CHAPTER 41 LUCAS (PART 6)

4.5K 452 11
                                    

Cahaya matahari menerpa wajahku membuat kedua mataku yang masih ingin terpejam akhirnya terpaksa harus ku buka. Aku perlahan duduk dan merenggangkan tubuhku yang terasa kaku. Sesekali aku menguap menandakan aku masih sangat mengantuk.

" Kau sudah bangun ..."

Suara itu sontak membuatku tersentak dan kembali mengingatkanku bahwa aku sedang tidak berada di kamarku sekarang. Sean sedang duduk di tepian jendela dengan tatapannya yang tertuju padaku. Semalam aku memang tidur di kamar Sean dan karenanya aku bisa tertidur karena hantu itu akhirnya berhenti menggangguku. Ku alihkan tatapan mataku pada sebuah jam di dinding, 08.24 itulah waktu yang ditunjukkan jam itu saat ini. Aku tidak menyangka bangun sesiang ini, tidak seperti diriku yang biasanya. Dan ini sangat memalukan karena aku tidur di kamar Sean dan dia sama sekali tidak membangunkanku. Jika melihat penampilannya yang sudah rapi, aku yakin Sean sudah bangun sejak tadi.

" M ... maaf aku bangun kesiangan." Kataku kikuk sambil menggaruk kepalaku yang sebenarnya sama sekali tidak terasa gatal.

" Tidak apa-apa, wajar saja semalam kau tidur sangat larut. Cepatlah mandi, kita harus sarapan." Katanya yang membuatku kaget, jadi dia belum sarapan padahal hari sudah cukup siang. Jadi sejak bangun tidur dia tidak beranjak sedikitpun dari kamar ini. Dia terus menungguiku sampai aku bangun, memikirkannya membuat seulas senyum tersungging dengan sendirinya di bibirku.

" K ... kau belum sarapan? Kenapa tidak sarapan duluan saja tadi?"

" Aku ingat beberapa jam yang lalu ada seseorang yang memohon padaku dengan berlinang air mata agar aku tidak meninggalkannya sendirian di kamar ini. Aku hanya memenuhi keinginan orang itu. walaupun aku harus lama menunggunya bangun tidur dengan perutku yang tak hentinya meraung-raung minta diisi." Ujarnya yang membuatku terkekeh. Disaat yang bersamaan aku pun merasa senang karena Sean masih memperlihatkan kepeduliannya padaku.

" Maaf ... baiklah aku mandi dulu."

Tanpa menunggu jawabannya, aku bergegas menuju kamar mandi di kamar ini. Aku dengan cepat menyelesaikan aktivitas mandiku ketika aku ingat telah melupakan sesuatu. Betapa bodohnya aku, aku masuk ke kamar mandi tanpa membawa handuk. Rasanya tidak mungkin aku langsung berpakaian dengan tubuh yang masih basah kuyup seperti ini. Jika aku keluar kamar mandi untuk mengambil handuk, tentu saja Sean pasti masih ada di dalam kamar, dan mustahil aku keluar dengan telanjang di depannya. aku merutuki kebodohan dan kecerobohanku ini.

" Sean ...!!" teriakku memanggilnya, akhirnya dengan berani ku putuskan untuk meminta bantuan pada Sean.

" Kenapa?" Suaranya terdengar samar-samar tapi masih bisa ku dengar dengan jelas.

" Maaf ... bisakah tolong ambilkan handuk? aku lupa membawanya tadi." hening ... tidak ada jawaban. Aku sempat berpikir dia tidak mau menolongku dan ku pikir tidak masalah ku kenakan saja langsung pakaianku walaupun tubuhku masih basah kuyup. Namun segera ku enyahkan pikiran itu ketika aku mendengar suara pintu diketuk.

" S ... Sean ..." panggilku ragu.

" Ini handuknya, kau ceroboh sekali." Aku pun membuka sedikit pintu dan mengeluarkan satu tanganku, segera sebuah handuk mendarat mulus di tanganku. Lalu dengan cepat ku tutup kembali pintu itu.

" Terima kasih ..." Tak ada jawaban dari Sean tapi aku bisa mendengar suara langkah kakinya menjauh. Setelah menyelesaikan semua aktivitasku di kamar mandi, aku dan Sean pun keluar dari kamar.

" Apa kau ingin mengganti bajumu? Aku tidak keberatan menemanimu ke kamarmu jika kau ingin ganti baju." Tentu aku terkejut mendengarnya, hari ini dia bersikap sangat baik dan lembut, berbeda sekali dengan sikap dingin yang akhir-akhir ini dia tunjukkan padaku.

Grandes High School (Leslie & Sean) {Proses penerbitan}Where stories live. Discover now