Part 9

4.6K 171 6
                                    

"abaaaaanggggg....." Pekik gue.


"Mmmfffttthhhhh." Anjir mulut gue dibekep sama Lando. Gue refleks teriak gara gara lihat jam dilayar handphone, njir gue sampai lupa kalau Lando tidur pules disebelah gue.

"Berisik." Suara serak khas bangun tidur dia begitu menggoda, rasanya pengen gue cipok itu bibir seksinya.

"Saya telaaaaattt, hueeeee pasti nanti dimarahin sama mak lampir." Rengek gue.

"Mak lampir ? Siapa ?" Tanya nya bingung.

"Ya atasan saya lah, masak ya emak saya duh bapak ini gimana." Kata gue lagi.

"Yasudah, ijin tinggal libur saja apa susahnya." Ucap Lando santai.

"Anjir. Tinggal kate lo, yang ada gue kena sembur abis itu langsung tewas seketika." Jawab gue keceplosan.

"Your language please !!" Kata dia dengan jari telunjuk nempel di bibir. Huweeeee, bibir bibir bibir.

"Ohh, maaf saya kecipokan, ehh maksud saya keceplosan." Jawab gue reflek, njir ini semua gara gara bibir tak berdosa itu melambai lambai.
"Terus abang juga ngapain baru bangun ? Biasanya bangun pagi terus meskipun tidur larut malam ? Ohh saya tau, pasti gara gara ndusel dusel cantik sama saya kan ? Bapak terlalu nyaman kan ? Hohooo."

"Kepedean kamu, saya memang lagi capek. Jadi hari ini pengen malas malasan dirumah." Jawabnya.

"Lah ? Terus ngapain semalem lembur ngerjain kerjaan yang belum kelar kalau hari ini libur ?"

"File yang saya kerjain semalam sudah saya kirim pada wakil saya, hari ini pengen dirumah saja."

"Heleh ? Yaudah deh, saya mau mandi dulu. Bapak mau mandi juga ?" Tanya gue.

"Kamu ngajak saya mandi bareng ?" Kata dia masih dengan sikap santainya.

"Heeeee !!! Enggakkkkk." Njir gue kena, padahal maksud gue kalau dia mau mandi duluan kan gue bisa ntar ntar.

-----------

Hari ini gue butuh refreshing karena otak gue hampir ngadat gara gara obrolan tadi. Lagian Lando udah pergi nge gym tadi pagi, mendingan sekarang gue sepedahan ke taman, siapa tau banyak pemandangan cogan cogan seksi terpampang indah dibawah sinar mentari pagi kan lumayan, yakan.

Jarak taman dengan rumah gue gak begitu jauh, jadi gue berani pake sepeda. Kalau jauh, mungkin udah gempor kali ya kaki gue. Sesampai ditaman, gue keliling keliling bentar. Bener kan kata gue, banyak cogan seksi lari pagi disini. Gak salah gue kesini pagi pagi.
Ehh tunggu tunggu, kok gue kayak lihat Randy ya.

"Randy !" Pekik gue.

"Eh lo Rel, ngapain lo disini ?" Tanya Randy.

"Gue lagi berburu cogan seksi, siapa tau ada yang nyangkut." Kata gue dengan tatapan kelaparan.

"Gila lo, inget suami dirumah. Tobat tobat." Ujar Randy. "Tapi kalau lo mau nangkep salah satu cogan itu, gue siap kok jadi buronan kan gue termasuk cogan." Sambungnya.

"Anjir lo, lo nyuruh tobat tapi lo juga yang ngembat, daripada lo berharap yang gak jelas gitu mendingan lo cari pacar. Betah amat dengan gelar jomblo." Cecar gue.

"Kan gue nungguin lo jadi janda dulu." Kata dia skartis.

"Gila lo, ogah gue jadi jendes muda. Amit amit." Jawab gue sambil ngetok kepala sama bangku taman.

"Hahahaha yaudah kali, gue juga bercanda. Mending ayo lari lari sama gue." Ajak dia.

"Ogah gue, capek. Mendingan lo lari, gue ngintilin lo pake sepeda."

Partner HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang