iv. teman kecil

132 43 29
                                    

yoojung terdiam sambil menumpu kepalanya diatas meja. tiba-tiba dia kepikiran jinyoung.

ngapain dia nelfon dengan alibi nggak penting gitu?

bukannya mereka nggak deket?

kalau yoojung boleh jujur, dia bakal ngomong ke jinyoung kalau dia nggak suka sama perlakuan jinyoung yang akhir-akhir ini bikin dia... geer.

dia nggak suka jantungnya harus bekerja lebih keras saat menghadapi perlakuan jinyoung.

terlebih, dia nggak suka fakta bahwa jinyoung cuma iseng.

kan jinyoung punya cewek, namanya apa coba kalau bukan iseng?

"ngelamun mulu lo," sanha tiba-tiba udah di sebelah yoojung.

yoojung noleh kearah sanha, "hehe."

merasa ada yang tidak beres dengan teman sekelasnya ini, sanha berinisiatif untuk bertanya, "lo kena—"

tapi kata-katanya terpotong dengan yoojung yang tiba-tiba berkata, "bayar uang kas kek,"

sanha mengerucutkan bibirnya, "tai."

yoojung terkekeh, diikuti sanha, sedetik kemudian raut muka yoojung berubah serius, "serius nih!"

"ck," sanha berdecak, "jiwa rentenir lo tuh emang udah mendarah daging ya?" tapi tangannya tetep ngerogoh saku buat ngeluarin uang.

"ya.. gimana ya, coba aja kalau yang jadi bendahara pendiem, kaga makmur pasti ni kelas." yoojung mengulurkan tangannya untuk menerima uang.

"y y y y y." sanha memutar bola matanya.

yoojung menelungkupkan kepalanya diatas meja. sanha dengan isengnya melintir-melintir rambut yoojung.

"sanha apaansi ganggu lo," kata yoojung datar. mukanya masih ia tenggelamkan diatas meja.

"yoojung gue udah segede ini ternyata, padahal dulu masih mandi bareng," gumam sanha, lengkap dengan kekehannya diakhir.

mendengar gumaman sanha, yoojung mengangkat kepalanya sambil mendelik, "kAPAN BEGO?"

"dih, ngegas," sanha yang kaget langsung ngelepasin telunjuknya dari rambut yoojung.

"YA LAGIAN ELO NGAWUR GITU NGOMONGNYA!" teriak yoojung.

ini masih pagi dan yoojung udah menguras tenaganya untuk meladeni fairuz sanha.

"TAPI KAN GUA BENEER??" kata sanha nggak terima.

yoojung sama sanha memang pernah bertemu saat keduanya masih sama-sama lima tahun.

iya cuma ketemu.

mama sanha temen mama yoojung arisan. jadinya sanha nggak sengaja ketemu yoojung pas ngekor mamanya arisan.

"dah tuh jangan teriak-teriak, nggak enak didengerin tetangga," sanha ngacak rambut yoojung sekali, kemudian menyandarkan kepalanya diatas meja, menghadap yoojung.

sanha mengamati muka yoojung yang sedang sibuk ngitung total hutang kas anak kelas.

gadis didepannya ini selalu bisa bikin dia ngelakuin hal random. walau sanha biasanya emang random, tapi cuma talitha yoojung shabrina yang bisa bikin dia ngerengek ke bundanya mau dibeliin mukena.

gara-gara mukena yoojung ilang pas pondok ramadhan disekolah mereka.

"eH IYA LUPA!" yoojung mukul keningnya keras, bikin sanha meringis membayangkan perihnya kening yoojung sekarang.

"apaan sih, ngagetin." sanha menegakkan kepalanya.

"gue lupa belum beli kertas karton buat mading kelas..."

sanha menghela nafasnya, teman kesayangannya ini emang pelupa.

"yaudah line jinyoung aja, keburu dia nyampe," kata sanha enteng sebelum nyandarin kepalanya di kepala kursi.

"mana ada toko buka jam segini sih san?" yoojung mendelik.

"ya terus gimanaa? ha? beli di koperasi aja sana!" sanha mulai naikin nada bicaranya.

"dI KOPERASI ADANYA YANG KECIIL" yoojung mulai tersulut emosi. habisnya, ngomong sama sanha emang suka menyulut emosi.

"yAIYA BIASA AJA, NGGAUSAH BENTAK, KAN GUA CUMAN KASIH SARAN."

"ELO DULUAN SANHAAA"

kelas yang isinya baru lima anak ini didominasi sama teriakan mereka yang kalau dihitung kira-kira bisa sampai 1000 Hz.

sanha mendengus, "beli sama jinyoung sana. repot amat idup lo."

"JINYOUNGNYA AJA BELUM DATENG BEGOO"

"YAIYA BIASA AJA DONG"

tanpa mereka berdua sadari, jinyoung yang menjadi topik adu mulut mereka, menghampiri mereka karena merasa namanya disebut.

"apaan?"

yoojung langsung diam.

"hAh ada jinyoung aja diem lu. serah lah serah." sanha mengibaskan tangannya kemudian beranjak meninggalkan mereka.

mata jinyoung tertuju kearah sanha yang berjalan menjauhi bangku yoojung.

kemudian beralih ke yoojung, "kenapa sih?"

yoojung mendengus, "gue lupa beli karton buat mading kelas."

jinyoung ngangguk-ngangguk kalem, "yaudah, ijin keluar bentar buat beli karton."

"iya juga," yoojung ngangguk sekilas. "nih duitnya," dia ngeluarin uang dua puluh ribuan.

"ya sama elo lah, masa gua sendirian??"

head over heels ✓ • yoojung jinyoungWhere stories live. Discover now