39

1.9K 138 6
                                    

"Remember how we met?
I never forget the first time i saw you in person,
The first time i talked to you,
I was crazy about you,
I didn't realize,
I love you then,
And still am"

•••

Vina's pov

Aku terbangun di pagi yang cerah dengan moodku yang senang hari ini.

Kemarin aku benar-benar merasa sangat bahagia. Konsernya berjalan dengan lancar dan beribu-ribu orang saling bersorak.

Aku tidak lupa kata-katanya kemarin.

Untuk kamu, aku kangen.

Ia bisa membuat orang jatuh cinta seketika.

Aku juga kangen.

Aku memegang kalung pemberiannya waktu itu. Aku tidak pernah melepasnya.

Saat konser kemarin berlangsung, aku sempat melihat jarinya. Cincin itu berpindah ke tangan sebelah kirinya dan terpajang di jari manisnya. Ia juga memakai kalung yang di ujungnya tergantung cincin lagi.

Aku melihatnya dengan tersenyum lebar. Melihatnya menari dan menyanyi dengan senang, membuatku ingin sekali memeluknya saat itu.

Aku berharap akan bertemu dengannya cepat atau lambat. Selama ia masih memakai cincin itu, ia masih menungguku.

TRIIING TRIING

Aku mencari asal suara itu dan memegang ponselku, melihat layarnya.

KakLucas is calling.

Aku menekan tombol answer dan memindahkan ponselku ke telingaku.

"Kak?" Aku menjawabnya.

"Sepertinya kau harus merevisi bukumu yang baru saja kau email padaku." Dia terdengar sibuk dengan suara printing di belakangnya.

"Ada yang salah?" Aku bertanya sambil mengingat-ingat apa yang sudah kutulis.

"Hm, poem yang ada di lembar 37, ada yang tidak terlalu cocok dengan lembar berikutnya. Lalu karena kau bersikeras memakai covermu, revisi juga, ya. Warnanya kurang berhubungan dengan isi bukumu, dan gambarnya, revisi sedikit." Ia terdengar membalik-balik kertas. Sudah pasti itu file yang ku email padanya beberapa hari lalu.

"Okay, aku akan segera revisi, mungkin 4-5 hari ini akan kukirim." Padahal aku ingin bersantai malam ini.

Biarlah, lagipula aku juga tidak ada pekerjaan. Mungkin kalau aku mengerjakannya di cafe dekat hotel sini sambil memesan Mango Frappuccino akan lebih nyaman.

Pasti di jam segini tidak akan ada banyak orang di cafe itu.

"Okay. Jadi, bagaimana dengan konser kemarin? Seru?" Dia bertanya padaku.

"Sangat. Aku menikmatinya. Kau tau, Kyungsoo oppa sangat tampan! Dan suaranya, suaranya tidak pernah gagal membuat mulutku terbuka." Aku menjelaskannya dengan panjang lebar.

"Ckck. Biarpun kau bilang dia sudah menyakitimu, tetap saja kau fans nomor satunya." Aku bisa membayangkan Kak Lucas yang sedang menggelengkan kepalanya pelan sekarang.

"Hehe, ya sudah, Kak, aku tutup dulu, aku akan secepat mungkin mengirimnya ke emailmu."

"Baiklah. Makan yang benar ya!"

"Bawel."

"AP.." tut tut

Aku menutupnya sebelum dia menyelesaikan kalimatnya. Aku tau kalau aku membiarkannya, dia akan tetap mengomeliku sampai entah kapan.

Dia memang cerewet kalau soal makan, karena aku sendiri akhir-akhir ini makan dengan tidak teratur.

Padahal dulu waktu bersama Kyungsoo oppa, aku selalu makan dan tidak pernah melewatkan makan pagi.

Aku lalu melangkahkan kakiku dengan malas ke arah kamar mandi, dan mencuci rambutku.

Setelah siap untuk keluar, aku mengambil laptopku dan langsung berjalan keluar.

Kruuk..

Perutku berbunyi, tanda lapar. Harusnya aku breakfast dulu sebelum berangkat.

Ah, nanti saja setelah merevisi beberapa bagian, baru aku akan makan.

Aku berjalan masuk ke dalam cafe seperti biasanya, dan sepertinya penjaga kasir itu tersenyum padaku, tidak seperti kemarin.

Dan untungnya lagi, cafe saat itu tidak ramai, cuma ada seorang yang menutupi mukanya dengan buku yang ia baca.

Aku tersenyum sekilas melihatnya. Itu bukuku. Yang orang itu baca adalah bukuku. Padahal itu bukuku yang ketiga, sudah 3 tahun lalu dan buku paling laris yang pernah kukeluarkan.

Iya, itu buku yang aku tulis untuk Kyungsoo oppa.

Aku lalu mengalihkan pandanganku ke kasir dan memesan.

"Mango frappucino ya, mbak. Satu." Aku mengangkat tanganku membentuk angka satu di jariku.

Aku melihatnya memotong mangga dan memasukkannya ke dalam blender, dan bubuk yang aku tidak tau itu apa, lalu sirup dan gula yang benyak. Pantas manis sekali.

Tapi percayalah, ini enak sekali. Mungkin aku sudah diguna-guna supaya menjadi pelanggan tetap mereka.

"Ini kak, mango frappuccino nya." Dia menyerahkan minuman itu ke arahku dan memberiku sedotan.

Aku mengambilnya dan langsung duduk di tempat dekat jendela.

Mendung. Kenapa langit tiba-tiba mendung?

Aku membuka laptopku dan tidak membutuhkan waktu lama, aku sudah berada di duniaku sendiri.

Tidak berapa lama, hujan turun mengguyur sebagian jalanan dan aku tetap mengetik di laptopku.

Tanpa sadar, seseorang sudah duduk di depanku dan suaranya menghentikan ketikanku di laptop, membuatku menurunkan layar laptop untuk melihatnya.

"Hujan.."

Aku tersenyum lebar melihatnya. Tatapannya masih sama seperti 3 tahun lalu. Tatapan yang membuatku mencintainya.

 Tatapan yang membuatku mencintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk kamu, aku kangen." Aku mengulang kata-katanya sama seperti di konser kemarin.

Kyungsoo oppa tertawa kecil melihatku dan melepas kalungnya, mengeluarkan cincin yang tengah menggantung di ujungnya.

"Untuk kamu, aku sudah lama sekali menunggu." Dia menatapku lekat, memegang tanganku dan menggenggamnya erat.

Ia mengelus jari manisku dan menciumnya, lalu memakaikan cincin itu di jari manisku.

"Vina-ya, aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Oppa."

BE MY GIRLFRIEND?  (DKS FANFIC)🐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang