Part 9

256 24 17
                                    

Keesokan harinya, Lesley sedang menonton drama korea di tv miliknya namun saluran tv itu harus iklan sebentar. Pada saat iklan sedang berlangsung, tiba-tiba munculah sebuah breaking news yang membuat Lesley penasaran dan menontonnya.

"Permisa, telah terjadi sebuah pembunuhan sadis yang menyebabkan 11 orang tewas mengenaskan di sebuah rumah kosong yang berada di pinggir kota Land Of Dawn."

"10 orang di temukan dalam suatu ruangan utama rumah itu dengan penuh luka di sekujur tubuhnya."

"1 orang lainnya di temukan di sebuah lorong dengan kondisi kepala telah di penggal dan bagian dada dan paha yang di sayat."

"Polisi masih menyelidiki Tempat Kejadian Perkara. Polisi menemukan bukti yaitu sebuah pisau yang di gunakan untuk membunuh para korban."

"Polisi menduga bahwa motif pelaku adalah balas dendam. Polisi sudah mengidentifikasi korban yang ternyata masih duduk di bangku sekolah. Polisi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut di sekolah ****** yang di duga sebagai sekolah untuk para korban."

Harley yang mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah dan melewati Lesley yang sedang menonton itu di panggil oleh Lesley.

"Nak, kemarilah sebentar."
Ujar Lesley.

Harley pun menghampiri ibunya yang memanggilnya.

"Kau tahu? Ada sebuah pembunuhan yang korbannya adalah siswa di sekolahmu."
Ujat Lesley.

"Benarkah? Ibu tahu darimana?"
Tanya Lesley.

"Ibu tahu dari televisi."
Jawab Lesley menunjuk televisi.

Harley pun menonton berita itu bersama ibunya. Ia sedikit terkejut karena kejadian itu telah masuk ke dalam berita.

"Sepertinya berita ini akan ramai di bicarakan bu."
Ujar Harley.

"Benar Harley, apalagi di sekolahmu. Ibu yakin berita itu akan menjadi topik di sekolahmu."
Ujar Lesley.

"Ah ibu tahu saja hehe."
Ujar Harley terkekeh.

"Hehehe ibu tahu karena ibu juga merasakan bagaimana gosip dan berita tersebar di sebuah sekolah."
Ujar Lesley ikut terkekeh.

"Baiklah bu, aku pergi ke sekolah dulu ya. Takut terlambat nantinya."
Pamit Harley.

"Baiklah hati-hati di jalan ya."
Ujar Lesley.

Setelah mencium tangan ibunya, Harley pun segera mengambil tasnya dan pergi ke sekolah.

Di sepanjang jalan, Harley terus saja tersenyum. Tapi, senyuman itu adalah sebuah senyuman menyeringai yang mengerikan.

"Hehehe akhirnya aku lega sekali mereka semua telah aku lampiaskan kepada mereka. Sekarang aku dapat hidup tenang."
Batin Harley.

***

Benar saja apa yang di katakan Lesley. Di sekolah, Harley dapat mendengar banyak orang yang membicarakan tentang kasus itu.

"Kau tahu, korban itu adalah siswa disini."

"Aku curiga kepada Cyclops. Dia memang anak nakal, tapi dia tidak masuk hari ini. Apakah dia yang terbunuh?"

"Husy jangan ngomong sembarangan, positif thinking saja."

Harley terus saja mendengar desas desus kabar itu. Ia hanya membiarkan mereka terus bicara apapun tentang kasus itu. Desas desus itu ia anggao sebuah nyanyiab yang menyeramkan namun menyenangkan baginya.

"Senang sekali mendengar mereka mengatakan mereka telah mati."
Batin Harley.

Harley pun menaruh tas di kelasnya. Ia masih saja mendengar desas desus itu. Walau ia suka dengan itu, namun hal itu membuatnya tidak tenang. Ia lebih baik keluar dan mencari Nana untuk bercerita padanya.

Tak lama ia mencari Nana, ia pun menemukannya sedang berbicara dengan sahabatnya yaitu Angela di taman sekolah.

"Halo Nana, Angela."
Sapa Harley.

"Ah halo Harley."
Ujar mereka serempak.

"Kalian sedang ngomong tentang apa? Pasti tentang kasus pembunuhan itu."
Ujar Harley menebak.

"Wah kau tahu ya."
Ujar Angela.

"Hahaha, anak Roy Kiyoshi di lawan."
Ujar Harley tertawa.

"Hey aku anak Roy Kiyoshi."
Protes Angela.

"Aku."
Ujar Harley sengit.

"Aku."
Ujar Angela sengit.

"Sudahlah jangan bertengkar karena ingin menjadi anak Roy Kiyoshi."
Ujar Nana melerai mereka.

Mereka pun saling membuang muka satu sama lain. Nana hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka berdua.

"Haduh kalian ini seperti anak kecil saja."
Ujar Nana.

"Memang kita anak kecil."
Ujar mereka cuek.

Nana tidak tahu lagi harus mengatakan apa kepada mereka berdua yang sudah keras kepala.

"Sebaiknya kalian minta maaf masing-masing."
Ujar Nana.

"Tidak mau."
Tolak mereka berdua serempak.

"Ya sudah, aku pergi saja."
Ujar Nana kesal.

Pada saat Nana pergi, mereka merasa salah karena membuat Nana kesal.

"Aduh Nana kemana lagi."
Tanya Angela panik.

"Sebaiknya kita kejar dia."
Jawab Harley.

Mereka berdua pun mencari Nana. Ia dapat menemukan Nana dengan mudah di gerbang sekolah.

"Nana aku min..."

"Sttt kalian diam terlebih dahulu.".
Ujar Nana memotong perkataan mereka.

Mereka melihat ke depan. Mereka terkejut dengan siapa yang datang di sekolahnya.

"Polisi."

Bersambung.

Tetap ikuti terus cerita saya ya.

Terima Kasih...

Unspecifed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang