yoojung mengaduk float miliknya dengan tatapan kosong yang tertuju pada layar ponselnya yang tidak menampilkan apapun.
perlengkapan yang dia cari sudah duduk manis diatas kursi disamping yoojung.
jinyoung menarik kursi di hadapan yoojung setelah ikut meletakkan floatnya di meja yang sama.
"nunggu telfon dari siapa?" tegur jinyoung yang membuat yoojung mengangkat kepalanya.
yoojung tersenyum setengah tidak ikhlas, dia masih kesal dipaksa jinyoung untuk membeli bahan perlengkapan bazar.
"nggak, bingung aja gue mau liat mana," jawab yoojung.
jinyoung mengangguk, diam sejenak sebelum bibirnya mengucapkan, "maaf ya gue egois."
yoojung mematung, tidak percaya bahwa jinyoung akan mengatakan hal tersebut.
setelahnya ia mengangguk berat.
"eunbin nggak masuk lagi?" tanya yoojung, berusaha mengubah topik pembicaraan.
jinyoung mendengus, menyandarkan punggungnya dipunggung kursi tempatnya duduk. "percaya nggak sih, gue udah nggak ada kontakan lagi sama eunbin tiga hari," katanya.
yoojung mendelik singkat menatap jinyoung. dia merasa bersalah karena saat ini malah dia yang duduk bersama jinyoung sambil menikmati tenggelamnya matahari.
"kenapa?"
jinyoung mengendikkan bahu, "dia nggak ada cerita, tiba-tiba dia jauhin gue gitu," jawab jinyoung santai. terlewat santai sampai yoojung mau mukul rasanya.
"lo udah berusaha nge chat dia nggak?"
"udah. setiap hari gue nyampah di room chat dia, tapi nggak dibales. bahkan di read aja enggak."
yoojung menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil menyesap floatnya. tiba-tiba pikiran buruk menghampiri otaknya. tiga hari lalu, saat jinyoung terlambat bertemu yoojung di kantin.
dia takut kalau dia yang menyebabkan hubungan mereka jadi rengang.
"terus dia nggak masuk dua hari ini?"
jinyoung menggeleng. "gue udah ke rumahnya, kata mbak yang bantuin mama eunbin, eunbinnya nggak ada mulu pas gue kesana."
tiba-tiba yoojung terkesima dengan pemilihan kata jinyoung yang sebetulnya nggak terlalu penting.
"lo pulangnya gimana?" tanya jinyoung berusaha membelokkan topik karena ia melihat dahi yoojung yang sudah berlipat-lipat.
"bentar deh, coba ntar lo dateng lagi ke rumah eunbin, tungguin. gue yakin eunbin cuma lagi nggak mau ketemu sama lo. nah, berhubung dianya nggak mau ngomong, coba lo yang deketin duluan. tanyain pelan-pelan," celoteh yoojung.
jinyoung mengulum senyumnya dalam diam. selama empat tahun ini, dalam pengamatannya, yoojung merupakan sosok yang nggak bisa diem aja kalau orang-orang disekitarnya lagi ada masalah.
kecuali kalau dia lagi nggak mood ikut campur atau orang itu termasuk dalam daftar orang yang yoojung nggak suka.
"iya yoojung, nah gue tanya lagi, lo baliknya gimana?"
"nggak tau kenapa, gue jadi nggak enak sama eunbin," yoojung menyesap floatnya lagi.
berbeda dengan jinyoung. walaupun jawaban yoojung terksesan nggak nyambung sama pertanyaannya, tapi itu bikin jinyoung lumayan tertohok.
"nggak enak kenapa?" tanya jinyoung, berusaha memberanikan diri.
"seharusnya yang duduk disini, sama lo, sama jinyoung, eunbin, bukan gue," yoojung mengaduk floatnya sambil menunduk.
YOU ARE READING
head over heels ✓ • yoojung jinyoung
Fanfictionhe loves her, but another her just so cute. ©doyoungsih, 2018