***
Keesokan Harinya, beberapa anggota polisi kembali datang menuju sekolah itu dan di pimpin langsung oleh Hayabusa.
Sebelum itu, Hayabusa menuju ruang kepala sekolah kembali untuk meminta izin.
"Halo nona, kita bertemu lagi."
Ujar Hayabusa."Ada apa tuan datang kemari kembali?"
Tanya Alice."Aku ingin melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan tes sidik jari untuk seluruh murid disini tiap kelas."
Jawab Hayabusa."Baiklah, jika ini demi kelancaran penyelidikan kami siap tuan."
Ujar Alice."Semua guru yang masih mengajar harus menghentikan pelajarannya dan keluar dari kelas. Lalu kami akan menuju tiap tiap kelas untuk melakukan tes sidik jari. Setelah itu, pelajaran boleh kalian lanjutkan."
Ujar Hayabusa."Baiklah kami akan perintahkan hal itu."
Ujar Alice.Alice pun memberitahukan agar semua guru yang sedang mengajar untuk menghentikan pelajaran dan keluar dari kelas menuju ruang guru.
Beberapa anggota polisi sudah mulai memasuki tiap-tiap kelas dan menyuruh para murid agar berbaris di luar kelas untuk tes sidik jari.
Hayabusa bertugas di kelas milik Harley. Ia pun masuk ke kelas itu dengan penuh percaya diri.
"Baiklah para murid sekalian, saya minta kalian keluar dari kelas dan berbaris dengan rapi. Ada tes sidik jari yang kami adakan di sekolah ini. Kalian hanya akan menaruh tangannya pada sebuah alat khusus. Tenang saja, ini hanya sebentar dan kalian dapat melanjutkan pelajaran kembali."
Jelas Hayabusa.Satu persatu murid kelas itu mulai keluar. Pada saat Harley ikut keluar dari kelas, Hayabusa tersenyum dan menyapanya dengan ramah.
"Halo Harley, senang bisa bertemu dirimu lagi."
Sapa Hayabusa ramah."Halo juga tuan, senang bisa bertemu lagi."
Balas Harley ramah."Hmm, kita lihat kau nak. Apakah kau pembunuhnya atau bukan?"
Batin Hayabusa."Cih dasar bodoh, kau kira dengan hal ini dapat menemukan pelakunya? Sungguh polisi bodoh."
Batin Harley.Mereka sudah berbaris dengan teratur. Satu per satu para murid itu maju dan melakulan tes sidik jari dengan arahan Hayabusa.
Pada saat giliran Harley. Ia pun maju dengan percaya diri.
"Baiklah, kemarikan tanganmu."
Perintah Hayabusa.Harley menurut dan mengulurkan tangannya. Hayabusa pun menyentuh tangan Harley dan menaruhnya di alat pengecek sidik jari itu.
"Hmm tanpa alat cek sidik jari, aku bisa merasakan hawa dingin dari tangannya. Tangannya sangat dingin dan kaku. Tapi aku lihat sangat kuat untuk menggenggam senjata tajam."
Batin Hayabusa memprediksi.Setelah alat itu selesai mengecek, Harley pun masuk kembali ke kelasnya.
"Kita lihat nanti, siapa yang benar dan siapa yang salah? Siapa yang tersangka, siapa yang korban?"
Batin Hayabusa.Tes sidik jari itu tidaklah lama. Setelah selesai, Hayabusa kembali pamit kepada kepala sekolah.
"Baiklah semuanya sudah selesai nona. Pelajaran pun sudah bisa di lanjutkan kembali. Maaf jika telah mengganggu proses belajar mengajar."
Ujar Hayabusa."Tidak apa tuan, toh ini juga demi kebaikan bersama. Kami akan mendukung penyelidikan ini. Jika anda ingin melakukan penyelidikan kembali, silahkan saja."
Ujar Alice."Baiklah nona. Kami pamit pergi."
Ujar Hayabusa.Hayabusa beserta pasukannya kembali pergi dari sekolah itu dan menuju kantor polisi untuk mengecek hasil dari tes sidik jari.
Beberapa polisi juga membantu mengecek hasil tes tersebut satu per satu. Hayabusa pun mengecek hasil tes sidik jari dari kelas Harley terlebih dahulu.
Ia pun mulai mengetes satu per satu sidik jari itu dengan alat pencocok sidik jari.
Alat itu mulai mengolah data sidik jari itu dan mencocokannya dengna sidik jari yang berada di pisau tersebut melalui scan.
Alat itu terus melakukan scan pencocokan sidik jari dengan sangat teliti.
Pada saat alat itu mulai mengetes sidik jari Harley. Alat itupun berbunyi tanda sidik jari Harley cocok dengan sidik jari yang berada di pisau tersebut.
"Bingo, akhirnya dugaanku benar."
Ujar Hayabusa."Apa maksudnya tuan?"
Tanya seorang polisi."Kau tahu? Aku mencurigai seorang anak bernama Harley. Dia sangat tidak suka pada saat aku menyelidiki kasus ini. Aku juga merasakan tangannya dingin dan kaku. Tapi aku dapat merasakan juga tangannya sangatlah kuat dalam menggenggam senjata tajam."
Jawab Hayabusa"Perintahkan kepada seluruh polisi untuk mempersiapkan diri dalam penangkapannya."
Perintah Hayabusa."Siap tuan."
Turut seorang polisi."Hmm, tidak kusangka ya. Kau dapat melakukan sebuah pembunuhan seperti ini. Kau psikopat termuda yang pernah aku temui."
Batin Hayabusa.Bersambung.
Wah ketahuan juga Harleynya. Bagaimanakah selanjutnya?
Ikuti terus cerita ini ya.
Terima Kasih...

KAMU SEDANG MEMBACA
Unspecifed Destiny
FanfictionPeringatan: semua cerita ini hanyalah fiksi belaka dan memang sedikit di luar nalar manusia. Harap maklum. Cerita rumusan dari anggota Febri Lovers terutama Eba Muhammad dan Reyhan Hanafi. Thanks atas rumusan cerita ini. Harley, anak dari pasangan L...