Harley pun di bawa ke kantor polisi lalu ke ruangan Intogasi untuk di mintai keterangan.
Di ruangan yang cukup gelap dan hanya di terangi oleh satu lampu yang berada di tengah ruangan memberikan suasana yang cukup menegangkan.
Namun, Harley masih dapat terlihat sangat santai sekali dengan suasana ini.
"Hmm aneh juga ya. Seharusnya untuk ukuran seumuran denganmu, pastilah takut dengan suasana introgasi."
Ujar Hayabusa."Untuk apa aku takutkan? Toh hanya tanya jawab antara polisi dan tersangka."
Ujar Harley tenang."Hahaha sepertinya kau seperti tidak bersalah ya."
Ujar Hayabusa."Tentu saja tidak, aku merasa bahwa semua yang aku lakukan itu impas dengan apa yang dia lakukan kepadaku."
Ujar Harley."Baiklah kita mulai saja introgasinya."
Ujar Hayabusa."Pertama, pada saat kapan kau membunuhnya?"
"Pada saat malam hari."
"Bagaimana kau memancing para korban untuk ke rumah itu?"
"Mudah saja, aku telepon mereka dan memperolok mereka dan dengan refleksnya mereka datang dan langsung berkumpul di suatu ruangan."
"Apakah kau melakukan hal yang sama kepada Cyclops?"
"Yap otu benar. Tapi sebelum aku memanggilnya, aku membunuh terlebih dahulu teman-temannya."
"Apakah cara membunuh Cyclops sama dengan cara membunuh teman temannya?"
"Tentu berbeda. Aku membunuh teman temannya dengan cara mengikat mereka satu persatu dan menusuk perutnya dengan pisau. Aku membunuh Cyclops dengan cara menyayat lengan dan pahanya terlebih dahulu lalu aku menusuk dadanya dan menyayatnya hingga ke perut hingga darahnya bercucuran keluar."
"Astaga kau sangat suka sekali hal yang sadis ya?"
"Tentu saja aku suka sekali."
"Apa motif dalam pembunuhan ini?"
"Gampang saja, mereka membullyku dan aku tidak bisa terima lagi dan mulai membalasnya."
"Aku ingin tanya sekali lagi. Apalah kau benar benar tidak menyesal atau di hantui rasa bersalah karena membunuh mereka semua?"
"Tentu saja tidak sama sekali. Bahkan, aku puas membunuh mereka."
"Baiklah introgasi selesai. Aku kehabisan kata untuk anak psikopat seperti dirimu ini. Kau harus di penjara dan akan di sidang besok."
Ujar Hayabusa."Baiklah."
Ujar Harley pendek."Kau tahu, jika kau terbukti bersalah. Kau bisa di hukum penjara seumur hidup atau hukuman mati."
Ujar Hayabusa"Oh ringan juga ya."
Ujar Harley enteng.Harley pun pergi dari ruang introgasi tanpa perintah dari Hayabusa dan beberapa polisi segera membawa Harley menuju penjara.
"Huh? Apakah anak itu sudah gila? Dia tidak takut?"
Batin Hayabusa kebingungan.Hayabusa pun keluar dari ruang introgasi dan segera memanggil anak buahnya.
"Telpon keluarga Harley sekarang!! Aku ingin dia datang nanti di persidangan besok. Dan juga katakan pada pengacaranya untuk melalukan tes kejiwaan Harley dan membawa hasilnya untuk persidangan untuk di bicarakan langsung oleh pengacaranya."
Perintah Hayabusa.***
"Baik tuan, akan kami lakukan hal itu."
Telepon pun ditutup oleh wanita itu
"Bagaimana bu? Apakah mereka membebaskan Harley?"
Tanya seorang gadis."Tidak Lesley, Harley akan di sidang nanti besok. Sebelum itu, aku harus mengetes kejiwaan Harley. Apakah dia normal atau tidak."
Jawab wanita itu ternyata adalah Rafaela."Aku yakin Harley normal bu. Tidak mungkin dia sakit jiwa."
Protes Lesley."Nak, kau tahu dia di bully oleh teman sekolahnya. Fisik dan psikisnya terluka. Walau aku tahu penderitaannya lebih kecil daripada kalian, tapi mentalnya sangatlah lemah di bandingkan kalian. Ia putus asa dan melakukan jalan yang tidak pernah di duga. Bukan bunuh diri, melainkan membunuh orang yang membullynya."
Jelas Rafaela."Kenapa dia seperti itu bu? Kenapa penderitaan kami menurun ke anak kami?"
Tanya Lesley menangis."Aku tidak tahu, ini sudah garis takdir tuhan. Aku harap kalian bersabar atas ujian ini."
Jawab Rafaela."Lalu apakah kita dapat memenangkan persidangannya nanti?"
Tanya Gossen."Cukup susah Gossen. Yang kita hadapi adalah ketua kepolisian Hayabusa. Sangat sulit untuk memenangkan debat melawannya. Dia sangat pandai bicara. Tapi, ibu sebagai pengacara yang tidak pernah kalah akan berusaha sekuat tenaga demi Harley yang sudah seperti cucuku sendiri."
Jawab Rafaela.Lesley masih terus saja menangis tersedu-sedu. Gossen hanya bisa memeluknya dan menyabarkannya. Rafaela berpikir untuk melepaskan Harley dari hukuman.
"Sudah lama aku berusaha memperjuangkan hak mereka. Sekarang, aku harus berusaha untuk memerjuangkan hak anak mereka. Oh tuhan, kenapa ujian selalu muncul kepada mereka. Apa salah mereka tuhan? Kumohon tuhan, agar Harley yang sudah kuanggap cucuku sendiri agar segera di bebaskan dan jiwanya kembali pulih dan menjadi anak yang sehat dan beprestasi kembali. Amin."
Bersambung.
Sorry ya sudah 2 hari tidak update karena lagi menjernihkan pikirannya.
Ikuti terus cerita ini ya.Terima Kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspecifed Destiny
FanfictionPeringatan: semua cerita ini hanyalah fiksi belaka dan memang sedikit di luar nalar manusia. Harap maklum. Cerita rumusan dari anggota Febri Lovers terutama Eba Muhammad dan Reyhan Hanafi. Thanks atas rumusan cerita ini. Harley, anak dari pasangan L...