Part 10

4.8K 189 10
                                    

Masak masak sendiri

Makan makan sendiri

Cuci baju sendiri

Tidurpun sendiri

Cinta aku tak punya

Kekasihpun tiada

Semuanya tlah pergi tak tahu kemana

Hidup terasa kaku bagaikan angka satu

Meranalah kini merana

Aksi kabur gue tadi berhasil, sekarang gue udah sampai rumah dengan sehat selamat sentosa sejahtera aman dan damai. Sekarang gue lagi menghadap papan cucian sambil ngucek baju yang banyaknya seambrek sambil nyanyi nyanyi, siap siap sakit pinggang deh gue. Meskipun gue punya banyak pembantu, tapi gue juga mau hidup mandiri. Nyuci baju juga gak berat kok, asal pinggang nya kuat.

Sampai sekarang Lando belum sampai rumah, betah amat sih jalan sama manusia rainbow. Nyebelin tau gak, gue kan bini nya. Harusnya dia tuh mikir kalau dia udah nikah, jaga kek perasaan bini nya meskipun belum ada rasa cinta.

Saking gemesnya gue sama Lando dan rainbow, cucian gue jadi sasarannya. Lecek lecek dah lo.

"Aduh non, nanti bajunya pada robek loh. Lagian non Irel ngapain nyuci baju segala, kan ada bibik." Ujar bibik.

"Hehe enggak bik. Biar aku aja yang nguci."

"Yaudah bibik bantu ya non."

"Iya bik, sini."

Gue dan bibik menyelesaikan cucian ini, gue yang ngucek dan bibik yang bilas.
Entah kenapa pikiran gue melayang ke Lando lagi. Punya daya pikat apasih dia sampai gue kayak gini.
Setelah selesai nyuci, gue masuk kedalam rumah. Disana sudah berkumpul ayah, bunda, Lando, dan nona rainbow. Ngapain sih dia ikut ikutan segala, siapa sebenarnya dia.

"Tante, pembantu gini kok dijadiin mantu sih." Kata Rainbow membuka pembicaraan.

"Maksud lo, gue ?"

"Ya siapa lagi kalau bukan lo."

"Lah, kalau gue pembantu emang ngapa ? Bagus dong, gue bisa ngerjain tugas rumah, masak, nyuci baju, bersih bersih kan gue cewek. Cewek baik itu gak cuma bisa dandan, tapi bisa ngurus suami juga." Balas gue.

"Lando gak layak nikah sama lo. Lo tu cuma bisa malu maluin keluarga ini tau gak !" Balas rainbow lagi.

Anjir, mau main main sama gue rupannya. Awas lo.
"Memang siapa yang pantas nikah sama Lando ? Elo ?" Tanya gue lagi.

"Ya jelas gue. Gue cantik, sosialita, berkelas, gak bikin malu, dan satu lagi keluarga gue jelas bibit bebet bobot nya, gak kayak lo ! Nikah aja mesti pake wali, kemana orang tua lo sampai sekarang gak muncul muncul ?"

Shit, bunda sama ayah juga diem aja lihat rainbow kayak gitu sama gue. Iya gue nikah pake wali abang gue karena nyokap bokap gue lagi keluar negeri. Awas aja ya lo, gue gak terima lo injek injek didepan Lando dan orang tuanya.

"Siapa yang tidak jelas bibit bebet dan bobot nya ?" Tiba tiba terdengar suara berat pria dari depan.

"Ayah." Gumam gue. Ternyata prmilik suara tersebut adalah ayah gue Defan Ardiansyah.

"Deff ??" Pekik ayah Alex.

"Alexando Abimana. Apa kabarmu kawan lama ?" Tanya ayah Defan.

"Baik, lama tak jumpa kawan."

Mereka saling berpelukan erat bak drama sinetron.
"Ngomong ngomong ngapain kamu kesini Deff ? Kamu tau alamatku darimana ?" Tanya ayah Alex.

"Aku kesini ingin menghukum anakku yang durhaka karena lancang menikah tanpa memberitahu orang tuanya." Kata ayah Defan dengan tatapan membunuhnya.

Partner HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang