8

2.3K 176 13
                                    

"If chaos is a work of art,
Then my heart is a masterpiece"

•••

Kyungsoo's pov

"i don't want you to feel uncomfortable. Aku mungkin fans kamu, tapi aku menghargai kamu. Kamu juga manusia, sama kayak aku. Tidak nyaman kan, kemana-mana orang mengenal kamu, minta foto, minta ini itu.."

Kata-kata yang diucapkan Vina saat itu sangat membuatku terdiam, memikirkannya. Tidak banyak orang yang seperti ini.

Aku pernah bilang di suatu acara televisi bahwa aku ingin sekali menjadi orang biasa, karena semenjak menjadi idol, aku tidak bisa kemana-mana. orang akan mengenalku.

Vina membuatku kehilangan kata-kata saat itu. setelah mengucapkan terimakasih, hujan tadi sempat terhenti dan aku pamit padanya. Takut jika terus bersamanya aku ingin terus berbincang-bincang padanya tanpa ingin melepasnya.

Dia luar biasa. Aku nyaman bersamanya.

"Soo, mau makan apa? Kita ke cafe dekat sini apa mau makan di hotel saja?" Haneul Hyung berdiri dari tempat tidurnya dan meregangkan kakinya. Dia habis ngapain sih?

"Jangan Hyung, jangan ke cafe itu untuk saat ini. Kita pesan disini saja!" Aku menggeleng dengan cepat.

Vina bisa saja masih ada di sana, kan?

"Oke, pasta ya." Haneul Hyung mulai memencet nomor dan memesan pasta untuk kami berdua.

Tidak sampai satu jam, pasta yang dipesan Haneul Hyung pun datang.

Kami mengambil pasta itu dan mengaduknya berkali-kali. Supaya bumbunya tersebar.

"Kau harus menyusun rencana jika bertemu Vina, Kyungsoo-ya." Haneul Hyung menatapku dengan serius lalu memakan satu sendok penuh pastanya. "Mungkin kau harus tidak sengaja menjatuhkan barangnya atau.."

"Aku sudah bertemu dengannya"

"MWO??"

"Aku sudah bertemu Vina"

"Lalu?"

"Aku menyapanya, kami mengobrol sedikit, dan.."

"Dan kau pergi? Tanpa menunggunya untuk duluan pamit padamu." Sial. Hyung tau. Dia menghela nafasnya pelan. "Aku tau watakmu."

Kami berdiam sebentar. Hanya suara kunyahan yang dapat didengar.

"Hyung, aku mau berenang." Aku meletakkan piringku yang sudah tidak ada isinya dan pergi keluar kamar dengan membawa celana renang dan handuk.

Waktu yang mulai malam adalah waktu yang pas untuk berenang. Lagipula, aku butuh menenangkan diri. Tepatnya, mempersiapkan diri untuk bertemu dia.

Aku pun turun menuju kolam renang dan berganti celana renang. Siap meluncur.

"Oppa?"

Deg.

Aku menoleh dan mendapati Vina sedang berdiri menutupi tubuhnya dengan handuk. dia pasti baru datang, karena rambutnya yang masih kering.

"Kau menginap disini juga?" Aku hanya pura-pura bodoh. Tidak mungkin kan aku bilang bahwa aku menguntitnya?

"Ya, di lantai 14. 1485." Dia melihatku dengan wajahnya yang merah. "Berenanglah Oppa, aku akan naik. Lagipula, kakiku sudah capek. Bye, Kyungsoo Oppa."

Dia menundukkan sedikit kepalanya, pamit. Sebelum berjalan lebih jauh lagi, aku mengejarnya.

Oh? Kakiku bergerak sendiri. Tanganku bergerak sendiri. Tanganku meraih tangannya. Menolak kepergiannya.

Kan mau berenang juga, kenapa malah naik?

"Tidak, kita bisa berenang bersama. Tidak apa, kan?" Mulut macam apa ini. Sekarang aku benar-benar terlihat seperti om pedofil di depan gadis berumur 19 tahun ini.

Dia sempat terlihat berpikir sebelum akhirnya mengangguk dan duduk meletakkan handuk miliknya.

Sial. Tubuhnya sangat indah. Tidak kurus dan tidak gemuk. Dia memakai baju renang yang tidak memperlihatkan bagian tubuhnya, tapi memperlihatkan setiap lekukannya yang ada.

She's hot. Apalagi ketika dia mengikat rambutnya naik ke atas. Dia bisa membuatku gila.

Apa ini efek jones akibat sibuk kerja?

"Maaf Oppa, padahal aku ingin memberimu waktu sendiri agar lebih nyaman. Tapi malah ikut-ikut berenang.." Dia duduk di tepi kolam dan melihatku yang masih berdiri. Posisi macam apa ini?

Aku pun duduk dan berlahan memasukkan diriku ke dalam kolam.

Aku berbalik menghadapnya sehingga badanku didepan lututnya dan tanganku disamping pahanya. Baru kali ini aku bersikap seperti ini.

"Tidak apa. Aku juga butuh teman. Asal kau tidak memberitau siapa-siapa aku disini, kita aman." Kami saling bertatapan. Astaga aku sudah gila.

Aku tidak pernah menunjukkan bagian perut maupun dadaku pada orang lain. Meskipun itu EXOL. Saat konser pun banyak member yang membuka bajunya, tapi aku tidak pernah.

Tapi di depan dia, kenapa aku berani melakukannya? Untunglah akhir-akhir ini aku rutin berolahraga demi drama baru. Berguna uga.

Aku memegang tangannya, menuntunnya untuk ikut turun ke dalam kolam bersamaku.

Ia hampir terjatuh sehingga otomatis aku memegang pinggangnya, berusaha supaya ia bisa pelan-pelan masuk ke dalam kolam.

Jantungku.. tenanglah..

BE MY GIRLFRIEND?  (DKS FANFIC)🐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang