Dalbert mengantar Flafia pada sebuah toko yang Dalbert berikan pada Flafia, sebagai balasan hubungan pura-pura mereka. Hubungan pura-pura yang telah menjadi rumit, serumit sekarang. penyatuan tubuh yang harusnya tidak terjadi, malah telah berlalu.
Dan bodohnya Flafia memaafkan Dalbert, dan berusaha melupakan hari itu, hari yang sebenarnya akan selalu diingat dikepala Flafia, hari yang terus menghantui kepalanya, dimana harta satu-satunya miliknya, diambil paksa oleh orang tak sadarkan diri dan tanpa cinta.
Sudah dua hari setelah Flafia berusaha memaafkan Dalbert, pria itu terus menemani Flafia kemanapun, termasuk di apartemen. Dalbert ikut tinggal ditempat itu dan tidur diruang kerjanya.
"mau aku tunggu atau-"
"tidak usah menunggu, kamu juga sibuk. Kemarin kamu udah nelantarin kerjaan kamu, dan sekarang lagi? kamu akan merepotkan dirimu sendiri" potong Flafia.
Dalbert tersenyum, lalu mengusap pipi Flafia dengan tangannya " baiklah, hubungi aku jika kamu butuh apapun ya."
Dalbert kembali kedalam mobilnya, lalu menancapkan gas meninggalkan Flafia didepan sebuah toko yang bernarnama "FLA bread"
Sebuah toko roti dengan nuansa merah muda, dan banyak bunga didepannya.
Flafia melangkahkan kakinya memasuki tokonya, saat ia membuka pintu para pekerja disan menghampirinya, dan membungkukan badan didepannya. Flafia benar-benar tidak tahu tentang hal ini, padahal ia baru datang ke tempat ini, tapi kenapa mereka seolah mengenalnya?
" selamat pagi Mrs. Flafia, akhirnya anda datang mengunjungi tempat ini." ucap seseorang yang berpakaian lebih rapih dibanding yang lainnya, mungkin ia kepala bagian atau orang yang dipercaya mengatur tempat ini.
"Jangan seperti ini, kalian tidak perlu membungkuk saat aku datang. Karena aku juga sama seperti kalian."
"Baiklah, kembali pada pekerjaan kalian masing." Ucap orang yang berpakaian lebih rapih.
"Perkenalkan Mrs, nama saya Tasya, saya yang diperintah tuan Dalbert untuk mengatur toko anda, membantu pekerjaan anda. Dan menggantikan beberapa tugas ketika anda tidak ada.""Aku Flafia, terima kasih jika begitu. Aku masih harus belajar banyak darimh Tasya. Apa Dalbert pernah memberi tahu kalian bagaimana wajahku, sehingga kalian bisa hafal sebelum bertemu?"
Tasya mengangguk "iya Mrs. , tuan Dalbert sudah menunjukan foto anda pada kami dari awal toko ini dimulai, dan beliau menjelaskan jika anda juga kekasihnya." Jelas Tasya.
"Benarkah? Pria itu suka berbohong. Panggil aku Flafia saja Tasya, aku canggung kamu memanggilku Mrs, padahal sepertinya kita seumuran."
Tasya mengangguk mengerti, ia mengantarkan Flafia kesetiap sudut tempat di toko, memperkenalkan nama setiap pekerja disana.
"Fla, ada beberapa berkas yang harus kamu tanda tangani." Ucap Tasya saat mereka masuk keruangan kerja Flafia.
"Baiklah."
Flafia mulai melakukan pekerjaannya, sebagai owner disebuah toko miliknya sendiri. Ya walaupun toko itu diberikan oleh Dalbert, tapi tidak mengurangi rasa bahagianya.**
"Kita mau makan malam apa nanti?" Tanya Dalbert saat ia sudah berada didalam mobilnya, menjemput Flafia pulang karena sudah hampir jam 6sore."Aku masih punya mie."
"Tuhan Flaa, kamu akan membuatku usus buntu jika memberiku makan mie terus setiap hari."
Dalbert memarkirkan mobilnya di basement apartemen, keluar dan membuka pintu untuk Flafia."Ya kamu beli aja sendiri, atau keluar sendiri" jawab Flafia lalu jalan mendului Dalbert.
"Oke nanti kita delivery aja." Dalbert merangkul pundak Flafia, beriringan masuk ke lift menuju kamar Flafia.
"Nanti akan ada Gio, Alex dan Alan datang, kamu tidak keberatan kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My PAIN (END)
RomanceSebagian cerita sudah dihapus. (18+) (Baca dulu terus-comment baru- vote) Sequel dari "IT'S YOU" bisa dibaca terpisah. _________________________________________ Kisah cinta dari seorang Dalbert Cony Alexander. Putra pertama dari pasangan Alfard Alex...