Matsuri langsung berlari menuju ke arah tiga pemuda itu tanpa dikomando.
Konohamaru terkejut, "TUNGGU!" Serunya berteriak keras.
Matsuri tak mengidahkan seruan Konohamaru dan terus berlari. Ia melihat ke tiga pemuda tersebut berpencar dan hanya Naruto yang tidak bergerak sembari mengacak rambutnya.
'Mengapa ia seperti itu? Apa ia bingung ingin mencari alasan dari kematian Gaara-san? Apapun alasannya, aku tidak akan mempercayainya! Dia telah membuat Gaara-san menjadi tumbal untuk iblis itu!' Batin Matsuri. Gadis itu sudah tidak dapat berpikir dengan jernih lagi, otaknya sudah dikuasai oleh dendam dan pikiran negatif lainnya.
Ia mengambil katananya dan ingin menusukkan senjata itu ke dada Naruto. Namun, dengan mudahnya pemuda itu menghindar.
"Apa yang kau lakukan kepada Gaara-san?!" Tanya Matsuri disela aksi tebas-menebasnya ke arah Naruto. Sang empu terlihat terkejut lalu terkekeh.
Dengan ekspresi yang seperti itu, Matsuri tambah berpikiran yang tidak-tidak. Naruto akhirnya tertawa dengan keras hingga ia memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa terlalu keras.
Matsuri yang berpikir bahwa Naruto lengah langsung ingin mengarahkan katananya ke kepala Naruto. Tetapi, dengan cepat ujung katana itu diapit oleh jari telunjuk dan tengah Naruto. Matsuri terbelalak, "Ba-bagaimana bisa?" Gagapnya tidak percaya.
"Tentu saja bisa, Nona. Kau menyerangku secara membabi buta pasti aku tahu banyak celah dari gerakanmu. Dan lagi.. sepertinya ada kesalah pahaman di otakmu." Naruto menarik katana tersebut dan membuangnya. Senjata itu jatuh dan tenggelam di danau.
Matsuri masih menatap nyalang pemuda blonde di depannya, "Apa maksudmu?" Tanyanya linglung.
"Jika kau mencari calon suamimu, dia ada di dalam hutan itu. Kau tidak ingat dia manusia biasa? Ya pastinya dia harus mengambil jalan memutar karena tidak mungkin dia bisa berjalan di atas air atau salah satu dari kami menggendongnya." Naruto berusaha mengulum tawa sampai matanya mengeluarkan air mata.
Wajah Matsuri merah padam. 'Ini memalukan! Mengapa kau selalu bertindak tanpa berpikir dulu, Matsuri?! Lihat! Sekarang kau sedang ditertawakan!' Batin Matsuri malu.
Konohamaru tiba-tiba datang dan memisahkan Naruto dengan Matsuri. Naruto menghindar, ia memandangi Konohamaru datar dan dibalas oleh sang empunya tak kalah datar.
"Aku pikir kau cukup pintar, Konohamaru. Apa nenek yang menyuruhmu?" Tanya Naruto cukup sarkastik. Konohamaru menundukkan kepalanya.
"Kau sudah banyak mengajariku untuk melindungi temanmu selama ini, Naruto-nii. Tetapi, kenapa kau berkhianat?" Pemuda bersurai cokelat melawan gravitasi itu menengadahkan kepalanya menatap ke dalam iris safir di depannya. Ada rasa kecewa di sana.
"Aku hanya mengikuti apa kata hatiku." Jawab Naruto seadanya.
Konohamaru memandang tak percaya ke arah Naruto, "Oh, ya? Lalu apa yang dikatakan oleh hatimu?" Tanyanya mengejek.
"Melindungi apa yang tidak bisa aku lindungi dulu." Tutur Naruto dengan nada rendah. Namun, Konohamaru masih dapat mendengarnya.
Naruto menengadah menatap awan abu-abu yang bergumul di atasnya. 'Sepertinya akan turun hujan.' Batinnya.
Naruto menghela napas berat. Ia pikir tak apa menceritakan sedikit kenangan masa lalu, "Kau tahu Konohamaru? Dulu aku pernah bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Gadis dengan surai indigo dan bermanikkan bunga lavender. Ia benar-benar suci dan tak tersentuh.
Ia hanyalah gadis kecil yang kesepian di dalam sangkar emasnya. Oleh karena itu, aku selalu menemaninya bermain tanpa sepengetahuan siapapun.
Ia nampak bahagia, dan aku senang. Aku tahu aku telah jatuh ke dalam pesona sang gadis kecil hingga ia berulang tahun untuk yang ke-16 kalinya. Dan kau tahu? Aura monster itu menguar dengan pekatnya dari dalam tubuh mungil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNOCENT BLOOD
Teen FictionVampire, Iblis, bahkan Manusia ingin memilikinya. Banyak pertumpahan darah hanya untuk memperebutkan satu tujuan. Membuat setitik harapanpun terasa mustahil. . . 'Semoga mereka semua mati.' . . 'Pantaskah aku?' . . 'Aku hanya ingin bahagia seperti...