xix. ngeselin

91 28 40
                                    

"yoojung lo dipanggil ke ruang kepala sekolah," kata jinyoung yang baru aja balik dari ruang guru.

"gue?? ngapainn?" yoojung menampilkan raut wajah cemas, doyeon sama yeri udah mulai ngomporin.

"ketauan nyontek ya lo?"

"hayo loh jung, ini gara-gara lo pernah nyenggol kopinya kepsek kali,"

"buruan jung," kata jinyoung datar.

"takut young..." yoojung mengerucutkan bibirnya sambil memasang muka melas.

"panggilan bendahara, sans." tanggap jinyoung.

"panggilan soal apa?"

"pertanggung-jawaban bazar."

"temenin?"

"iya." jawab jinyoung kalem. yoojung tersenyum singkat, kemudian mengambil catatan keuangannya dari dalam tas.

"ayok dah," dia jalan duluan didepan jinyoung.

"bisa sendiri nih?" tanya jinyoung.

"ee iya iya maaf," yoojung berjalan mundur, mensejajarkan langkahnya dengan jinyoung.

mereka berdua sampai didepan ruang kepala sekolah, yoojung menghentikan langkahnya, tiba-tiba sedikit menunduk, membisikkan sesuatu pada jinyoung, "beneran ada bendahara lain kan?"

telinga jinyoung memerah, melihat yoojung sedekat ini, kemudian ia mengangguk.

"masuk sendiri sana," jinyoung mendorong bahu yoojung, kemudian berjalan menjauh dari depan pintu ruang kepala sekolah.

yoojung mengatur nafasnya berkali-kali sebelum dirinya mengetuk pintu ruang kepala sekolah.

tok tok

"permisi,"

--

"AAAGH GILA ANJENG GUE KIRA GUE MAU MATI TADI HHHH" omel yoojung di perjalanan mereka menuju kantin.

"lu sih, kan gua udah bilang buat ngawasin anak-anak yang jaga bazar. lu nya malah sibuk pacaran." omel jinyoung.

"pacaran sama siapa sih?? eh ngaca dong, dikira gue nggak tau lo sama--"

"bacot. gue nungguin elo, lo nya malah sama rocky. yaudah."

"kapan sih gue sama kak rocky?? orang gue sama doyeon sama somi kok!" kata yoojung mulai kesal. "lagian lo siapa pake ngatur?"

jinyoung diem. memilih untuk melanjutkan perjalanan dengan mulut tertutup rapat.

"maaf, gue kelepasan."

yoojung mengangkat bahunya acuh.

mereka berdua akhirnya sampai di kantin yang sepi karena yang lain pada pelajaran. mereka bolos, bentar lagi diciduk guru.

"lo mau makan?"

"somay, pesenin. mau ngitung ini dulu." yoojung membuka buku keungannya, dan mulai menghitung pengeluaran dan pemasukan bazar.

tanpa kata jinyoung menuju kedai siomay, memesankan yoojung, untuk kembali duduk disamping kanan yoojung.

"emang lo titipin ke siapa waktu di bazar?" tanya jinyoung sambil menopang dagunya, menatap yoojung yang masih sibuk menghitung.

"nancy." jawabnya singkat, masih sambil fokus menghitung.

melihat raut serius yoojung, tanpa sadar jinyoung tersenyum. merutuki dalam hati mengapa dia baru sadar sekarang.

"terus-- eh young, elpiji habis berapa tabung?" tanya yoojung sambil sibuk mencorat-coret buku keuangan kelasnya.

"hm?" tersadar dari lamunannya, jinyoung berdehem sejenak, "dua. gue sama sanha yang beli."

yoojung mengangguk cepat, kemudian menaikkan kacamatanya yang sedikit merosot.

"makan dulu," kata jinyoung begitu seporsi siomay mendarat diatas meja mereka.

"nanti." jawab yoojung, kemudian kembali sibuk berkomat-kamit.

"jung," tegur jinyoung dengan nada datar dan tatapan menusuk.

yoojung menelan ludah gugup, sedikit menunduk, menghindari retina jinyoung yang sedikit mengintimidasi.

jinyoung menusukkan siomay, kemudian diserahkannya pada yoojung.

"jung," kata jinyoung sambil menatap yoojung yang sibuk mengunyah dan menatap fokus pada buku keuangannya.

"hm?"

"gimana sama rocky?"

mendengar pertanyaan jinyoung, yoojung tersedak. buru-buru jinyoung menyodorkan air dari botol minum yoojung.

"eh maaf-maaf," katanya sambil menepuk-nepuk punggung yoojung.

"gapapa." yoojung meminum airnya sekali lagi. ia menghela nafas, "ga gimana-gimana, orang dari awal biasa aja."

jinyoung mengangguk, terbesit sedikit rasa senang didalam hatinya.

"eunbin gimana?" tanya yoojung. entah dia mendapat wangsit darimana, tetapi mulutnya mengatakan hal itu.

jinyoung mengangguk-angguk, "baik. dia sama jeno sekarang."

"hAH??"

"sama gue juga kaget." balas jinyoung kalem. tangannya kemudian bergerak untuk memainkan rambut yoojung.

"tentang perasaan yoojung ke jinyoung, gimana?" tanya jinyoung.

yoojung memberingsut di tempatnya. hal yang ia takutkan selama satu bulan terakhir, akhirnya terjadi hari ini.

"jinyoung masih berharap nggak sama yoojung?" tanyanya balik.

jinyoung dengan kalemnya mengangguk. "jinyoung bilang, dia nyesel baru sadar kalau suka."

yoojung menahan nafasnya. sejujurnya ia bingung terhadap perlakuan jinyoung.

"jadi, yoojung mau jadi pacar jinyoung nggak?"

nafas yoojung semakin tercekat. kepalanya mendadak pusing dengan pertanyaan jinyoung.

yoojung melepas kacamatanya, memijat pangkal hidungnya sebelum menenggelamkan kepala diatas meja kantin.

hening sempat menghampiri mereka cukup lama, sebelum yoojung berkata lirih,"jangan bilang siapa-siapa kalau yoojung mau."







jinyoung, jangan ditanya. dia rasanya mau selebrasi buka baju terus lompat-lompat, gegoleran di lantai kantin.

untung dia masih punya malu.

jinyoung mencengkram celana seragamnya kuat. menahan agar tidak kelepasan melampiaskan rasa gemasnya pada yoojung.

"duh, panas," yoojung mengipas mukanya yang memerah. diliriknya jinyoung yang tengah menatapnya dengan senyum malu-malu sekilas.

"me--"

"sst" yoojung meletakkan telunjuknya di depan mulut jinyoung, kemudian dengan kecepatan kilat menarik jinyoung kebawah meja kantin.

tuk tuk tuk

tidak lama, sepasang kaki berhenti tepat di depan meja mereka, diikuti wajah galak guru kedisiplinan.

"bagus ya kalian, bukannya pelajaran malah pacaran!"











terima kasih!


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 16, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

head over heels ✓ • yoojung jinyoungWhere stories live. Discover now