My PAIN _ Chapter 23

2.3K 133 24
                                    


Flafia berjalan menuju café yang dimaksud Syifa, setelah meminta izin dan memohon agar diperbolehkan keluar pada Dalbert. Tapi pria itu masih menunjuk Nolan untuk mengantar karena dia ada rapat penting dikantor, dan dengan senang hati Nolan menerima perintah itu.

Flafia mencari sosok sahabatnya, yang katanya sudah datang lebih dulu. Sampai pandangannya tertuju pada seorang gadis berambut pirang yang melambai-lambaikan tangannya kearah Flafia.

"Flaaaa disini" teriak Syifa yang pasti sudah merusak pendengaran orang yang duduk disekitarnya.

"Fla, akoh angennnn auu. " Syifa menyerbu Flafia dengan pelukannya. "lo jahat ya, nggak ngabarin gua. Nggak angkat telfon gua. Dan saat gua dateng ke kantor lu kerja dulu, kata om Stef, lu udah lama nggak kerja disana. Lo sebenernya kemana sihhh?

Flafia tersenyum mendengar rentetan pertanyaan yang diberikan Syifa "gua kerja ditempat lain Syif" menatap Nolan yang mengambil kursi untuk dirinya duduk.

"dia pacar mu?" Tanya Syifa baru menyadari jika Flafia membawa seorang pria tampan berbadan tegap, berhidung runcing, matanya biru dan ditambah bulu-bulu halus yang ada disekitar dagunya.
Eneng nggak kuat banggg..

"oh dia Nolan, dia it_"

"iya gua pacarnya, perenalkan gua Nolan." Nolan memotong perkataan Flafia dan berhasil membuat Flafia melotot ke arahnya.

"wahh, ganteng loh Fla, bang punya adek atau abang cowok lagi nggak? Bisa lah kenalin ke gua kalo ganteng."

"Syifa gatel lo tetep aja kumat ya kalo liat cowok bening dikit, lagian Nolan bukan pacar gua. Dia sahabat bos gua, Cuma takut gua kabur aja jadi Nolan suruh ngawasin."

Syifa mengerutkan dahinya bingung "maksudnya kabur? Lo jadi tawanan?"

"iya tawanan Cinta" sahut Nolan.

"bukan tawanan sih, Cuma gimana ya? Semacam sudah terikat kontrak yang berlaku, jadi jika aku melanggarnya aku mendapat sangsi."

"gua makin nggak mudeng deh, sebenarnya apa yang udah terjadi selama 4 bulan kita nggak ketemu, jelasin semuanya sama gua"

Flafia terdiam sejenak, memandang seorang pelayan yang mengantarkan minuman yang telah mereka pesan sebelumnya.

"lo tau bos galak nan nyebelin yang dulu gua ceritain pas jadi OG nggak?"

Syfa mengangguk.

"lahh, pas sebulan gua kerja disana yang penuh dengan emosi dan menguras kesabaran. Sibos gua datang kerumah bibi gua dulu, dan menawarkan sebuah perjanjian, yaitu kontrak sebagai pacarnya selama 6 bulan."

Mata Syifa membulat mendengar pernyataan Flafua, sedangkan Nolan hanya tersenyum menyadari betapa lucunya takdir ini.

"terus lo terima?" pertanyaan Syifa penuh dengan tanda Tanya, menyelidik untuk tahu lebih banyak lagi.

Flafia mengangguk "iya" jawabnya pelan. "lo tau kan Syif, bagaimana kelakuan sodara-sodara gua itu. Dan bos gua menawarkan kontrak itu dengan berbagai macam keuntungan buat gua, mulai dari tempat tinggal, tempat usaha, dan gaji. Siapa sih yang nggak langsung mau, disaat lo butuh banget semua itu."

Syifa terdiam sebentar, membiarkan sahabatnya untuk bercerita lebih banyak.

"dan udah hampir 4 bulan kontrak ini berlangsung, harusnya nunggu 2 bulan lagi untuk gua terbebas dari semuanya. Tapi tiba-tiba semuanya menjadi semakin rumit Syif." Flafia mulai merasa panas dimatanya, mungkin saatnya ia berbagi keluh kesahnya, setelah beberapa bulan ia memendam dan bingung harus bercerita pada siapa.

"kenapa?" suara Syifa

"aku harus berjuang menjadi obat dan menyadi penghapus."

"maksud kamu?" Syifa semakin penasaran dengan hal yang di ucapkan Flafia.

My PAIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang