xv.

94 27 12
                                    

seminggu kemudian, sekolah digegerkan dengan kabar bahwa jinyoung-eunbin putus. tidak ada yang tau sebab pastinya, hanya 'katanya' yang tersebar dari mulut ke mulut.

seminggu itu pula yoojung semakin dekat dengan rocky, menurut yoojung, rocky sebenarnya tidak se tengil saat pertama bertemu. rocky ternyata pribadi yang cukup hangat.

apalagi sama mamanya.

kesan pertama lebih sering salah, sebenernya.

"lo putus young?" tanya yoojung ditengah-tengah kegiatan mendekor kelas mereka.

yang ditanya mengangkat bahu acuh tak acuh.

yoojung mendengus, "kalau masalahnya belum jelas, mending diomongin dulu," yoojung sedikit mengibaskan rambutnya yang agak lepek terkena keringat.

"lo tau apa sih," kata jinyoung datar.

yoojung yang sibuk dengan kuas cat mengusap keringat di dahinya sambil mengibaskan rambutnya lagi, "ya.. nggatau, hehe."

jinyoung yang melihat yoojung yang tampak risih dengan rambutnya, tiba-tiba jongkok dibelakang yoojung "iket rambut lo mana dah?" tanyanya sambil menyisir rambut yoojung dengan jarinya.

"h-hah? nggausah, gapapa," yoojung yang merasakan jari jinyoung di kulit kepalanya berusaha menyingkirkan tangan jinyoung, tapi nggak munafik kalau reaksi jantungnya masih sama.

yoojung kira, masa-masa suka sama jinyoung udah lewat, tapi ternyata masih ada. hatinya masih bereaksi terhadap perlakuan jinyoung.

jinyoung mengumpulkan rambut yoojung ditengah, kemudian mengambil karet bekas nyatuin kuas.

"risih gue ngeliatnya," kemudian mengikat rambut yoojung.

jangan ditanya gimana kondisi yoojung, yang jelas sekarang dia mendadak bingung mau ngapain.

-

eunbin melangkahkan kakinya menuju kantin, tempatnya membuat janji dengan seseorang.

selepas putus dari jinyoung, kondisi hati eunbin tentu tidak baik-baik saja.

tentu tidak ketara pada penampilannya, karena menurut seorang tafrina eunbin azzahra, image nya lebih penting daripada menunjukkan suasana hatinya.

lagipula, kalau penampilannya berubah, pasti ia akan menjadi bahan omongan. dia agak nggak suka jadi bahan omongan tiap-tiap nyawa yang melihatnya.

"maaf ya jen, lama." kata eunbin sebelum menarik kursi di depan pemuda bernama lengkap jeremy agustino.

"sans lah, gue ini," jeno menyesap milo kalengnya sedikit sebelum memajukan duduknya menjadi lebih dekat dengan eunbin.

"jinyoung... gimana?" tanyanya pelan.

"kalau pakai sepatu nggak sepasang, sering ngelamun, lumayan lemot, sama nggak sisir rambut disebut biasa aja, berarti dia biasa aja." jawab jeno santai. eunbin terdiam, tidak menyangka jinyoung akan terlihat se-kacau itu.

"bin gue udah bilang, ini bukan ide bagus," jeno memajukan badannya kearah meja.

"jen, dia suka yoojung. gue nggak bisa maksa jinyoung buat lanjut lah," jawab eunbin.

"sumpah ya, mereka tuh cuma temen, eunbin" kata jeno dengan penekanan di akhir.

gemas juga lama-lama dengan eunbin.

"jinyoung suka jen, gue tau sejak di bioskop." balas eunbin dengan nada tidak ingin dibantah. "lagian kalau kaya gini gue nggak bisa nyalahin siapa-siapa, perasaan manusia nggak ada yang tau kan?"

jeno menyandarkan punggungnya pasrah di sandaran kursi tempatnya duduk. temannya ini, luarnya aja garang, dalemnya sih, terlalu baik.

"yoojung akhir-akhir ini deket sama bang rocky bin," kata jeno pelan.

eunbin membuka mulutnya singkat sebelum mengatupkannya kembali.

"lagian lo sih ah, pake ngaku jadi cewe gue segala!" jeno mengacak rambutnya. "besok apa? ngaku jadi sepupu gue lo?"

eunbin mencebikkan bibirnya, "ya sori. itu refleks karena jinyoung tiba-tiba dateng. kan gue belum beneran selesai galaunya."

"terus sekarang gimana? udah nggak bisa diapa-apain lagi," kata jeno.

"yaudah, nggak usah diapa-apain. paling juga gue gamon, jinyoung deketin yoojung," jawab eunbin santai membuat jeno refleks memukul kecil mulut eunbin dengan dua jarinya, "enteng banget. lo beneran sayang jinyoung nggak sih?"

head over heels ✓ • yoojung jinyoungWhere stories live. Discover now