my PAIN_ Chapter 2

4.1K 149 18
                                    

"Kamu saya pecat" ucap Charles.

Flafia tersenyum miring "dengan senang hati, saya akan pergi dari tempat ini, dari pada saya bekerja pada orang yang tidak bisa mempercayai orang lain. Tempat dimana orang dilecehkan tapi malah di salahkan"

Flafia melepaskan celemek dan meleparkannya pada pria yang membuatnya dipecat secara tidak baik.

"Gua catet muka lu" ucap Flafia lalu keluar dari Cafe tersebut.

______________________________________

Flafia terus mengayuhkan sepedanya, menyusuri jalan menuju rumah bibinya.
Sepanjang perjalanan, Flafia tidak berhenti berfikir bagaimana cara ia mendapatkan pekerjaan baru.

Bagaimana cara ia membayar kuliahnya, bagaimana ekspresi bibi dan sepupu nya jika tau ia dipecat.
Ya tuhan kenapa bisa seburuk ini, ia dipecat dengan tidak terhormat.

Flafia menaruh sepedanya disamping pagar rumah bibinya, lalu ia masuk kedalam rumah, dan berniat langsung kekamar.

"Heiii, pembawa sial. Lo ngapain jam segini pulang" tegur Shannon dari depan pintu kamarnya.

Flafia tidak menjawab, merasa tidak penting menjawab pertanyaan itu, ia malah akan terus berebat jika ia meladeni ucapan Shannon.

"Woyyy budeg ya lo" teriak Shannon kembali.

Flafia menghentikan langkahnya saat sudah diambang pintu "bukan urusan lo Sha" lalu Flafia masuk dan mengunci pintu kamarnya.

Hari ini Flafia harus mendapatkan pekerjaan baru, ia membaca info lowongan pekerjaan di koran dan internet. Lamaran yang bisa ia kirim melalui email, langsung ia kirimkan.

Drrtt...ddddrrrrtttt.....
Getaran dan bunyi ponselnya menghentikan aktifitas Flafia yang sedang membaca koran.

Ia melihat nama pemanggilnya sebelum menjawab, panggilan yang masuk keponselnya.
"Syifa"

Syifa : "hallo Fla, Lo dimana?"

Flafia: " dirumah lah Syif, masa dihutan"

Syifa : "gua serius njrrrrr, lo dirumah beneran kan? Gua jemput kita keluar bentar"

Flafia : " ada apaan si, tumben amat lo serius"

Syifa : "udah pokoknya gua jemput, 10 menit lagi gua nyampe, bye"

Lalu Syifa mematikan panggilannya sebelum Flafia menjawan ucapannya.

Mau tidak mau Flafia harus bertemu dengan Syifa, sepertinya ada hal penting yang gadis itu ingin ucapkan.

Dengan langkah malas, Flafia berjalan keluar sambil mengikat rambutnya asal keatas.
Mengenakan kaos lengan pendek, celana tiga per empat, dan sandal swalow berwarna biru putih. Flafia masih terlihat cantik.

"Mau kemana lo" tegur Shannon saat ia melihat Flafia berjalan keluar.

Flafia tersenyum miring "kepo amat si jadi orang" lalu Flafia keluar tanpa memperdulikan umpatan yang Shannon teriakan padanya.

Tak menunggu lama, mobil avanza yang dikendarai Syifa datang.
Dengan senyuman menawannya Syifa memberi isyarat agar Flafia masuk.

"Fla" tegus Syifa saat Flafia sudah duduk disebelahnya.

"Apa"

"Maaf ya tadi gua ngga ada disana pas lo di omelin sama pak Chis" ucap Syifa yang hanya di tanggapi dengan senyuman dari Flafia.

"Ada apa Syif? Kayanya lo penting banget telfon gue" tanya Flafia.

"Temenin gue makan yaa" Syifa terseyum kuda ke arah Flafia, yang dibalas dengan senyuman sinisnya.

My PAIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang