"S.. Sakura..."
"TEME! OII!! BANGUN! Kenapa kau tidur di tempat seperti ini? Cepat bangun atau
Nenek-Sensei akan menemukan dan menghukum kita! Aii.. aku malas membersihkan toilet dan ingin segera pulang lalu berkencan dengan Hinata-chan!" Ocehan seseorang yang cukup familiar. Guncangan hebat di tubuhnya membuat Sasuke terusik. Ia lalu mendepak wajah orang tersebut."Akh! Sakit!" Jerit orang itu kaget.
Sasuke perlahan membuka matanya. Silau. Tunggu dulu!
Pemuda raven itu langsung terduduk dan sedikit merasakan kram di lengan kanannya. Dia rasa karena ia terlalu lama menggunakannya sebagai bantalannya tidur tadi.
"Naruto. Apa yang terjadi? Di mana ini? Kenapa bajumu aneh? Kenapa tidak ada mayat para bayangan waktu? Mengapa tidak ada mayat si tua Tsunade?" Tanyanya linglung.
Naruto melongo. Mengapa temannya menjadi teman orang lain? Eh maksud Naruto mengapa temannya menjadi artis yang pandai berakting begini? Memang sih Sasuke itu tampan, tetapi masih tampanan dia kok! Dan mengapa pemikirannya menjadi nista begitu? Ah lupakan! Sepertinya sambungan saraf di otak Naruto putus mendadak.
"Ho! Jadi kau mendoakan saya cepat mati, begitu?"
Mereka berdua menegang. Kemudian Naruto menjadi ahli dance, dengan gerakan kepala patah-patah, ia menoleh ke asal suara di mana itu tepat berada di belakangnya.
"H-hai, Nek. Nenek sehat?" Sial. Naruto merutuki mulut bak mandinya. Mengapa bak mandi? Karena kalo ember pastinya sudah tumpah dan airnya luber kemana-mana. Ember saja tidak cukup menampung ocehan Naruto. Paham kan?
"KALIAN BERDUA! IKUT SAYA KE KANTOR!" Jerit suara itu gahar. Sosok itu adalah Tsunade-sensei. Guru BP sekolah itu.
"BAIK!"
.
.
.
Dan disinilah mereka berdua terdampar. Toilet laki-laki yang kotor dan harus sesegera mungkin disucikan kembali.Naruto menghela napas berat. Menatap Sasuke yang masih terpaku di depan salah satu pintu toilet laki-laki. Naruto menghela napas lagi.
"Apa yang terjadi padamu, Teme? Apa kau gagal menonton blue film lagi? Aku seharusnya tahu bahwa pemuda sebaik dirimu tidak akan pernah diperbolehkan menonton hal ajaib semacam itu. Huuuuh..." Sekali lagi Naruto menghela napas. Ia seperti sedang mengadili anak ayam sekarang.
Tidak diperdulikan oleh orang yang sedang diadili."Tempat apa ini?"
Naruto tidak tahu harus tertawa atau menangis sekarang. Yang jelas dia frustasi dan langsung mulai melanjutkan acara menggosok lantai toilet tersebut. Lebih cepat lebih baik, bukan?
Tok tok
Naruto menoleh kearah pintu. Ia memang menutup pintunya agar lebih leluasa membersihkan toilet yang mirip sarang pembunuh itu.
Saat ia membuka pintunya, dapat terlihat duua gadis cantik serta satu pemuda tampan.
"Dihukum lagi? Mana Sasuke-kun?" Suara renyah itu mengisi gendang telinga Sasuke. Ia langsung berlari ke arah pintu tempat Naruto berdiri dan sedikit menariknya ke belakang.
Semua orang cukup terkejut melihat reaksi Sasuke yang tidak biasanya.
"Tidak biasanya Sasuke-kun aneh begini. Ada apa?"
Di sana. Di depannya. Sakura sedang memandangnya terkejut. Kepalanya dimiringkan lucu. Di samping gadis itu terdapat Sasori yang menggelayutkan tangannya ke pundak Sakura sambil memandangnya tidak suka. Memangnya Sasuke juga menyukainya? Jangan harap! Lalu ada seorang gadis berambut indigo panjang sepinggang yang Sasuke tidak ketahui siapa dia. Sasuke juga tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNOCENT BLOOD
Teen FictionVampire, Iblis, bahkan Manusia ingin memilikinya. Banyak pertumpahan darah hanya untuk memperebutkan satu tujuan. Membuat setitik harapanpun terasa mustahil. . . 'Semoga mereka semua mati.' . . 'Pantaskah aku?' . . 'Aku hanya ingin bahagia seperti...