CHAPTER 13 SARAH (PART 7)

5.7K 542 5
                                    

Begitu ku buka perlahan kedua mataku, wajah Sean lah yang aku lihat. Wajahnya terlihat pucat dan beberapa luka memenuhi wajahnya. Apa yang terjadi padanya? aku kembali mengingat-ingat peristiwa yang ku alami.

Flashback On

Aku ingat, saat itu aku begitu terkejut mendengar Sean yang memutuskan untuk menyewa kamar ini. Yang artinya aku harus tidur satu kamar dengannya. Aku tidak ingin berpikiran buruk tentang Sean, aku tahu dia memiliki alasan sehingga memutuskan untuk menyewa kamar ini. Tapi saat itu ... aku tetap merasa gugup dan panik. Membayangkan aku akan tidur dalam satu kamar dengan Sean. Aku tentu saja tidak pernah mengharapkan sesuatu yang di luar batas akan terjadi pada kami, tapi mengingat dia itu pacarku dan aku mencintainya sepenuh hatiku membuat kegugupan seketika ku rasakan.

Di saat aku sedang berperang dengan pikiranku ini, peristiwa itu terjadi. Semuanya terjadi dengan sangat cepat, yang ku ingat aku mengikuti Sean dan penjaga penginapan yang mengantarkan kami ke kamar yang kami sewa. Hingga akhirnya kami tiba di kamar itu dan Sean membuka pintu itu. Aku masih berperang dengan pikiran gilaku ketika ku langkahkan kakiku memasuki kamar mengikuti Sean yang telah lebih dulu masuk.

Ku rasakan semilir angin menyibakkan rambutku dan tiba-tiba saja pandanganku menjadi gelap. Ketika aku memperoleh kembali penglihatanku, aku menyadari aku tengah berada di tempat lain.

Aku melihat seorang wanita yang memiliki paras cukup cantik sedang duduk di meja resepsionis. Tapi wanita yang ku lihat ini, jelas bukan resepsionis yang aku dan Sean temui tadi. Ku edarkan pandanganku ke sekelilingku, tempat ini tidak salah lagi merupakan penginapan yang ku datangi bersama Sean.

" Sarah, Tuan Gary memanggilmu. Dia sedang menunggumu di kamarnya." Kata seorang pria yang pernah ku lihat sebelumnya. Aku yakin pria ini merupakan penjaga penginapan yang tadi mengantarku dan Sean menuju kamar kami. Wanita itu yang baru ku ketahui bernama Sarah melangkahkan kakinya entah kemana, mungkin dia pergi ke kamar pria yang bernama Gary itu. Aku pun mengikutinya, aku cukup sering berkelana di dunia seperti ini. Dari pengalamanku, aku tahu yang harus ku lakukan adalah mengikuti wanita yang bernama Sarah ini. Firasatku mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Mungkin Sarah lah yang sedang memperlihatkan dunia kenangannya padaku.

Sarah menghentikan langkahnya ketika dia berdiri di depan sebuah pintu yang tertempel angka 13 disana. Kamar ini? Tidak salah lagi merupakan kamar yang aku dan Sean sewa.

" Tok ... Tok ... Tok ..." Sarah mengetuk pintu itu dan tak perlu menunggu lama hingga terdengar suara seorang pria yang berasal dari dalam, menyuruhnya untuk masuk. Tentu aku pun ikut masuk ke dalam kamar, mengikuti Sarah yang berjalan di depanku.

Di dalam kamar, terlihat seorang pria sedang berbaring di tempat tidur dengan bertelanjang dada atau mungkin dia dalam keadaan sepenuhnya telanjang karena selimut menutupi tubuh bagian bawahnya sehingga aku tak bisa melihatnya dengan jelas. Pria itu tidak terlalu tua, tapi tidak juga dikatakan muda. Menurut perkiraanku sepertinya dia berusia sekitar 35 tahunan.

" kemarilah Sarah." Pria itu melambaikan tangannya, memberikan isyarat agar Sarah menghampirinya. Sarah sama sekali tidak menolak dan merangkak naik ke atas tempat tidur, lalu dia membaringkan tubuhnya di samping pria itu.

Pria itu berusaha untuk menciumnya, tapi Sarah menghindarinya. Pria itu memperlihatkan raut tidak suka atas penolakan yang dilakukan Sarah.

" kenapa? Tidak seperti biasanya kau menolakku?" tanya pria itu.

" Maaf tuan Gary, tapi ada sesuatu yang harus aku katakan padamu." Aku bisa melihat dengan jelas keseriusan di wajah Sarah, aku semakin penasaran ingin mengetahui sesuatu yang akan dikatakan Sarah pada pria bernama Gary itu.

" Apa, katakan saja?"

" T ... Tuan ... aku hamil." Detik itu juga kedua bola mata Gary membulat sempurna menandakan betapa terkejutnya dia.

" Kau gila, bagaimana bisa? Padahal kita selalu melakukannya dengan pengaman." Gary sangat marah dan panik terdengar dari nada suaranya yang cukup tinggi.

" Aku juga tidak tahu, tapi aku sudah memeriksakannya. Aku memang hamil."

" Itu pasti bukan anakku." Kini Sarah lah yang terbelalak mendengar penolakan Gary, aku bisa merasakan kekecewaan yang tengah dirasakan Sarah.

" Kenapa anda meragukan anak ini? Tentu saja ini anak anda karena aku hanya melakukannya dengan anda." Air mata mulai membasahi wajah mulus Sarah. Tubuhnya gemetaran menahan tangisannya agar tidak semakin pecah.

" Aku tidak bisa menerima anak itu, istriku pasti akan membunuhku jika dia tahu aku berselingkuh denganmu."

" Lalu bagaimana denganku?"

" Gugurkan saja." Sekali lagi kedua mata Sarah membulat dengan sempurna menandakan ketidakpercayaan atas perkataan Gary yang baru saja dia dengar.

" Anda menyuruhku membunuh anak yang tidak berdosa ini? Tidak tuan ... aku tidak akan pernah melakukan itu." Kini sarah tak menahan isak tangisnya lagi. Dia menangis dengan histeris hingga sungai kecil membentuk di kedua pipinya yang putih dan mulus itu. Sebenarnya Sarah memiliki paras yang sangat cantik, tidak seharusnya dia menjalin hubungan terlarang ini dengan Gary. Sungguh aku sangat menyayangkan hal ini.

" Tunggu sebentar, kau sedang hamil kan? Kau benar ... jangan kau gugurkan kandunganmu itu. biarkan saja dia tumbuh membesar."

" Jadi anda akan mengakuinya dan mempertanggungjawabkan perbuatan anda? Anda akan menikahiku kan tuan?" senyuman dan sebuah harapan mulai memenuhi wajah sendu Sarah. Tampaknya dia merasa lega karena Gary mengurungkan niatnya menyuruh Sarah untuk menggugurkan kandungannya.

" Ya ... aku akan bertanggungjawab tapi berjanjilah mulai hari ini kau akan berhenti bekerja di penginapan ini. Aku akan menyiapkan sebuah rumah untukmu. Untuk sementara kau tinggal di rumah itu sampai tiba saatnya aku memanggilmu."

" Aku pikir anda akan segera menikahiku sebelum perutku membesar."

" Tentu saja tidak, aku membutuhkan waktu untuk mempersiapkan segalanya. Kau cukup percaya padaku dan jagalah kandunganmu sebaik mungkin." Sarah menganggukkan kepalanya dan menghamburkan tubuhnya dalam pelukan Gary.

Setelah itu, sekelilingku berputar. Berdasarkan dari pengalamanku, aku tahu sesaat lagi aku akan melihat pemandangan yang lain. Dan seperti yang ku duga, aku sedang melihat pemandangan yang lain saat ini. Aku yakin saat ini aku masih berada di kamar yang sama seperti tadi, yang membedakannya hanyalah pemandangan yang ku lihat sekarang.

Aku melihat Tubuh sarah sedang telentang di atas tempat tidur. Perutnya terlihat membuncit yang menandakan kehamilannya sudah cukup tua. Tapi yang membuatku heran adalah kondisinya yang terikat. Ya kedua tangan dan kedua kakinya terikat pada ujung tempat tidur. Bukan hanya Sarah yang berada di kamar ini, tapi disini juga ada Gary, penjaga penginapan yang ku lihat sebelumnya dan juga seorang pria paruh baya yang belum pernah ku lihat sebelumnya.

Apa yang akan mereka lakukan pada Sarah? Pertanyaan itulah yang saat ini memenuhi pikiranku. 

Grandes High School (Leslie & Sean) {Proses penerbitan}Where stories live. Discover now