13

612 80 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di pagi yang mendung ini, terdengar suara gaduh dari arah dapur yang tentu saja membuat seisi rumah terbangun. Terlebih Hyera yang benci bangun pagi jika tidak penting. Termasuk sekolah.

" ADA APA SEBENARNYA DENGANMU " Ujar Ayah Shin dengan penuh emosi pada bibi Chae yang menyebabkan keributan itu.

" AKU LELAH!  AKU MUAK DENGAN SEMUA INI! AKU SUDAH TIDAK TAHAN " balas teriak bibi chae pada Ayah shin. Sedangkan ketiga anaknya keluar dari kamar untuk melihat apa yang di ributkan.

" Keluarlah jika kau lelah, muak dan sudah tidak betah..  " Ujar Hyera dengan nada memgantuknya yang sangat ketara sedangkan yang di balas ucapannya langsung menatap menyalang pada Hyera.

" Kau dan mulutmu yang tidak terdidik itu.. Diam saja!  Tahu apa kau anak kecil "

" NARA!  " pekik ayah Shin merasa tidak terima anaknya di ejek.

" APA?! "

" Sudahlah drama kalian berdua, cukup kalian berdua keluar dari rumah ini.. Tidak usah ribut, kepalaku sakit tahu " Ujar Hyera terdengar masa bodoh dengan ejekan Bibi Chae terhadapnya sedangkan Wonho dan Hyungwon malah tersenyum mendengar ucapan Hyera yang terdengar tidak peduli.

" Kau lihatkan anak perempuan kesayanganmu itu, Mulutnya tidak punya didikan. Kupikir memang ajaran Yera tidak ada yang Bagus untuk di contoh oleh anak-anaknya " Wonho mengeraskan wajahnya belum sempat Wonho bertindak. Hyera sudah maju lebih dulu dengan berjalan angkuh sambil mengucir rambut Ungu kemerahannya tinggi-tinggi dan duduk di meja makan.

" Ibuku ajarannya baik pada kami, Hanya saja.. Kami bertindak sesuai dengan siapa kami berhadapan. Contoh walaupun aku di kenal berandalan tapi aku punya nilai akademik yang tinggi juga aku menggunakan sopan santunku hanya kugunakan pada orang yang tepat. Kalau Kau? Siapa kau? Yang harus aku berikan sopan santunku? Kau hanya perusak rumah tangga orang, kau juga perebut nyawa orang.. Itu sudah kuperhalus lohh kan biasanya aku Memanggilmu PEM.BU.NUH " Akhir Hyera dengan memainkan rambutnya yang di kuncir tinggi dan menatap bengis pada Bibi Chae.

Wonho tersenyum dan ikut duduk di samping adiknya " Ayah, kau sudah lihatkan? Bagaimana sifat asli Cinta sejatimu itu. Eihhh... Kasihan aku pada Ibu, dia di duakan oleh mahkluk Se....menjijikan ini? " Ayah Shin terdiam sedangkan Bibi Chae menatap menyalang pada Hyera dan Wonho. Hyungwon hanya diam melihat drama pagi yang di buat oleh ibunya.

Ayah Shin memilih pergi dari dapur, Namun belum jauh melangkah terdengar suara pekikan Hyera yang membuat sang Ayah kembali berbalik.

" Akh!!  "

" DASAR WANITA JALANG!! " teriak Wonho saat melihat adiknya di lempar gelas kaca oleh Bibi Chae hingga pelipis kanannya mengeluarkan darah yang begitu banyak, dan Hyungwon langsung berlari dan membantu Hyera menutup lukanya dengan menggunakan Handuk hangat.

" YA TUHAN, NARA APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRIKU!  " Ayah shin langsung membawa anak-anaknya untuk ke Rumah sakit, sedangkan tanpa mereka sadari Hyera menatap mata Bibi Chae dan tersenyum miring.

.
.
.
.
.
.
.
.

Hyera mendapat enam jahitan di pelipisnya dan itu membuat Wonho sangat marah pada Bibi Chae, sedangkan Hyungwon terus menundukan kepalanya. Dia merasa menyesal walaupun bukan ia yang melakukan.

Memeluk Mawar [ Complete ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang