Part 6

266 26 7
                                    

"Aku......"

***

"Aku juga suka padamu Harley."
Jawab Nana.

"Jujur saja, aku menyukai dirimu pada saat aku bertemu denganmu. Dan aku mulai yakin pada saat kau di kejar oleh Cyclops hanya untuk memberikan hadiah itu untukku. Aku sangat senang kau mengetahui apa yang aku suka."
Sambung Nana.

"Jadi, apakah kau dapat menerimaku?"
Tanya Harley.

"Tentu saja, aku terima."
Jawab Nana.

Harley pun senang karena di terima oleh Nana. Ia pun melompat lompat bagaikan katak yang sedang bergembira.

"Terimq kasih ya Nana."
Ujar Harley.

"Sama-sama, aku juga ingin kau tetap tenang pada saat kau di bully. Tidak usah membalasnya ya, tuhan akan membalas mereka semua."
Ujar Nana.

"Kau benar."
Ujar Harley.

Suasana bahagia pun muncul pada pasangan baru tersebut.

Mereka sangat senang bahwa mereka menjadi pasangan kekasih.

***

Beberapa hari kemudian, kabar bahwa mereka telah menjadi pasangan kekasih sudah mulai terdengar oleh seluruh sekolah.

Bahkan, kabar ini menjadi isu berita yang cukup hangat untuk di gosipkan oleh wanita maupun pria.

Mereka menyayangkan bahwa Nana yang sebenarnya banyak di idolakan oleh para pria menjadi kekasih seorang pria yang sering di bully di sekolahnya.

Banyak juga yang iri dengan Harley karena dapat memikat Nana dengan mudah. Padahal, mereka sudah melakukan berbagai cara untuk memikat Nana. Namun, semuanya gagal bahkan di tolak mentah mentah oleh Nana.

Semenjak kabar Harley sudah menjadi pasangan dari Nana, membuat Harley sedikit risih.

Pasalnya, ia selalu mendapatkan lemparan kertas oleh beberapa orang. Bahkan, pada saat ia membuka kertas itu. Ternyata ada sebuah tulisan yang bersifat mengancam dirinya.

"Jika kau tidak putus dengan Nana, awas saja. Hidupmu akan aku buat sengsara."

Ia sudah sangat sering mendapatkan surat seperti itu dan membuatnya tidak tenang.

Harley pun memutuskan untuk mengatakan kejadian ini kepada Nana.

***

Pada saat bel istirahat telah di bunyikan, Harley pun segera menemui Nana di taman sekolah.

"Nana."
Panggil Harley.

"Ya ada apa Harley."
Tanya Nana.

"Semenjak kita menjadi pasangan kekasih, banyak sekali yang iri dan dengki padaku."
Jawab Harley.

"Kau tahu mereka iri dan dengki padamu dari mana?"
Tanya Nana.

"Mereka selalu melempariku dengan kertas tiap hari. Hingga aku membuka salah satu kertas yang berisikan sebuah ancaman kepadaku."
Jawab Harley.

"Mana kertas itu? Aku ingin melihatnya."
Ujar Nana.

Harley pun memberikan kertas itu kepada Nana kemudian ia membacanya. Nana mengerti bahwa kabar mereka yang telah menjadi pasangan kekasih telah melebar luas. Bahkan menjadi isu topik yang cukup hangat di sekolah ini.

"Sepertinya kau anak yang cukup populer di sekolah ini?"
Tanya Harley.

"Itu benar, sebenarnya aku adalah gadis yang cukup di idolakan oleh para pria disini. Aku sering di berikan berbagai macam barang seperti bunga, coklat, dan lain-lain. Tapi itu semua aku tolak mentah mentah dan mengembalikannya kepada mereka."
Jawab Nana.

"Angela, dia juga tidak mau membantu pria yang selalu mendekatiku karena ia sangat tahu sifat pria walau hanya dari tampilannya saja. Mungkin darah indigo yang di bawa oleh kakek buyutnya terbawa oleh dirinya hingga dapat peka dan memberi nilai kepada seseorang apakah dia baik, atau buruk? Begitulah dia."
Sambung Nana.

"Sebenarnya, dia lah yang membantuku hingga aku berani menyatakan perasaan diriku ini."
Timpal Harley.

"Kau yakin? Sepertinya kau memang yang terbaik. Angela hanya akan membantu seseorang jika dia niat melakukannya."
Ujar Nana.

"Syukurlah jika begitu."
Ujar Harley lega.

"Tenang saja Harley, kau hanya perlu diam. Jangan pernah melawan mereka walau itu hanya sebuah pukulan. Mereka akan senang jika kau bereaksi. Mereka hanya memancing amarahmu saja. Lebih baik, kau diam dan abaikan saja apa yang mereka katakan. Toh nantinya mereka berhenti juga karena lelah."
Jelas Nana.

"Terima kasih Nana, kau telah membantuku selama ini."
Ujar Harley.

"Sama-sama, aku hanya membantu memotivasi dirimu saja. Sisanya, itu adalah pilihan hidup dirimu sendiri Harley."
Ujar Nana.

Tak terasa begitu lama mereka berbicara hingga bel masuk pun kembali di bunyikan.

"Wah sudah masuk, aku masuk kelas dulu ya."
Ujar Nana.

"Baiklah, aku juga akan masuk kelas."
Ujar Harley.

"Tetap ingat apa perkataanku ya."
Ujar Nana.

Mereka pun berpisah dan masuk ke kelas mereka masing-masing untuk melanjutkan pelajaran.

Bersambung.

Ikuti terus cerita ini ya.

Terima Kasih...

Unspecifed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang