10:00 PM
Eunha baru kembali dari ruang latihan. Seharian ini dia sibuk melatih dan membantu proses pembuatan musik untuk para trainee.
Lelah.
Sekarang ia lagi duduk di depan komputer kerjanya. Ia mengusap wajah cantiknya. Seminggu ini dirinya ia sibukkan dengan bekerja seharian penuh dan ditambah lagi lembur hingga dini hari. Setiap hari dirinya lembur dan lembur.
Mingyu selalu mengingatkan dia agar menjaga kesehatan, dan beristirahat yang cukup. Namun Eunha tidak mendengarinya, ia tetap saja bekerja dan lembur.
Lembur bukan tanpa alasan. Selain menyelesaikan pekerjaannya, satu alasan yang sangat kuat untuk Eunha. Yaitu, melupakan Jungkook.
Ingat. Melupakan Jungkook.
Kenangan indahnya bersama Jungkook masih teringat jelas di ingatan Eunha. Sosok tampan Jungkook belum bisa terlupakan. Setiap malam ia menangisi kandasnya percintaannya. Ia masih sangat mencintai Jungkook.
Tidak jarang Eunha memandang fotonya bersama Jungkook, memutar kembali video-video kenangan yang ia rekam bersama. Sangat ia merindukan kekasihnya. Cinta pertamanya.
"Aku rindu." Lirih Eunha.
"Bisakah waktu diulang kembali? Apakah kita bisa memperbaiki ini semua lagi?" Pertanyaan itu yang selalu Eunha tanyakan ditengah kesendiriannya.
Mata Eunha melihat sebuah note di monitor komputernya.
Bukalah file yang ada dalam flashdisk ini.
Setelah membaca pesan dari lembar kertas note itu, segera dirinya membuka file yang ada dalam flashdisk itu.
Ia buka file itu satu persatu.
Dirinya sekarang melihat video CCTV. Ia terkejut melihat Jungkook yang digotong oleh satu orang wanita yang ia kenal dan satu orang pria yang tidak ia kenal. Saat itu Jungkook tidak sadarkan diri. Ia melihat wanita itu membawa masuk Jungkook yang tidak sadarkan diri kedalam kamar. Eunha hanya dapat menutup mulutnya tidak menyangka.
Ia mendengar rekamanan percakapan Jungkook dengan Chaeyeon.
"Kau sudah puas dengan tubuhku semalam? Saranku, lebih baik kau jadi pelacur saja. Harga dirimu dipasang dengan mahal pun tidak apa, akan banyak yang menyewa dirimu."
"Ini semua karena aku mencintaimu Jeon Jungkook!"
"Apa? TAI? Bilang pada ayahmu, pecat saja aku tidak apa. Aku punya bukti yang kuat untuk menjelaskan semuanya."
...
Eunha menangis. Ternyata benar, Jungkook hanya dijebak oleh Jung Chaeyeon.
Ia juga sudah melihat video ketika Jungkook mendorong Chaeyeon dan melemparkan ponselnya ke Chaeyeon. Dirinya baru tahu Jungkook bisa bersikap sekasar itu kepada seorang wanita.
Video terakhir.
Dengan perasaan tak menentu, ia mengklik video tersebut.
"Hai sayang.. Jeon Eunha. Calon istrinya Jeon Jungkook. Eum.. mungkin itu cuman impianku saja. Kamu apa kabar? Aku harap kamu baik-baik saja. Aku dengar kamu selalu lembur hingga dini hari. Alasan kamu lembur untuk menyelesaikan pekerjaan. Aku harap begitu. Jangan lupa makan ya."
Eunha tersenyum sambil meneteskan air matanya melihat itu semua.
"Aku lembur karena kamu." Ucap Eunha dalam isakkannya.
"Oh iya, kamu sudah liat video dan rekamannya? Hanya itu bukti yang dapat aku tunjukkan kepadamu. Aku dijebak. Bangun-bangun aku tidak berada di kamar hotelku, melainkan dikamar perempuan itu. Aku berusaha mengingat-ngingat, hingga aku menyogok penjaga CCTV untuk melihat kejadian malam itu. Untung saja penjaga CCTV-nya baik. Aku ingat malam itu kami sedang berjalan-jalan ke menara Eiffel. Ia memberikanku sebuah minuman, setelah meminum minuman itu, aku merasakan kepalaku pusing dan aku tidak sadarkan diri. Dan kamu lihat, ternyata aku digotong ke kamar hotelnya Chaeyeon. Maafkan aku sayang. Aku tidak bermaksud untuk mengkhianatimu. Hatiku masih seutuhnya untuk kamu. Cuman kamu pemilik hatiku bahkan seluruhnya yang ada pada diriku."
"Ju—jungkook."
Air mata Eunha semakin mengalir deras. Ia tidak menahan air matanya yang terus saja keluar. Benar semuanya ini hanyalah kesalahpahaman. Dirinya sangat bodoh karena terlalu memaksa egonya.
"Aku tahu mungkin ini sudah terlambat. Kamu sudah sangat kecewa bahkan membenci diriku. Kamu tidak ingin menemuiku sama sekali. Padahal aku sangat merindukanmu. Rindu itu ternyata berat. Rindu ditengah kepedihan. Kalau memang maumu tidak ingin bertemu denganku lagi, aku turuti semuanya itu. Aku tidak akan muncul lagi dihadapanmu. Tapi jangan minta untuk aku melupakanmu. Karena itu tidak mudah. Aku tidak sanggup. Ijinkan aku untuk tetap menyimpan semua kenanganku bersamamu selamanya. Kamu jaga dirimu baik-baik. Jangan jatuh cinta pada Mingyu. Dia itu pria tidak baik. Lihat saja kelakuannya, selalu ingin merebut wanita yang jelas-jelas sudah milik orang lain. Eh— tapi sekarang sudah bukan milik siapa-siapa lagi. Tapi, saranku tetap jangan dengan dia. Oke? Sepertinya aku kebanyakkan bicara. Good bye Jung Eunha. Aku selalu mencintaimu."
Eunha tersenyum miris mendengar perkataan Jungkook yang terakhir. "Masih sempat saja menjelekkan orang lain. Begitu-begitu dia bosku." Ujar Eunha sambil mengelap pipinya.
Tidak lama ia menangis lagi. Dirinya masih menyesali keputusannya itu. Karena sejujurnya ia tidak sanggup untuk kehilangan Jungkook.
Segera ia mengambil tas dan jaketnya. Ia berlari menuju jalanan, ia langsung memanggil taxi.
Tujuannya kali ini adalah apartement Jeon Jungkook.
Selama diperjalanan ia berusaha untuk menelpon dan mengirimi pesan kepada Jungkook. Berkali-kali dirinya menelpon namun tak kunjung diangkat.
"Ayolah, angkat. Aku ingin bertemu dan berbicara."
Kali ini ia menelpon Kim Taehyung. Mungkin saja ia sedang bersama dengan Jungkook saat ini.
"Hallo?" Terdengar suara dari seberang sana.
"Kim Taehyung, apakah kau bersama Jungkook? Aku menelponnya daritadi, tapi tak diangkat. Apa kau tahu kabar tentangnya?" Tanya Eunha bertubi-tubi.
"Eummh.. tadi pagi sih terakhir dia bilang mau pergi. Saat kutanya pergi kemana, tidak ada jawaban. Dia pergi begitu saja setelah memberikan flashdisk." Jawab Taehyung.
"Apakah yang lain tahu kabar tentang dia? Jimin mungkin, atau Rapmon?" Eunha kembali bertanya lagi. Dirinya belum puas dengan jawaban Taehyung. Ia takut Jungkook benar-benar pergi jauh meninggalkannya.
"Tu—tunggu. Jangan panik. Aku akan coba tanya. Aku akan mengabarimu."
Eunha berusaha menenangkan dirinya menunggu kabar dari Taehyung.
Ting!
Ternyata ada pesan dari Taehyung.
Jungkook ternyata pergi ke London. Tidak tahu sampai kapan.
Eunha meremas ponselnya. Dia terlambat. Dia benar-benar terlambat. Jungkook telah pergi jauh meninggalkannya sendiri. Apa yang Eunha takutkan ternyata benar-benar terjadi.
Eunha turun dari taxi dan berlari dengan tergesa-gesa menuju apartement Jungkook. Ia berlari menembus derasnya hujan yang membasahi kota Seoul. Cuaca seolah-olah mengerti akan perasaan Eunha saat ini.
Saat berlari, sepatu heels miliknya patah dan refleks membuat Eunha terjatuh. Hasilnya, lutut mulusnya menjadi tergores dan mengeluarkan cairan merah.
"Hiks.. hiks.. Jeon Ju—jungkook." Eunha menangis ditengah derasnya hujan.
Ia berusaha tetap bangkit. Ia kembali berlari meskipun harus menahan rasa sakit di kakinya.
Tibalah ia di apartement milik Jungkook. Ia membuka password pintu masuknya. Passwordnya tidak berubah, masih tetap yang dulu.
Dilihatnya seluruh isi apartement Jungkook. Dilihatnya kamar Jungkook, ada bekas-bekas pakaian diatas kasur. Koper yang Jungkook gunakan untuk perjalanan keluar kota pun juga tidak ada. Berarti benar. Jungkook sudah pergi.
Eunha terbaring tak berdaya diatas kasurnya Jungkook. Ia menangis sambil memandang kearah kasur posisi Jungkook saat mereka tidur bersama. Terbayang senyum Jungkook, wajah mengantuk Jungkook, bahkan Jungkook yang sedang tertidur.
Tangisnya semakin menjadi-jadi. "Kau bodoh Eunha. Sangat bodoh." Eunha kembali menyalahi kesalahannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/104336523-288-k491118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BTS] You Will Forever Be My Always - Jungkook x Eunha
Fanfiction[WARNING! UPDATE: MONDAY & FRIDAY] NO SILENT READERS PLEASE! Title : You Will Forever Be My Always Author : Yers Genre : Romance & Mature Main Casts : - Jungkook (BTS) - Eunha (GFriend) - Mingyu (Seventeen) - Chaeyeon (DIA) - Taehyung (BTS) - Yerin...