My PAIN _ chapter 9

3K 158 3
                                    

Hai.. kembali lagi bersama pacar Zayn.
Part ini lumayan panjang, jadi mohon partisipasinya untuk bantu mencet bintang kecilnya, dan jangan lupa tegur saya karena masih banyak typo bertaburan.

Baca sambil dengerin babang ntin ya ..
______________________________________

Flafia sudah mengganti seragamnya dengan baju yang ia pakai untuk berangkat kerja.
Sekarang sudah jam 4sore. Sudah waktunya ia untuk pulang.

Flafia berjalan menuju lobby, dengan matanya yang terus fokus kelayar ponselnya. Sampai tubuhnya menabrak seorang pria bertubuh tegap.

"Eh. Maaf Steve" kenapa tiba-tiba tubuh Steven ada disana.

Steve tersenyum "tidak apa-apa, aku sengaja berdiri disini biar ditabrak sama kamu" godanya.
"Kamu pulang sama siapa Fla?"

"Naik ojek online Stev, nih aku lagi mau order" menunjukan layar ponselnya pada Steven. Disana Flafia sudah menentukan lokasi penjemputan, dan tujuan, tinggal tekan order.

"Aku anter aja ya, sekalian biar aku tau rumah kamu"

Flafia bingung, dia tidak bisa menolak Steven, tapi jika ia pulang bersama Steven. Dia akan tau bahwa Flafia tinggal di penthouse atasannya. Tapi ditolak juga ngga akan bisa.

"Fla" tegur Steven membuyarkan lamunan Flafia.
"Ayo pulang aku anter" tiba-tiba saja Steven meraih tangan Flafia, lalu menggenggam tangan Flafia, dan mengajaknya berjalan keluar.

Namun, ponsel disaku Flafia berdering. Ia mengambil ponselnya, lalu memlihat siapa yang menelfonnya.
Seperti biasa, bukan lain si bos paling  menyebalkan didunia.

"Hallo Flafia Alexander, Kau dimana?"

"Ada dilobby, kenapa?" Jawab Flafia, saat mendengar suara Dalbert dari sebrang sana.

"Maaf ya Fla, kayanya gua ngga bisa bareng pulang.  Gua lagi rapat, mungkin kelarnya nanti jam 6 atau 7. Kamu pulang duluan aja ya"

Entah kenapa Flafia sedikit terkesima dengan suara Dalbert yang terdengar lebih lembut.
"Iya, aku juga ngga nungguin kamu, aku mau pulang ini"

"Apa perlu aku minta pak Jason, buat jemput kamu? Iya ya? Dijemput pak Jason aja, takut kamu nyasar Fla"

Nyesss.... Seperti tersiram esbatu. Hati Flafia terasa sejuk. Mendengar Dalberr sedikit mengkhawatirkannya.
Walaupun, mungkin dia hanya takut Flafia kabur, tapi ia tidak perduli.

"Tidak pak aku naik..." Flafia menggantungkan ucapannya.

Tidak mungkin ia bilang pulang bareng Steven, bisa-bisa ia disiksa dirumah nanti. Karena dinilai melanggar perjanjian.

" Naik apa? Fla. Hallo ... Flafiaa"

"Aku naik ojek online, udah ya. Itu ojek aku dateng, tenang ngga bakal nyasar. Bye"

Flafia langsung memutuskan panggilannya, daripada ia harus mendengar protesan Dalbert terus-terusan.

Tak sadar, ternyata Steven sudah memarkirkan mobilnya didepan Flafia.
Hari ini, pria itu mengendarai mobil ke kantor, tidak lagi mengendarai motornya. Mobilnya terlihat bagus, walau masih jauh lebih bagus mobil Dalbert.

Apaan sih Dalbert mulu.

"Fla, ayo" pria itu membuka kaca mobilnya, lalu melambaikan tangannya pada Flafia.
Flafia langsung berjalan, dan masuk ke mobil Steven. Duduk dikursi penumpang samping Steve.

"Fla dimana rumah mu?" Tanya Steve namun pandangannya tetap pada jalannan.

"Sebentar lagi didepan, nanti turun digang aja. Masuknya susah kalo pake mobil"
Sial, mata Flafia terus memperhatikan jalanan, mencari gang-gang sempit yang pas dengan ucapannya tadi.
"Ya itu Steve, depan"

My PAIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang