Setelah menyelesaikan makan kami, aku dan Leslie kembali ke kamar. Masih seperti tadi, Leslie masih diam tanpa sedikit pun mengajakku berbicara. Ingatan akan keanehan Leslie ketika kami makan tadi masih terngiang-ngiang di pikiranku, aku tidak pernah menyangka dia akan makan serakus itu. Aku menyadari suasana hati Leslie sedang buruk saat ini, karena itu aku tidak membahas masalah tadi.
" Cklek ..." suara pintu kamar terdengar begitu aku membukanya. Leslie langsung melangkahkan kakinya memasuki kamar dan berjalan menuju tempat tidurnya, lalu dia merebahkan tubuhnya.
" Leslie... kau sudah mengantuk ya? Apa tidak sebaiknya kau mandi dulu?" Aku menunggu dia menjawab pertanyaanku tapi meski aku menunggu cukup lama, dia tetap terdiam. Ku pikir mungkin dia sudah sangat kelelahan. Aku tidak ingin mengganggunya yang berakibat akan semakin memperburuk suasana hatinya, karena itu aku mengabaikannya.
Aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi dan melakukan aktivitas mandiku secepat mungkin karena aku juga sudah tidak sabar ingin merebahkan tubuhku di tempat tidur.
Aku bergegas merebahkan tubuhku ketika aktivitas mandiku selesai. Ku tatap jam di layar handphoneku, waktu sudah menunjukkan pukul 23.46, besok kami harus berangkat ke kampus pagi-pagi sekali karena itu aku mulai memejamkan mataku. Rasa lelah ini membuat kedua mataku terlelap dengan cepat.
" Na Na Na Na Na Na Na Na."
Suara seseorang yang sedang bersenandung terdengar di telingaku membangunkanku yang tengah terlelap dalam tidurku. Ku buka dengan malas kedua mataku karena sesungguhnya aku masih sangat mengantuk. Ku edarkan pandanganku ke segala penjuru dan berhenti ketika aku menyadari seseorang sedang duduk di kursi. Dia seorang wanita dengan rambut panjangnya, tapi meskipun melihat dari belakangnya aku tahu wanita itu Leslie. Ku alihkan tatapanku pada tempat tidur Leslie, tak ku lihat Leslie disana yang menandakan bahwa memang Leslie lah yang tadi bersenandung. Dengan malas aku bangun dan melangkah menghampiri Leslie. Aku berdiri tepat di belakang Leslie.
" Leslie ... kau tidak tidur? Ini sudah larut malam, ayo tidur. Kita harus bangun pagi-pagi sekali karena kita harus berangkat ke kampus." Ucapku sehalus mungkin pada Leslie. Tapi tak terdengar tanggapan darinya. Dia mengabaikanku dan tetap bersenandung dengan kepalanya yang menunduk.
" Leslie ... kau dengar tidak?" tanyaku sambil memegang bahunya. Kembali dia mengabaikanku membuat kekesalan mulai menyelimutiku. Leslie tidak pernah semenyebalkan ini sebelumnya. Aku melangkah dan kini berdiri di depannya. Tapi ... mataku membulat sempurna ketika aku tatap kedua tangannya yang dalam posisi seolah-olah sedang menggendong sesuatu, seperti menggendong bayi mungkin meskipun aku tak melihat apapun di tangannya.
" L ... Leslie ... kau baik-baik saja kan?" Tiba-tiba saja Leslie menghentikkan senandungnya dan beranjak bangun dari posisi duduknya. Masih dalam keadaan menunduk, dia berjalan menuju tempat tidurnya. Setelah itu, dia kembali merebahkan tubuhnya. Aku menghampirinya memastikan dia baik-baik saja karena aku merasa Leslie bersikap sangat aneh. Kedua matanya terpejam dan hembusan nafasnya terlihat normal, tampaknya dia sudah kembali tertidur. Mungkinkah tadi dia sedang mengigau? Inilah pertama kalinya aku tidur dalam satu kamar dengan Leslie karena itu aku tidak mengetahui kebiasaan Leslie saat tertidur. Mungkinkah dia mengidap penyakit tidur berjalan? Segera ku gelengkan kepalaku, menyingkirkan pemikiran bodoh itu. Aku menutupi tubuh telentang Leslie dengan selimut, lalu aku kembali melangkah ke tempat tidurku. Sebelum ku rebahkan kembali tubuhku di tempat tidur, aku kembali menoleh ke arah Leslie memastikan dia masih tertidur.
Hufffttt ... ku hembuskan nafasku perlahan membuyarkan semua pemikiran negatifku tentang Leslie. Satu hal yang harus ku yakini, Leslie pasti sangat kelelahan karena itu dia terlihat aneh. Setidaknya hanya itu yang bisa ku simpulkan dengan semua keanehan Leslie.
Aku merebahkan kembali tubuhku di tempat tidur dan berusaha memejamkan mataku lagi. Rasa ngantuk kembali menyerangku. Aku pikir kali ini aku bisa tidur dengan nyaman, namun pemikiranku salah ketika aku merasakan sesuatu yang berat menindih perutku. Ku buka kedua mataku dengan cepat dan betapa terkejutnya aku ketika aku melihat Leslie sedang duduk di atas perutku. Rasanya sangat berat, aku tidak pernah mengira Leslie seberat ini.
" Les ... li apa yang kau laku ... kan? Kau berat seka ... li." Kataku terbata-bata. Entah apa yang ingin dilakukan Leslie padaku.
" Hihihihihi ..." Suara tawa yang menyeramkan itu ... ya tidak salah lagi berasal dari Leslie. Aku terbelalak ketika ku tatap kedua matanya. Matanya melotot dengan sangat menyeramkan, selain itu ada lingkaran berwarna hitam pekat di sekeliling kelopak mata Leslie. Wajah Leslie yang cantik dan manis itu tiba-tiba terlihat menyeramkan di mataku. Aku meronta mencoba menyingkirkan tubuh Leslie yang masih duduk di atas perutku.
" Hihihihihi ..." suara tawanya semakin terdengar menyeramkan, aku bahkan mampu merasakan seluruh bulu kudukku merinding. Aku tidak menyerah, aku terus meronta. Aku semakin panik ketika melihat kedua tangan Leslie mendekat ke arahku, mungkinkah dia akan mencekikku? Kedua tangan itu terus mendekat dan ku rasakan perih pada wajahku ketika kedua tangan itu mencakar wajahku. Kuku-kuku tangan Leslie tiba-tiba terasa tajam dan membuat beberapa luka seolah-olah dia sedang melukis di atas wajahku.
Ku kerahkan seluruh tenagaku untuk menyingkirkan tubuhnya, kali ini aku berhasil membuatnya terjatuh. Aku segera bangkit dan menjauh dari Leslie.
" Hihihihihihi ..." suara tawa itu kembali keluar dari mulut Leslie. Ku pegangi wajahku yang terasa begitu nyeri dan perih. Sesuatu berwarna merah yang ku ketahui merupakan darah yang berasal dari luka di wajahku, menempel pada tanganku. Leslie berdiri dan berjalan perlahan menghampiriku. Tentu saja aku tidak tinggal diam, aku terus menjauh darinya. Aku tahu Leslie tidak akan melepaskanku karena itu aku berlari ke arah pintu. Yang ku pikirkan sekarang hanyalah keluar dari kamar terkutuk ini dan meminta bantuan pada siapapun di luar sana.
Jarakku dengan pintu sudah sangat dekat, ketika tiba-tiba aku merasakan tubuhku tertarik oleh sesuatu yang kuat. Aku tumbang dan dalam keadaan merangkak saat ini. Tarikan itu terasa semakin kuat setiap kali aku mencoba untuk melepaskan diri. Tubuhku melesat dengan cepat tertarik sesuatu, aku tidak tahu kekuatan apa yang menarikku. Yang ku tahu saat ini aku sudah berada di dekat Leslie yang sedang berdiri.
" Hihihihihi ..." Suara tawa itu membuatku semakin merinding. Leslie kembali merentangkan kedua tangannya ke arahku, kali ini sepertinya dia mengarah ke leherku. Tubuhku terasa kaku dan mati rasa, tentu aku tidak menyerah begitu saja. Aku memaksakan diriku untuk merangkak menuju pintu. Sedikit demi sedikit aku berhasil menjauh dari Leslie. Beruntung aku tidak merasakan lagi kekuatan aneh yang menarikku tadi. Ku gapai pegangan pintu dengan susah payah, dengan menumpu pada pegangan pintu ku paksakan tubuhku yang masih terasa kaku ini untuk berdiri. Ku putar kunci yang masih menggantung di lubang pintu. Segera ku langkahkan kakiku melewati pintu begitu pintu berhasil ku buka.
Aku sama sekali tidak menoleh ke belakang, entah apa yang sedang dia lakukan sekarang? Dia juga tidak mengejarku. Apakah ini membuatku merasa lega? Jawabannya tentu saja tidak, aku sangat mengkhawatirkan keadaan Leslie. Namun aku tidak tahu harus berbuat apa untuk menolongnya, yang terpikirkan sekarang hanyalah meminta bantuan pada orang lain.
Hai semuanya, maaf ya cuma bisa up 1 chapter. saya masih sibuk banget di nyata.
See u next Chapter
YOU ARE READING
Grandes High School (Leslie & Sean) {Proses penerbitan}
HorrorLeslie dan Sean sudah dinyatakan lulus dari Grandes High School. kini mereka tengah menuntut ilmu di sebuah universitas. Awalnya kehidupan mereka berjalan dengan lancar, hingga beberapa masalah yang berhubungan dengan hantu kembali menimpa Leslie. L...