04

807 106 1
                                    

.
.
.
.
.

Hari dimana Hyera dan Wonho menengok sang Almarhum sang Ibu. Hyera sudah siap dengan pakaian formalnya yang serba hitam dan putih begitupun dengan Wonho. Saat hendak pergi, Hyera melihat Ayah, Hyungwon dan Sang ibu Tirinya telah siap.

" Kalian ikut? " Tanya Hyera dengan nada tidak senang pada ketiga orang di hadapannya.

" Hyera biarkan mereka ikut, Mungkin mereka ingin melihat sudah bahagiakah Ibu kita " Ujar Wonho dengan nada pongah miliknya dan tatapan mengejek yang di lontarkan pada ayah, ibu dan saudara tirinya.

" Tch.. Menjijikan pencari muka " Gumam Hyera sambil berjalan keluar yang diikuti oleh sang kakak.


.
.
.
.
.

* Pemakaman

Wonho dan Hyera sudah meletakan Bunga Mawar merah kesukaan sang ibu di atas gundukan tanah yang mulai di penuhi Rumput yang panjang, sambil memotong rumput Hyera dan Wonho menyampaikan doa terbaik untuk sang Ibu dan keluhan mereka.

" Ibu, Hyera datang dengan kak Wonho. Aku sangat merindukan Ibu. Kenapa Ibu selalu bohong padaku bahwa dirimu baik-baik sajs, Aku marah pada ibu yang memiliki sifat memendam perasaan sendiri. Aku jadi memiliki perasaan itu juga kenapa bu?  Aku benci dengan bibi Chae juga Hyungwon, aku benci ayah aku benci semua orang. Tapi apa yang dapat aku lakukan bu?  Aku hanya bisa terdiam dan menangis di dalam kekesalanku " Wonho menangis mendengar ucapan sang adik, sedangkan Sang ayah, Ibu tiri juga saudaranya hanya dapat mendengar.

" Ibu tahu tidak, kak Wonho memakan masakan Bibi Chae katanya dia sudah Minta maaf karna makan masakan seseorang yang membunuh Ibu. Bahkan aku melihat malamnya kak Wonho memuntahkan masakan itu dan makan ramen. Niat baik kak Wonho malah membuatnya keracunan, Aku sangat membenci mereka tapi ibu selalu datang di mimpiku dan berkata ' Jangan membenci Ibu dan saudaramu tirimu' mereka bukan keluargaku Bu! Dan aku berdoa semoga Ibu sudah merasa bahagia di sana "

" Ibu, Aku Hoseok dulu ibu selalu memanggilku Wonho,karna kata Ibu Wonho selalu akan menjadi sosok pria yang baik dan penyayang. Maka dari itu aku sekarang aku menggunakan nama Wonho. Kau tahu bu, aku begitu merindukanmu... Setiap pulang kuliah aku melewati jalan di mana tempat terakhirmu berbaring dengan penuh darah. Aku selalu bercerita padamu setiap aku pulang sekolah maupun kuliah, aku bercerita di pinggir jalan itu seakan dirimu masih berada di sana. Aku sangat mencintai Hyungwon bu, hanya Chae Hyungwon. Tapi mengapa semua ini jadi terasa sulit bagiku, kami jadi saudara tiri bu. Meskipun aku menikahi Hyungwon apa itu benar? Tidak, itu salah dan akan banyak orang yang menghujat kami karna kami saudara dan menikah. Ibu aku slalu berdoa agar dirimu berada di tempat yang paling indah di sana "

.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah dari pemakaman, Wonho maupun Hyera mengunci diri mereka di kamar. Seharian mereka tidak keluar kamar hingga Hyungwon menawarkan diri untuk membawa makanan ke kamar Hyera.

Tok.. Tok.. Tok..

" H.. Hyera, ini aku Hyungwon " Ujar Hyungwon dengan gugup.

Cklek..

" Hyera, aku bawakan — "

" Aku tidak mau jika itu masakan ibumu, Aku belum mau mati " Ujar Hyera dengan dingin pada Hyungwon.

Memeluk Mawar [ Complete ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang