Part 16

6.8K 229 32
                                    

( Author Pov )

Rintik hujan mengawali pagi hari ini, membuat sang empu nya terbuai akan nikmatnya surga dunia. Aurelia pemilik mata indah pemikat hati siapa saja yang menatapnya kini masih bergelut dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

Disisi lain, pemilik ruangan bernuansa abu abu putih yang terasa dingin kini tengah berdiri dibalik jendela kaca sedang memperhatikan rintik hujan yang mulai sedikit deras. Mungkin memang benar kata orang, bahwa hujan itu terkadang mengingatkan kita pada kenangan masa lalu. Sama seperti yang dialami Lando sekarang.

Flashback on.

Seorang gadis kecil tengah menari ditengah rintik hujan dengan gayanya yang ceria. Gadis penyuka hujan dan penikmat senja. Wajah cantik nan tubuh mungilnya membuat siapa saja yang melihat akan tertarik oleh pesonanya.

"Dafia, kamu ngapain hujan hujanan gini ? Ayo pulang, nanti kamu demam !" Kata laki laki tersebut pada Dafia.

"Gak mau, aku masih mau menikmati hujan. Lagian ini asik loh." Tolak gadis tersebut.

"Gak ada enaknya Dafia, adanya cuma bikin sakit." Kata Lando dengan menarik tangan Dafia yang kini tengah berontak dan ingin protes.

"Kata orang, hujan bisa loh menyembunyikan perasaan loh. Kalau kamu lagi senang, sedih, bahagia ataupun terluka, dan kamu pengen nangis. Nangis aja ditengah hujan."

"Terus kamu main mainan hujan tadi kenapa ?"

"Aku lagi sedih." Raut wajah Dafia berubah sendu.

"Hey, jangan sedih. Aku disini."

"Kenapa abang selalu baik sama Dafia, padahal Dafi sudah jahat sama abang ?"

"Kamu sudah tau alasannya Dafia."

"Tapi perasaanku tetap sama bang. Aku hanya menganggapmu sebagai kakak."

"Kenapa Daf ? Apa tidak ada sedikitpun rasa untukku ?"

"Maaf." Cicit gadis tersebut.

"Angga ? Kamu mencintainya ?"

"Maafin Dafia bang." Akhirnya tangis gadis tersebut pecah.

"Jawab Dafi !" Bentak Lando.

"I-ya bang, Dafia mencintai Angga." Kata Dafia dengan nada takut.

Flashback OFF.

"Aaaaaaaarhhhhhh gue benci hujan !!!!!" Emosi dia memuncak mengingat kejadian memilukan beberapa tahun silam, barang barang yang ada dimeja kerjanya kini diobrak abrik oleh amarahnya.

"Kenapa lo selalu muncul di kehidupan gue Angga. Gue gak bakal biarin lo merebut Aurelia seperti lo merebut Dafia dari gue." Gumam Lando.

Lando melangkah menuju kamar istri kecilnya meninggalkan ruangan dingin tersebut dengan kondisi acak acakan. Diputarnya knop pintu berwarna putih disamping kamar dirinya, nampaklah istri kecilnya sedang bergumul dengan sprei tebal yang membungkus tubuhnya. Senyum tipis tercetak di bibir Lando melihat istrinya begitu cantik dengan muka bantalnya namun dia segera menyadarinya dan kini mulai memasang wajah datarnya lagi.

"Mau tidur sampai kapan kamu ?"

"Eeemmmhhh-- lima menit lagi bun." Lando menaikan sebelah alisnya mendengar jawaban gadis ini, 'bun ? Dia fikir sedang dirumah orangtuanya.

Lando tak kalah akal, dia mengambil jam beker lalu disetting satu menit dari sekarang. Ditaruhlah didekat telinga gadis itu. Lando berjalan menuju sofa empuk didepan ranjang Irel, kemudian dia duduk manis karena akan menyaksikan drama seru didepannya.

Partner HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang