Chapter 9

1.9K 127 7
                                    

"Ck, Lepaskan tangan kotormu itu, Brengsek. Dan aku bukan tukang kebun, namaku.." semua orang menoleh padanya.

"... Sasori Haruno."

Naruto yang ada di samping Sasori tertawa, "Ahahaha.. terus memangnya kenapa kalau namamu itu Saori Haruno? Lagakmu seperti orang tidak mau berteman, tapi malah kau yang bersemangat sekali untuk berteman. Lihatlah dirimu, kau memperkenalkan dirimu terlebih dahulu tanpa ada yang bertanya. Ahahahaha.. aduh perutku sakiiit!"

Ctak! Jika ini adalah anime, maka kalian dapat melihat perempatan siku-siku di kening Sasori.

"Urusai!! Saori janai, Sasori da! Jangan sembarangan kau, Kuso Neko!" Sahut Sasori marah. Enak saja namanya diganti-ganti. Hei, namanya itu tidak pasaran tauk! Asal tahu saja, walau dia memiliki kembaran di fandom sebelah (yang dimaksud Sasori adalah karakter anime seperti Karma Akabane) dan wajahnya agak sedikit pasaran, tapi namanya jarang ada di anime-anime lain.

"Dimana Sakura kau jual?" Tanya Sasuke to-the-point.

"Kampret nih bocah. Apa sih yang ada dipikiranmu itu? Aku tidak mungkin menjual imouto ku sendiri. Jangan seenaknya nuduh-nuduh kamu!" Sasori mengepalkan tangannya agar ia bisa meninju wajah datar sedatar papan talenan ayam di depannya ini.

"Hmm.. maaf mengganggu, tapi kapan kita bertarungnya? Readers udah lama menunggu. Dari tadi kalian hanya beradu debat saja teman-teman." Gaara mulai bosan juga. Dari tadi ia berdiri di sini seperti pajangan yang tidak laku-laku. Ehem.. pribahasanya 'kok nikam kokoro banget 'yak?

"Salahkan teman kucing dan ayammu ini, TPA." Ujar Sasori kalem seperti biasa.

"HOI!/Ck!/Cih!" Seru Naruto, Sasuke, dan Gaara bersamaan.

"Intinya saja. Serahkan Sakura, dan kami tidak akan mengacau." Ucap Sasuke sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hm? Seperti kalian dapat mengalahkanku saja." Balas Sasori meremehkan.

"Aku sedang malas bertarung nih. Mau makan rameeeen!" Naruto memegang bahu Sasori.

BREK!

"ARRHG!" Tangan Naruto terbang begitu saja hingga jatuh di atas tumbuhan bunga berwarna putih. Sekarang bunga itu berwarna merah. Naruto mengerang tertahan sambil memegang tangannya yang sudah terpotong hingga bahu.

Sasori mendekati bunga itu lalu memetiknya. Ia menyeringai, "Sudah kubilang jangan menyentuhku dengan tanganmu yang kotor itu. Dan jangan berlagak seakan-akan kau dapat menandingiku."

Gaara menghampiri Naruto. Ia melihat ke arah Sasori, "Ano.. Saori-san. Sabetannya kurang. Lihatlah, tangan Naruto sudah tumbuh seperti sedia kala."

Sasori langsung menoleh ke arah Gaara dan Naruto, " Saori janai, Sasori da! Yeah, sudah kuduga kalian pasti dapat meregenerasi bagian tubuh kalian dengan cepat, bukankah begitu, Hei kalian Jiwa tanpa Raga. Atau, sang Bayangan Waktu?"

Sasuke hanya diam mengamati. Sekarang dia yang merasa sebagai pajangan yang sebentar lagi laku keras.

"Siapa kau sebenarnya?" Mimik wajah bosan Gaara berubah serius.

Naruto berdiri sambil melihat tangannya. Ada yang aneh. Biasanya ia cepat dalam meregenerasi tubuhnya, tetapi tadi prosesnya sedikit melambat. Wajah heran Naruto tertangkap oleh mata tajam Sasuke. Dan otak jeniusnya menyadari keanehan pada diri sahabatnya itu.

Gaara terus memperhatikan Sasori, "Jujur, aku sedikit tertarik padamu." Ucapnya tanpa ada kata penjelas. Hei, sadarkah kata-katamu sangat terkesan ambigu Gaara?

INNOCENT BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang