Aku melangkahkan kakiku keluar dari kamar Leyna, meninggalkan teman-temanku yang sebenarnya sedang berada dalam bahaya saat ini. Tapi hanya ini yang bisa ku lakukan untuk menyelamatkan mereka. Aku berjalan dengan cepat menuju tangga, ketika sebuah suara tiba-tiba terdengar.
Bukan suara seseorang tapi aku yakin suara itu berasal dari alat musik yang bernama piano yang sepertinya sedang dimainkan oleh seseorang. Siapa yang memainkan piano itu? dan dimana asal suara itu berasal karena yang aku ingat, aku tidak melihat piano di dalam Mansion ini sejak aku memasukinya?
Awalnya musik yang mengalun dari permainan piano itu terdengar tidak beraturan, tidak memperdengarkan lagu yang ku kenal. Hanya suara piano yang dimainkan sembarang oleh seseorang. Aku pun akhirnya mengabaikan musik itu dan melanjutkan langkahku menuruni tangga.
Namun ... tiba-tiba nada musik itu berubah, terdengarlah sebuah irama lagu yang sangat terkenal dan familiar di telingaku. Fur Elise karya pianis legendaris Ludwig Van Beethoven kini sedang mengalun merdu di dalam Mansion ini. Permainan piano yang terdengar apik dan sempurna yang menandakan orang yang sedang bermain piano ini memang cukup handal. Musik yang sangat merdu ini ... entahlah ... terdengar sangat menyeramkan di telingaku.
Lalu hal yang aneh terjadi setelah itu, aku merasakan sekelilingku berputar-putar dan kepalaku terasa sangat pusing hingga tanpa sadar aku memegangi kepalaku dan langkah kakiku yang masih menuruni tangga ini pun terhenti seketika.
Tidak terlalu lama rasa pusing itu ku rasakan, dan suasana sekelilingku pun sudah kembali normal, tapi permainan piano masih tidak berhenti dan semakin terdengar jelas. Aku ingat pada tujuan awalku, aku pun kembali melanjutkan langkah kakiku, kali ini dengan berlari.
Akan tetapi ... kedua mataku terbelalak sempurna ketika melihat sebuah piano berada tepat di depan pintu utama. Seseorang sedang duduk, memainkan piano itu. sosok itu merupakan asap hitam yang membentuk tubuh manusia. Ya ... aku yakin sosok itu adalah hantu yang terus menggangguku dan seharusnya dia juga yang tengah merasuki tubuh Leyna. Tapi kenapa dia berada di depanku dan memainkan piano itu? mungkinkah dia keluar dari tubuh Leyna? Atau mungkin bukan hanya dia saja hantu yang menghuni Mansion ini? Begitu banyak pertanyaan yang memenuhi pikiranku sekarang, tapi segera ku enyahkan karena aku sadar bukan saatnya untuk memikirkan hal itu sekarang. Yang terpenting aku harus segera keluar dari Mansion ini dan meminta bantuan.
Aku sadar, aku tidak bisa keluar melalui pintu utama karena piano itu menghalangi. Aku pun akhirnya memutuskan untuk keluar melalui pintu yang lain. Aku berlari sekencang yang ku bisa menuju pintu di sebelah kanan. Meskipun posisiku dengan piano itu semakin menjauh, tapi entah kenapa masih dapat ku dengar dengan jelas lagu Fur Elise yang masih mengalun itu, bahkan terdengar semakin kencang di telingaku.
Begitu aku tiba di depan pintu sebelah kanan, mataku membola ketika melihat sosok seseorang. Aku yakin itu Muggie, dia sedang berdiri membelakangiku. Aku mendekatinya dan ku tepuk pelan bahunya.
" Muggie ..." panggilku pelan tapi seharusnya dia mampu mendengarnya. Tapi bukannya membalik tubuhnya menatapku, aku justru mendengar isakan tangisnya. Muggie menangis dan tangisannya terdengar sangat memilukan.
" Kau kenapa Muggie? Kenapa menangis?" tanyaku khawatir. Kemudian dengan gerakan perlahan akhirnya Muggie membalik tubuhnya menghadapku.
" kyaaaaaaaaaaa ..."
Teriakku ketika aku melihat wajah Muggie yang terlihat mengerikan. Banyak bekas cakaran disana dan pelaku yang melakukannya adalah Muggie sendiri. Dia terus mencakar wajahnya dengan kuku-kuku panjangnya. Darah menetes dari luka cakaran itu dengan kedua matanya yang berurai air mata.
YOU ARE READING
Grandes High School (Leslie & Sean) {Proses penerbitan}
HorrorLeslie dan Sean sudah dinyatakan lulus dari Grandes High School. kini mereka tengah menuntut ilmu di sebuah universitas. Awalnya kehidupan mereka berjalan dengan lancar, hingga beberapa masalah yang berhubungan dengan hantu kembali menimpa Leslie. L...