[11] Nothing Last Forever

3.2K 169 16
                                    

Sinar mentari yang bersinar sangat cerah dan memasuki sebuah kamar melalui celah-celah gorden yang tidak tertutup rapat. Cahaya tersebut secara tidak langsung membangunkan seorang pria tampan yang baru saja terbangun dari tidur pulasnya. Ups— apakah tidurnya semalam dapat dikatakan tidur pulas? Mungkin tertidur pulas, tapi setelah menyadari akan yang terjadi, apa yang harus dikatakan dan dijelaskan lagi?

Ya, betul.. pria tersebut adalah Jeon Jungkook. Dia terbangun dari tidurnya dan merasakan kepalanya sedikit pusing. Hm, seperti orang bangun dari mabuknya. Dia menyadari ini bukanlah kamar hotelnya. Dia berdiri dari kasur dan terkejut melihat keadaan dirinya yang sudah naked.

"Ya Tuhan! Apa yang terjadi semalam? Apakah semalam ada pelacur-pelacur masuk dan menelanjangiku hingga seperti ini? Apa jangan-jangan ini adalah kamar seorang germo? Aku semalam diculik dan dibawa oleh germo Eropa?" Jungkook masih menerka-nerka dengan terkaan konyolnya. Siapa itu germo-germo Eropa? Jungkook ada-ada saja.

Jungkook pun berjalan dengan tubuhnya yang dibalut dengan selimut tebal, upaya menutupi tubuh kekarnya yang terekspos dengan bebas.

"Loh? Ini bukannya koper milik Jung Chaeyeon?" Jungkook menyadari sesuatu di dalam kamar tersebut dengan segera membuka dan menggeledah isi kamar hotel itu.

"Betul! Ini kamarnya Jung Chaeyeon. Apa yang terjadi semalam?" Ia berusaha mengingat-ingat setiap kejadian yang ia lakukan dengan Chaeyeon dan bagaimana caranya dia bangun dengan keadaan seperti ini???

Dia ingat, terakhir kali ia bersama Chaeyeon di lokasi Menara Eiffel. Saat itu dia minum coffee panas yang dibelikan oleh Chaeyeon, tidak lama ia merasakan kepalanya pusing dan tiba-tiba tidak sadar.

"Wah! Ada yang tidak beres!" Jungkook segera mencari pakaiannya dan keluar menutup pintu dengan kasar.

Ia langsung mencari sosok Jung Chaeyeon. Dia berkeliling pagi itu hanya mencari wujud Chaeyeon dan meminta penjelasannya.

Saat ia berjalan di sebuah lorong hotel, ponselnya berbunyi.

Om Telolet Om..

Ada sebuah pesan dari Eunha.

- My Lovely -
Kita putus! Aku tidak menyangka kamu berbuat seperti itu!

Jungkook sangat dan sangat terkejut ketika membaca sebuah pesan dari Eunha yang dilampiri sebuah fotonya bersama Jung Chaeyeon.

"Cobaan apalagi ini?" Jungkook membenturkan kepalanya ke tembok.

Langsung ia telepon Eunha. Namun tak di angkat-angkat.

"Ayolah Jeon Eunha.. angkat teleponku, aku bakal jelasin semua ke kamu. Aku saja tidak tahu bagaimana bisa ada foto itu." Jungkook berucap sendiri dengan ponsel yang masih bertengger di telinganya.

"Jeon Eunhaa.." tangis Jungkook dan dia tersungkur di lantai lorong tersebut.

Sosok Jeon Jungkook yang sangat berkharisma dan mempesona dapat tersungkur seperti pria lemah dengan hanya satu ucapan yang Eunha sebutkan, yaitu 'Kita putus'.

Putus karena kesalahpahaman sangatlah sakit. Sakit namun tak berdarah.

Tidak, Jungkook tidak boleh jadi lemah seperti ini. Ia harus perjuangkan cintanya. Bagaimanapun, ia adalah manusia biasa yang juga membutuhkan cinta dan kasih sayang. Tapi, cinta yang Jungkook butuhkan hanyalah cinta dari Jung Eunha, tidak ada yang lain. Cinta Jung Eunha merupakan vitamin untuk ia menjalani kehidupannya setiap hari.

Jungkook bangkit berdiri, ia kembali mencari Jung Chaeyeon. Ia minta penjelasan atas ini semua. Biang keroknya pasti Jung Chaeyeon, tiada lain! Itu yang ada dipikiran Jungkook saat ini.

...

Beberapa saat kemudian.

"Disini ternyata kau rupanya." Ucap Jungkook dengan nada yang terdengar sinis.

"Hai? Kenapa? Kau mencariku?" Tanya Chaeyeon seperti tidak terjadi apa-apa.

"Sudah, kau tidak perlu berbasa-basi!" Jungkook mendorong Chaeyeon hingga terjatuh ke lantai.

Chaeyeon tertunduk dan menatap lantai sekilas, tidak lama kemudian kembali menatap Jungkook dengan tatapan tidak percaya.

Jungkook tampak terkejut dengan aksinya tadi, mendorong seorang wanita yang tidak berdaya. Tidak berdaya? Jangan salah!

Ia berusaha menetralkan mimik wajahnya, ia tetap memasang wajah marahnya, wajah garang namun tetap tampan.

"Jangan bersikap seperti kau tidak tahu apa-apa! Aku tau kau adalah dalangnya!" Jungkook berjalan mendekat ke Chaeyeon. Chaeyeon pun berusaha berdiri tanpa di bantu oleh Jungkook.

"Jungkook, kau sa-salah paham. A-aku ju-juga tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Ketika aku bangun, aku sudah dengan keadaan seperti itu."

"Keadaan apa?!" Bentak Jungkook. Menurutnya Chaeyeon hanya mengada-ngada.

"Ke-keadaan kita tidur bersama, aku naked dan k-kau naked."

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa ada foto ini? Jelas-jelas kau sadar berfoto seperti ini dengan diriku saat diriku sedang tidak sadar. Kau memasukan sesuatu diminumanku! Lebih baik kau mengaku!" Jungkook mendorong Chaeyeon kembali. Chaeyeon tampak terkejut, tampak sekali dari ekspresi wajahnya.

"Ti-tidak! A-aku yakin pasti ada seseorang yang memasukkan sesuatu keminumanmu."

"Ya! Seseorangnya itu kau!"

"Bu-bukan Jungkook-ah. Percaya padaku. Ini hanya fitnah." Chaeyeon menunduk dan siap-siap menumpahkan cairan bening yang menggenang di pelupuk matanya.

"Tidak. Hanya aku yang di fitnah disini. Kau lihat ini?" Jungkook melempar ponselnya ke arah Chaeyeon. "Aku pikir kau adalah orang yang pintar, cerdik pun tidak. Melakukan segala sesuatu hanya dengan mengandalkan kebodohanmu!" Rahang Jungkook tampak mengeras. Ia berusaha menahan amarahnya agar tidak bertindak lebih kasar pada Jung Chaeyeon.

Chaeyeon melihat video pada layar ponsel milik Jungkook. Ternyata sebelum ia mencari Chaeyeon, ia menghampiri pihak CCTV hotel dan minta ijin untuk mengecek kamera CCTV. Dengan penjelasan cukup panjang, tidak lupa dengan bayaran untuk menyogok penjaga CCTV agar ia dapat mengecek kejadian kemarin melalui layar monitor CCTV hotel tersebut.

Ia melihat Chaeyeon dan satu teman prianya membopoh dirinya untuk memasuki kamar. Saat itu amarah Jungkook sudah sampai ke tingkat ubun-ubun. Ingin meledak saat itu juga.

"Itu kau?" Tanya penjaga CCTV. Sejak beberapa saat Jungkook dan penjaga CCTV hotel tersebut menjadi tampak akrab. Jungkook hanya menunduk tanda mengiyakan. Matanya masih terfokus pada layar monitor CCTV.

"Aku tahu pria itu. Ia memang sering ke hotel ini. Aku dengar ia sering dibayar untuk menolong orang-orang melakukan hal-hal licik. Ya, semacam itu." Ujar penjaga CCTV sambil menyerumput kopi miliknya.

Jungkook langsung menatap penjaga CCTV tadi, sebut saja namanya Dadang.
Kelihatan dari tatapannya ingin mendapat penjelasan informasi lebih lagi.

Dadang mengangguk. "Iya, aku tahu orang itu. Tapi kau yang baru datang kesini untuk mencari tahu kebenaran yang terjadi pada dirimu."

"Bisa kau memberi tahu informasi lebih banyak lagi?" Pinta Jungkook. Dadang mengangguk. Untung saja Dadang adalah pria yang baik.

Begitulah ceritanya bagaimana Jungkook bisa tahu yakin kalau dalangnya adalah Jung Chaeyeon.

Setelah Chaeyeon melihat video tadi barusan, Jungkook langsung merebut ponselnya dengan kasar.

"Kau sudah puas dengan tubuhku semalam?" Tanya Jungkook dengan nada sinisnya. "Saranku, lebih baik kau jadi pelacur saja. Harga dirimu dipasang dengan mahal pun tidak apa, akan banyak yang menyewa dirimu." Perkataan Jungkook benar-benar terdengar kasar. Perkataan itu menusuk ke uluh hati Chaeyeon dan membuat Chaeyeon menangis terisak-isak.

"Ini semua karena aku mencintaimu Jeon Jungkook!" Ujar Chaeyeon, masih dengan nada sesegukkannya karena menangis.

"Apa? TAI?" Jungkook hanya memberikan senyuman miringnya. Tidak lama ia berbalik dan akan meninggalkan Chaeyeon yang tidak berdaya.

"Bilang pada ayahmu, pecat saja aku tidak apa. Aku punya bukti yang kuat untuk menjelaskan semuanya." Tambah Jungkook. Tak lama kemudian Jungkook telah menghilang dari hadapan Jung Chaeyeon.

[BTS] You Will Forever Be My Always - Jungkook x EunhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang