Part 2

6.1K 177 1
                                    

Jreeeeengggggg ... Jreeeeenggggg.....


Apa salah dan dosa ku sayang..

Cinta suci ku kau buang buang..

Lihat jurus yang kan ku berikan..

Jarang goyang....jarang goyang......


Gue mulai menyanyi, dan anak anak ini memainkan musik nya. Ada yang pakai tutup botol, ada yang pakai paralon buat kendang, dan ada yang pakai gitar. Semua terdengar sempurna, diiringi suara kendaraan yang lalu lalang menambah semangat kami untuk mencari sedikit rezeki.
Dengan penuh keceriaan dan tanpa gengsi, kami berjoget sambil menari. Pandangan mata orang orang tertuju pada kami. Banyak yang ikut menari, banyak juga yang memberi sedikit recehnya. Ada juga orang yang merekam kami.

"Neng, suaranya bagus." Kata orang orang disana sambil memberikan uang.

"Terimakasih." Jawab gue sambil tersenyum.

Setelah lelah mengamen, kami putuskan beristirahat. Mereka ngajak gue ke kolong jembatan. Awalnya gue bingung, ngapain coba gue diajak ke bawah jembatan gini.

"Naira, ngapain kita kesini ?" Tanya gue bingung.

"Ke gubuk kecil kita kak. Kami semua tinggal disini." Kata Naira, salah satu anak kecil tadi.

Whatttt ?
Gue cuma bisa melongo dengernya. Gue gak nyangka, masih ada juga yang tinggal dibawah jembatan gini. Gue gak bisa bayangin, gimana kehidupan mereka dilingkungan kumuh seperti ini.
Gue prihatin sama mereka, tapi mereka semua manusia kuat. Tetap semangat mencari sesuap nasi.

"Kak. Kakak capek ? Makasih ya sudah bantu kita ngamen." Kata Naira.

"Iya sayang. Kakak gak capek kok. Kalian semua udah makan ?" Tanya gue.

"Belum kak." Jawab mereka serempak.

"Kalau gitu kita makan yuk di warung sana. Kakak traktir."

"Horeeeeeee... Yuk kak berangkat." Kata mereka gembira.

Gue seneng, meskipun cuma bisa bantu sedikit. Kami mulai memesan makanan, gue seneng banget lihat anak anak itu makan dengan lahap sambil bergurau. Mereka sangat bahagia meskipun serba kekurangan.
Setelah menghabiskan makanan gue pamit sama mereka.

"Kakak mau pulang dulu ya. Kapan kapan kalau kakak maen kesini lagi boleh ?" Tanya gue.

"Boleh banget kak, kakak sering sering kesini. Nemenin kita disini."

"Siap, kalau gitu kakak duluan ya."

"Hati hati kakak cantik." Kata mereka.

Gue pulang dengan sepeda yang gue tinggal diparkiran jalan dekat rambu rambu tempat kita tadi ngamen. Sepanjang jalan bersenandung ria sambil mengayuh sepeda kesayangan. Menyapa riang melewati orang orang pejalan kaki.

Gini gini gue orang baik, kalau ada orang dijalan ya gue sapa. Meskipun gue bisa dibilang keluarga kaya, tapi gue gak pernah menunjukkan kekayaan gue. Ayah gue bangga banget punya anak kayak gue, ya maklum gue anak cewek satu satunya.
Saudara gue cowok semua. Dan gue anak paling bontot, paling suka keluyuran, jarang nurut kata orang tua. Oh iya, nama gue Aurelia Ardiansah Putri, umur gue 22 tahun. Gue anak ke 4, kakak kakak gue cowok semua. Ayah gue Defan Ardiansah dan bunda gue Fena Aliana. Ayah gue pemilik perusahaan Triganda Felix, semua kakak gue kerja diperusahaan ayah.
Oke gue rasa cukup perkenalannya.


       ☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

Gue parkir sepeda didepan rumah. Tumben mobil ayah dirumah, biasanya mereka menggunakan sistem pergi pagi pulang pagi, kayak judul lagu itu tuh.

Partner HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang