Part 3

5.2K 177 2
                                    

Braaaaakkkkkk .....



Tunggu, ini bukan drama di tipi tipi kan, yang si cewek ditabrak sama cowok ganteng terus ditolongin, abis itu dijadiin bininya. Dan taraaaa, menikahlah mereka lalu hidup aman damai sentosa bahagia selamanya.
Sayang nya ini bukan drama sinetron. Apalagi kalau abis ditabrak mobil yang sakitnya dibuat buat gitu. tapi ini sakit beneran. Bonyok deh ini badan, udah gitu sepeda gue juga rusak. Siap siap lo wahai pengendara mobil, gue gibeng lo.

"Woyy, turun lo. Tanggung jawab, sepeda gue rusak, badan gue bonyok semua. Keluar sekaraaang !!!! Kalau gak, gue tendang mobil lo." Amuk gue sambil nendang nendang mobilnya.

Saat pintu mobil dibuka, yang keluar adalah cowok yang tadi pagi gue siram air es. Lah sempit amat dunia, sehari ketemu tiga kali. Kayak jadwal makan gue sehari aja.

"Loooo .....,,!???"

"Saya minta maaf, saya tidak lihat ada kamu didepan."

"Wahhh, lo pikir gue sekecil itu sampai gak kelihatan. Sekarang lo ganti rugi, kalau enggak gue bakal....." Ucap gue terpotong.

"Bakal apa ?" Tanya dia.

"Bakal teriak kalau lo udah nabrak gue." Kata gue santai.

"Mereka tidak akan semudah itu percaya, karena kamu terlihat baik baik saja."

"Oh kalau gitu gue bakal teriak kalau gue mau diper....." Potong dia lagi.

"Diper .. ?" Tanya dia spontan.

"Diper-ka-sus." Cengir gue. Dia tersenyum.

"Ini uang buat ganti rugi kamu."

"Gak mau, gantiin sepeda gue aja deh. Soalnya gue gak punya kendaraan lain lagi." Kata gue.

"Oke besok saya ganti. Ini name card saya, kamu bisa temui saya disitu." Kata dia singkat.

"Uwaaahh, thankyou bos. Yaudah gue balik dulu." Pamit gue.

"Saya antar."

"Heh ? Gak usah, gue balik sendiri aja." Kata gue lagi.

"Hati hati." Kata dia.

Gue ambil sepeda yang nyungsep di got, kasihan amat nasib lo wahai sepeda. Tapi biarin deh, gue besok dapet sepeda baru tanpa keluar uang sepeserpun. Sambil menuntun sepeda, gue nglamun lagi. Mimpi gue bakalan indah kayaknya malam ini, soalnya ketemu cowok ganteng terus, ya meskipun nasib gue apes mulu.
Oh iya jam berapa ini. Mampus, bisa jadi daging cincang kalau gue telat pulang. Pasti abang gue marah banget. Mending gue lari aja deh.

Sesampai dirumah.

"Yuhuuuuuu, adek cantik pulang."

"Dari mana lo, dan itu kenapa sepeda sama badan lo bonyok semua." Tanya abang gue yang udah nangkring didepan pintu.

"Oh, ini. Tadi gue ditabrak mobil. Tapi tenang, besok gue bakal punya sepeda baru. Karena tadi gue malak dia buat ganti ini sepeda." Jawab gue santai.

"Ditabrak mobil ? Kalau sampai ayah tau, bisa gawat. Mending lo cepetan masuk dan obatin itu luka luka." Kata abang gue.

"Siap bos. Berangkat."

Tumben abang gue perhatian gitu, biasanya telat pulang langsung dijewer kalau belum merah merah belum dilepas. Ya meskipun abang gue jahat banget sama gue, tapi gue tetep sayang kok.

Habis gue obatin ini luka luka, gue langsung melayangkan tubuh ke atas kasur. Gue itu tipe orang yang PELOR, alias NEMPEL MOLOR. Dimanapun tempatnya kalau gue ngantuk, ya tidur. Lebih parahnya lagi, gue pernah tidur di halte bus. Untung sepi, kalau rame udah abis gue diinjek injek.






☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

Keesokan paginya, gue dateng ke alamat yang diberikan cowok kemarin. Beneran orang kaya, kantornya aja gede banget kayak gini. Hampir sama lah kayak kantor ayah, bedanya lebih besar ini sedikit. Ada tulisan TRANS STARLANDO didepan gedung ini.
Gue langkahkan kaki memasuki gedung, menemui mbak receptionis yang wajahnya agak horor karena make up tebel setebel ban sepeda gue.

"Maaf mbak, saya ingin bertemu dengan bapak Abimana Dwi Orlando bisa ?" Tanya gue.

"Apakah anda sudah membuat janji ?"

"Belum mbak, tapi kemarin saya disuruh kesini dengan beliau." Kata gue sopan.

"Sebentar mbak, saya coba hubungi bapak Lando dulu."

Gue duduk di kursi tunggu, sambil memaikan jari. Pandangan gue merajalela. Wahhh, ini mewah banget, tapi kok mereka betah ya disini. Kayak dikurung disangkar burung yang gak bisa kemana mana, bisanya cuma stay aja didalem. Gue aja disuruh kerja dikantor ayah males banget. Mending gue jalan jalan keluar, bebas. Mbak receptionis membuyarkan lamunan gue.

"Mbak, anda disuruh langsung naik ke lantai 25. Disana ada satu ruangan saja, ruangan bapak Lando."

"Terimakasih mbak."

Gue ngibrit memasuki lift yang tak jauh dari tempat si receptionis, lalu menekan tombol 25. TING. Lift terbuka. Wahhh, gila ini orang kaya banget. Bukannya gue langsung masuk ruangan nya tapi gue lihat lihat dulu sekitar. Amazing.
PUK, ada yang menepuk bahu gue, pas puter balik ternyata pemilik gedung ini, alias Abimana.

"Eh bapak, apa kabar pak." Kata gue sambil nyengir.

"Baik, ada apa kamu kemari ?" Tanya dia.

"Kan lo abis nabrak gue kemarin. Lo lupa ? Hari ini lo janji gantiin sepeda gue." Kata gue.

"Oh iya, saya lupa. Kalau gitu ikut saya."

"Kemana pak.." kata gue tapi tidak dijawab sama tuh orang.

Dia asal tarik tangan gue aja. Kan gue jadi bahan tontonan banyak karyawannya disini. Ada yang pandangannya mengintimidasi, ada juga yang bingung, dan ada juga yang menertawakan gue. Gue dimasukin ke mobilnya, mau dibawa kemana gue ? Jangan jangan diculik, atau mau diapa apain.
Tapi kalau diculik dan diapa apain sama siganteng ini mah gue rela. Aihhhh culik adek bang culik adek.

Ternyata dia bawa gue ke toko sepeda.

"Sepeda baru... Sepeda baru... Sepeda baru." Kata gue sambil nari nari. Dia cuma tersenyum melihat tingkah gue.

"Om, kalau om senyum gini kan cakep. Jangan ditekuk terus dong muka nya." Kata gue, dia masih tidak menjawab.

Abis gue dibeliin sepeda baru, gue diajak makan ke restoran sea food yang menunya mahal mahal. Buat orang yang punya kantong kayak gue, gak bakalan bisa deh masuk sini. Lumayan, makan gratis siapa sih yang gak mau.
Gue pesen ini itu ini itu, haha ini mah aji mumpung. Mumpung gratis berangkat.
Abis makan kenyang, gue pamitan sama dia. Sebenarnya disuruh barengan, tapi gue gak mau soalnya gue kan bawa sepeda.

Gue janjian sama Tania buat nonton film di bioskop. Pas gue sampek mall tempat tujuan, gue lihat mbak mbak yang kemarin makan sama om Lando di restoran tempat gue kerja. Tapi kok dia sama cowok lain sih, bukannya kata Tania itu yang dijodohin sama Om Lando. Gue mesti ikutin, kan gue kepoan. Maafin Irel Yalooh, bukan maksud Irel mau nguping tapi tingkst kekepoan Irel aja yang tinggi.

Yang gue denger dari percakapan mereka, mereka mau nikah besok di mesjid deket perumahan tante Ida, dan niat si cewek itu mau kabur dengan kekasihnya. Lah kok kasihan amat ya si om Lando. Meskipun tampangnya garang gitu, tapi dis kelihatan orang baik kok. Gue mesti kasih tau ke om Lando. Tapi gimana caranya, masak iya gue balik ke kantornya sekarang. Ogah banget gue, mana jauh lagi. Yang ada kaki gue gempor ngayuh ini sepeda sampai sana. Besok aja deh sekalian gue ke mesjid tempat mereka nikah.

"Hey ngapain lo disini." Kata Tania mengagetkan gue yang lagi nguping.

"Lo bisa gak, gak bikin gue jantungan."

"Gak bisa. Lagian ngapain lo kayak orang lagi ngintip aja. Oh lo pengen pacaran kayak mereka ? Makannya cari pacar." Kata Tania.

"Muke lo belang, siapa juga yang lagi ngintip orang pacaran. Mending ayo nonton sekarang, udah telat nih."

"Cus lets go."









              Bersambung ........

Partner HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang