa—"

"Cukup!"

Eunha memegang kepalanya. Lagi-lagi kepalanya merasa pusing. Ia mulai tidak bisa berdiri seimbang dan itu membuat ia terjatuh lagi.

"Eunha— sayang, kamu baik-baik sajakan?" Jungkook panik karena Eunha tiba-tiba tidak sadarkan diri.

Segera Jungkook membawa Eunha ke rumah sakit. Saat menyetir, tidak henti-hentinya Jungkook mengucapkan doa agar kekasihnya baik-baik saja.

Eunha seperti ini memang karenanya. Jungkook selalu menyalahkan dirinya. Semua ini kesalahan dia. Dia ingin menjelaskan semuanya kepada Eunha, tapi kesehatan Eunha tidak mendukung semuanya itu.

——

Eunha sekarang terbaring dengan mata tertutup rapat. Terlihat dari wajahnya, Eunha banyak memikirkan sesuatu.

Dokter mengatakan Eunha mengalami psikosomatis. Eunha terlalu stres dan cemas memikirkan hubungannya dengan Jungkook. Kesalahpahaman ini sukses membuat Eunha menjadi terbaring lemah seperti ini. Eunha tampak tak berdaya.

Percayalah, Eunha pasti sangat menyayangi Jungkook. Tidak mungkin ia menjadi seperti ini kalau bukan karena cintanya. Wajar Eunha mengalami kecewa karena merasa terkhianati. Kalau boleh jujur, dari hatinya paling kecil ia takut Jungkook meninggalkannya sendiri dan pergi bersama wanita lain.

"Biarkan dia istirahat dulu dan menenangkan pikirannya." Yerin memberi saran dan ia berjalan ke arah Jungkook.

Jungkook hanya mengangguk. Tangannya masih setia menggenggam erat tangan Eunha. Saran Yerin sangat benar. Ia harus membiarkan Eunha beristirahat dan menenangkan pikirannya.

"Aku tahu kamu masih marah dan kecewa padaku." Lirih Jungkook lalu mencium kedua tangan kekasihnya itu.

"Jungkook-ah, sebaiknya kau pulang dan beristirahat dulu. Biar kami yang menjaga Eunha disini. Kami tahu kau sangat lelah." Ujar Taehyung yang daritadi memang sudah bersama Jungkook.

"Aku ingin menjaganya terus." Tolak Jungkook. Ia masih tetap ingin setia menjaga Eunha.

"Benar. Kau harus pulang dan istirahatlah dulu. Kau harus makan, kau belum makan dari semalam." Yerin mengiyakan saran Taehyung tadi.

Jungkook tampak berpikir. Dengan sangat terpaksa ia pun mengiyakan ucapan sahabatnya itu.

"Titip Eunha ya. Kalau dia bangun, kabari aku. Bilang padanya aku sangat merindukan dan mencintainya." Pesan Jungkook kepada Taehyung dan Yerin.

Taehyung dan Yerin mengangguk tanda mengiyakan ucapan Jungkook. Tak lama Jungkook pun pergi.

——

Eunha sekarang sedang duduk menatap keluar jendela.

Tekad dia sudah bulat. Ia tidak ingin bertemu dengan Jungkook. Dia rasa Jungkook benar-benar bermain dengan gadis yang bernama Jung Chaeyeon itu. Logikanya mengatakan, lidah itu dapat mengucapkan apa saja, salah satunya mengucapkan dusta. Lidah dapat memutar balikkan fakta. Itulah kehebatan lidah.

Ia teringat percakapannya dengan Yerin tadi. Saat ia terbangun, sudah ada Yerin yang berdiri disampingnya.

"Dimana Jungkook?" Tanya Eunha pada Yerin.

"Ia sedang pulang dan mungkin akan kembali lagi kesini nanti sore." Jawab Yerin. Tangannya mengelus lembut surai panjang Eunha.

"Yerin, tolong katakan padanya, aku tidak ingin bertemu dengannya. Katakan padanya kami tidak ada hubungan apa-apa lagi. Biarkan dia pergi dengan wanita itu." Pinta Eunha dengan suara lirihnya. Ia berusaha menguatkan dirinya agar tidak menjadi lemah lagi.

"Kau yakin? Kau menyerah akan hubunganmu?" Yerin tak percaya dengan ucapan Eunha.

"Iya. Aku menyerah Yerin."

"Aku tidak habis pikir. Ini adalah ujian buat hubungan kalian. Ini yang membuktikan apakah kalian dapat melewatinya atau tidak. Kalau kalian berhasil melewati ini semua, cinta kalian benar-benar teruji, Eunha. Jangan menyerah begitu saja." Yerin menarik nafasnya. Ia berusaha sabar menanggapi permintaan Eunha barusan. Permintaan orang yang sudah menyerah dan putus asa.

"Kau tidak tahu bagaimana Jungkook berusaha mempertahankan hubungan kalian. Dia sangat mencintaimu. Aku percaya kepada Jungkook. Kau kekasihnya, tapi kau tidak mempercayai kekasihmu." Lagi-lagi Yerin menasehati Jung Eunha. Ternyata Eunha juga sosok yang keras kepala.

"Tidak usah mengatur dan menasehatiku mengenai ini." Eunha langsung memalingkan wajahnya.

"Pokoknya aku tidak ingin bertemu dengannya. Suruh dia jangan menemuiku. Kalau memang dia mencintaiku, dia tidak akan mengkhianatiku. Biarkan aku pergi." Eunha memaksa. Yerin lelah harus memberikan pengertian kepada Eunha. Akhirnya Yerin mengiyakan dan pergi meninggalkan Eunha sendirian.

Saat Yerin pergi, air mata yang sudah tak terbendung akhirnya tumpah. Eunha kembali tersungkur di lantai, ia menangis. Ia berusaha melawan perasaannya. Sakit untuk mengatakan seperti itu. Tapi, ia ingin semuanya ini dapat terselesaikan.

Ya, itu terselesaikan menurut Eunha. Nyatanya, itu masalah pasti tidak akan terselesaikan tuntas hingga ke akarnya. Eunha siap-siap harus mempertanggungjawabkan semuanya itu sendiri.

"Selamat tinggal Jeon Jungkook. Aku sangat mencintaimu." Ucap Eunha dalam isakkan tangisnya.

[BTS] You Will Forever Be My Always - Jungkook x EunhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang