22

1.5K 124 5
                                    

"She realized that home wasn't a place.
It was here.
In his arms"

•••

Vina's pov

Sumpah demi apa.. Kyungsoo oppa menyukaiku.

Aku tidak sedang dipermainkan, kan?

Tidak ada kamera di kamar ini, kan?

Mimpi apa aku bisa memeluknya seperti ini!

Ternyata ini rasanya memenangkan suatu lotre. Senang karena mendapatkannya, takut jika ada yang mengincarnya.

"Apa aku perlu memesan kamar lagi?" Dia bertanya di sela-sela kami berpelukan.

"Untuk apa? Kalau soal manner lagi, aku tidak keberatan, oppa." Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Apa kau tidak apa-apa sekamar dengan om tua ini? Haha." kami hanya beda 6 tahun.

"Om tua dari mana? Kau masih muda, oppa-ya." Aku melingkarkan tanganku di lehernya, dan dia tetap memeluk pinggangku.

Kami akhirnya melepas pelukan dan bersiap-siap untuk tidur.

Kyungsoo oppa entah dari mana membawa kaos putihnya dan menyerahkannya padaku. Sedangkan dia memakai kaos hitamnya.

"Kau mau meminjamnya? Tidak nyaman kan kau memakai baju yang kau pakai sekarang untuk tidur?" SIAPA YANG TIDAK MAU?

Aku mengangguk berusaha mengontrol diriku yang ingin teriak. Untungnya, aku masih dibatas waras.

Aku mengambil baju itu dan pergi ke kamar mandi, menggantinya. Untunglah aku memakai celana pendek.

Baju ini terlihat kebesaran di badanku.

Aroma Kyungsoo oppa tertempel di baju ini dan aku bisa merasakannya. Seakan dia memelukku.

Aku keluar setelah sedikit berimajinasi didalam kamar mandi.

Ternyata, aku keluar di saat yang tidak tepat.

Kyungsoo oppa sedang mengganti bajunya.. Ia memperlihatkan perutnya yang rata, tapi tidak sixpack dan otot-otot yang ada di punggungnya. Lengannya terlihat lebih besar dari sebelumnya.

Aku langsung kembali masuk ke kamar mandi setelah dia menyadari kehadiranku dibelakangnya.

"Maaf!" Aku langsung menutup pintu kamar mandi.

Aku mendengar langkahnya berjalan mendekati kamar mandi yang kutempati sekarang dan mengetuk pintunya.

"Keluarlah, Vina. Lagipula, kau akan melihatnya cepat atau lambat. Tidak ada gunanya kau menghindar." Aku bisa mendengar suaranya tertawa.

Untung ganteng.

Aku keluar dan langsung disambut dengan Kyungsoo oppa yang bersandar di kursi dekat kamar mandi. Sudah lengkap dengan baju putihnya.

 Sudah lengkap dengan baju putihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penonton ketjewah.

Ia melihatku dari atas sampai bawah dan mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah.

Aku memakai dalaman warna hitam sehingga sedikit memperlihatkannya di balik bajunya yang putih dan mengikat rambutku naik keatas. Mungkin karena itu, dia bersikap malu?

Aku menggodanya dengan mendekatkan diriku dan berusaha membuat eye contact dengannya.

"Hmm? Kenapa kau menghindariku, oppa?"

"Bahaya, jangan mendekat." Dia bergumam.

"Hah? Kau bilang sesuatu?"

Dia memegang kedua lenganku dan mendekatkan bibirnya pada telingaku sambil berbisik pelan..

"Aku bilang, bahaya kalau kau terus melakukan hal seperti ini.."

Aku langsung mundur sehingga menabrak pintu kamar mandi dibelakangku dan melihatnya dengan terkejut. He's being seductive. Wajahku memanas seketika.

Alhasil, dia tertawa lebih kencang dari sebelumnya. Baru pertama aku melihatnya seperti ini.

"Ayo kita tidur saja." Dia menarik lenganku, menuntunnya ke kasur.

"Jangan ngambek, ya." Dia mencubit pipiku gemas.

Kami tersenyum lebar, mulai naik ke kasur dan berbaring.

Jujur saja, siapa yang tidak bisa tidur kalau disebelahnya seorang idol terkenal? Aku yakin semua dari kita. Apalagi yang EXOL..

Bayangkan bagaimana posisiku saat ini.

Aku memperbaiki posisi tidurku menghadap Kyungsoo oppa. Ternyata dia sedari tadi sudah berbaring menghadap punggungku.

"Kau kecil sekali, tanganmu kecil, badanmu kecil." Tangannya mulai menjelajahi dari lenganku sampai pinggangku.

"Tapi pahaku besar, oppa." Oke, aku merusak suasana.

Dia tertawa kecil dan menarikku pelan, mendekatinya.

Aku mendengar suara jantung yang cepat, yang kuasumsikan adalah jantungku.

Saat itu lah aku tau jantungku sangat sehat.

Ia memperbaiki posisinya dengan tambah mendekati dirinya, dan satu tangannya ia selipkan dibawah leherku.

Tentu saja aku dengan senang membuka akses masuk tangannya selebar mungkin.

Satu tangannya masih memegang pinggangku, mengelusnya dengan pelan.

Kami pun mulai memenjamkan mata dan tanpa sadar sudah tertidur.

BE MY GIRLFRIEND?  (DKS FANFIC)🐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang