Lesley dan Gossen segera menghampiri Harley dan memeluknya. Harley pun menangis di pelukan mereka berdua.
"Maafkan aku ayah, ibu. Aku telah mengecewakan kalian. Aku terpaksa melakukannya karena ane depresi di bully oleh mereka terus-menerus."
Ujar Harley menangis."Tenanglah Harley, kami tidak kecewa kok. Kamu harus tetap kuat ya."
Ujar Lesley.Tiba-tiba saja, Hayabusa mendekatinya. Namun, ia di tahan oleh Rafaela.
"Maaf, anda memiliki keperluan apa dengan mereka?"
Tanya Rafaela sengit."Aku hanya ingin menanyakan mereka saja."
Jawab Hayabusa enteng."Maaf, tapi mereka sedikit membutuhkan privasi. Kau bisa mempertanyakan semuanya kepadaku."
Tegas Rafaela.Terpaksa Hayabusa pun pergi bersana Rafaela dari ruangan.
"Nak, ada sesuatu yang ingin ayah sampaikan."
Ujar Gossen."Apa itu ayah?"
Tanya Harley."Sejujurnya, penderitaanmu selama ini berawal dari penderitaan ayah dan ibu. Awalnya, ayah dan ibu sering di bully. Bahkan, di siksa terus menerus. Kami di kucilkan di keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Kami benar benar tidak kuat dengan siksaan itu. Suatu hari, kami bertemu di suatu taman dan menjalin kasih. Namun, ayah dan ibu mungkin kelewatan mencurahkan perasaan kami dan menjadi perasaan sex yang membuahkan dirimu di luar nikah. Tapi, ayah adalah orang yang bertanggung jawab dan ayah pun berusaha meminta tolong kepada ayahnya ayah untuk merestui hubugan kita. Tapi, ia mencambuk ayah hingga ayah tidak kuat dan ayah dapat merebut cambuknya. Ayah dan ibu pergi hingga entah kemana. Hingga ibumu pingsan dan di bawa ke rumah sakit. Di situlah ayah mengenal nenek yang selalu menyayangimu. Dia memberikan kami semuanya, harta dan kasih sayang yang tidak pernah ayah dan ibu dapatkan sejak masih kecil."
Jelas Gossen."Jadi nak, penderitaan kami lebih hesar daripada penderitaanmu. Tapi, kami tidak menyerah dan berusaha menjalani hidup. Kami berharap, agar kau kuat dalam menjalani hidup ini. Ayah dan ibu akan tidak akan marah jika kau mencurahkan semuanya yang berada di hatimu. Karena kami sudah pernah merasakannya."
Sambung Lesley.Harley hanya bisa menangis dan terus memeluk orang tuanya.
"Jujur saja ayah, aku sangat takut pada saat di introgasi, dan juga di persidangan. Tapi, aku berusaha tenang dan bersikap santai. Aku juga depresi dengan suara-suara aneh yang mengatakan aku harus membunuh mereka semua. Aku muak dan aku menuruti perkataan mereka. Aku tidak kuat dengan semua ini."
Ujar Harley terus terang."Tenanglah nak, kami akan melindungimu sekarang. Tuhan sedang memberikan cobaan ini kepada keluarga kita. Dan kita hanya bisa berdoa kepada tuhan agar di berikan solusi atas apa yang terjadi."
Ujar Gossen.Setelah mereka cukup lama berbincang, beberapa anggota polisi pun masuk ke dalam ruangan.
"Maaf tuan dan nona. Terdakwa harus di bawa ke Rumah Sakit Jiwa."
Ujar polisi.Sontak saja Harley menangis dan meringkuk di belakang mereka.
"Aku takut ayah, ibu. Aku tidak gila kok. Kenapa aku harus masuk Rumah Sakit?"
Tanya Harley ketakutan."Nak, Rumah Sakit itu tidak menyeramkan. Itu hanyalah tempat untuk kita menenangkan diri kita sendiri. Orang yang masuk Rumah Sakit Jiwa bukanlah orang yang gila. Tapi hanyalah orang yang memerlukan ketenangan batin. Tenanglah nak, kami akan selalu menjengukmu. Kami juga akan terus berdoa agar anakku ini sembuh."
Jawab Lesley.Harley pun mengagguk dan pasrah dirinya di bawa pergi oleh para polisi dan memisahkannya kepada orang tuanya.
"Semoga anak kita bisa sembuh ya Gossen."
Ujar Lesley."Aku juga berharap seperti itu Lesley."
Ujar Gossen.***
Beberapa hari kemudian...
Rrrrrrr.
"Halo ini pengaca Rafaela. Ada apa?"
"..."
"Apa? Tidak mungkin. Kenapa bisa?"
"..."
"Kami akan segera kesana dengan cepat."
Telepon di tutup oleh Rafaela. Dengan segera Rafaela menghampiri Lesley dan Gossen di kamar.
"Lesley, Gossen. Ada sesuatu yang terjadi pada anak kalian."
Ujar Rafaela."Kenapa bu?"
Tanya Gossen."..."
"Tidak mungkin bu. Ini tidak mungkin."
Ujar Lesley menangis."Ibu juga tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi, kita harus menemuinya."
Ujar Rafaela.Mereka bertiga pun masuk ke dalam mobil dan menuju ke suatu tempat.
Mereka sampai di tempat itu. Dimana banyak polisi dan beberapa perawat sedang lalu lalang di sebuah rumah sakit jiwa.
Kepala kepolisian Hayabusa pun segera mendatanginya.
"Syukurlah kalian datang dengan cepat."
Ujar Hayabusa."Dimana cucuku? Dimana dia?"
Ujar Rafaela menangis sejadi-jadinya."Sebelum itu, saya harap agar ibu dan bapak bersabar dan mengikhlaskannya."
Ujar Hayabusa."Baiklah dimana anak kami pak?"
Tanya Gossen."Baiklah ikutlah denganku."
Jawab Hayabusa.Mereka pun masuk kedalam Rumah Sakit itu dan menuju ke suatu ruangan dimana banyak sekali kerumunan polisi dan perawat disana.
Rafaela, Lesley, dan Gossen di persilahkan memasuki ruangan tersebut. Alangkah terkejutnya ia melihat sebuah jenazah yang sudah di turunkan oleh kepolisian dari sebuah tali yang menggantung di atas ruangan itu.
Hayabusa pun membuka kantong jenazah itu perlahan-lahan.
Mereka pun menangis histeris pada saat melihat jenazah itu adalah Harley.
Mereka pun segera mendekatinya dan menangis sejadi-jadinya di jenazah Harley.
"Kenapa kau pergi secepat ini nak. Ibu tidak menyangka kau pergi secepat ini."
Ujar Lesley histeris.Saking histerisnya, Lesley langsung jatuh pingsan dan segera di bawa oleh polisi untuk di sadarkan.
"Maaf pak, ada sepucuk surat dari Harley. Aku yakin dia menulisnya sebelum melakukan ini semua."
Ujar Hayabusa memberikan surat itu.Gossen pun mengambilnya dan membaca surat itu.
Jika yang membaca adalah orang lain, saya mohon agar tidak membaca surat ini dan memberikannya kepada orangtua saya.
Jika yang membaca adalah ayah dan ibuku dan juga nenekku, aku hanya ingin meminta maaf kepada kalian karena telah mengecewakan kalian semua. Aku tahu, ayah dan ibu memiliki penderitaan yang lebih berat daripada diriku, tapi aku sudah tidak kuat. Mentalku sangatlah lemah di bandingkan ayah dan ibu. Keputusanku sudah bulat untuk melakukan gantung diri. Aku benar-benar tidak kuat dengan penderitaan ini.
Maafkan aku. Selamat tinggal dan semoga kita bertemu lagi di alam sana.
Ayah, Ibu, dan Nenek.
Gossen tidak menyangka jika hidup anaknya harus berakhir secara tragis seperti ini.
Aura kesedihan pun terpancar jelas di Rumah Sakit Jiwa itu.
Harley sudah tenang di alam sana tanpa adanya penderitaan lagi yang harus ia jalani.
Tamat.
Alhamdulilah cerita ini sudah berakhir. Terima kasih banyak bagi yang telah membaca cerita ini dari awal hingga akhir. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima Kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspecifed Destiny
FanfictionPeringatan: semua cerita ini hanyalah fiksi belaka dan memang sedikit di luar nalar manusia. Harap maklum. Cerita rumusan dari anggota Febri Lovers terutama Eba Muhammad dan Reyhan Hanafi. Thanks atas rumusan cerita ini. Harley, anak dari pasangan L...