"BERHENTI!" Suara seorang perempuan menggema memenuhi lorong gua tersebut.
Sasori menghentikan kegiatannya dan menoleh ke asal suara. Terlihatlah para Bayangan Waktu dan Tsunade yang menatap tajam ke arah Sasori.
"Gaara-kun!" Teriak Matsuri. Dia lalu menggeram marah.
"Apa yang kau lakukan pada salah satu anak buahku? Bahkan aku belum sempat menghukumnya karena kenakalannya!" Tsunade tiba-tiba sudah berada di depan Sasori dan menendangnya, namun Sasori dengan cepat menghindarinya. Matsuri dengan segera membantu Gaara dengan mengobati lukanya. Sedangkan para Bayangan Waktu yang lain telah bergerak untuk membuat posisi untuk menyegel dan memusnahkan Sasori.
"Hanya bermain." Jawab Sasori enteng.
Tsunade menyeringai ke arah Sasori, "Kau benar-benar tidak berubah rupanya."
Sasori balas menyeringai dan terkekeh sinis, "Kau juga. Oh ya? Di mana kekasihmu itu? Aku tidak melihatnya haha!"
"Tutup mulutmu! Kau sudah begitu tua hingga lupa bahwa kaulah PEMBUNUHNYA!" Geram Tsunade murka.
"Aku kan sudah bilang bahwa aku hanya bermain dengannya. Apa salahku?" Jawab Sasori dengan polosnya. Ia lalu tertawa meremehkan kepada Tsunade.
Mulut Tsunade bergetar. "Baiklah. Ayo kita bermain."
"Maaf tetapi aku tidak mau bermain dengan nenek-nenek."
"ENYAHLAAAAH!!"
.
.
.
Sakura menatap Sasuke. Kemudian mereka mengangguk bersamaan."SELAMAAAT KALIAN TELAH MENJADI PASANGAN SUAMI IS-"
"BELUUUUUM!!"
"Hehe.. belum ya?" Cengir Konohamaru cengengesan.
"Mengganggu saja." Cibir Naruto. Ia mulai menyuruh Sasuke dan Sakura memulai upacaranya sedangkan ia mulai membacakan mantranya.
Tes! Tes!
Sakura mengernyit pelan. Darahnya mulai menetes lumayan banyak dan itu bercampur menjadi satu dengan darah milik Sasuke di dalam mangkuk giok. Darah itu kemudian mengeluarkan asap biru kehitaman dan barbau sangat menyengat.
Lalu, perlahan dari balik dinding batu bermunculan mahkluk-mahkluk aneh denagn bentuk yang menjijikan.
"Sial! Mereka sudah menemukan tempat ini. Teme, kuserahkan semuanya padamu. Aku akan mengurus monster itu bersama Konohamaru. Jadikan mentalmu kuat dan jangan kecewakan kami." Setelahnya Naruto diikuti Konohamaru mulai menyerang monster yang terpikat oleh aroma darah yang kuat itu.
"Arggh!" Erang Sakura. Keringat mulai memenuhi wajah manisnya. Ia mungkin saja terjatuh ke bawah jika saja Sasuke tidak menahannya cepat.
Entah mengapa hati Sasuke mulai merasa pilu melihat gadis ini kesakitan.
"S-Sakura. Bertahanlah!"
"Teme! Kuatkan mentalmu. Lihatlah! Sang Iblis Waktu mulai menunjukkan dirinya." Peringatan Naruto telah Sasuke abaikan.
'Apa ini? Kenapa aku menjadi sangat panik?' Pikir Sasuke.
'Hiks! Sakiiit!'
Sasuke melihat ke arah Sakura. Ah dia ingat! Dia bisa membaca pikiran Sakura.
'Sasuke! Aku kesakitan! Lihat akuuu!'
Sasuke panik. Namun merasa aneh. Sakura adalah gadis kuat yang sama sekali tidak manja. Ia kebingungan. Ini jelas-jelas suara Sakura. Namun, terasa sangat aneh.
'J-jangan dengarkan dia, Sasuke! Dia si iblis itu! Jangan hiraukan aku! Cepat tusuk jantungngnya menggunakan tusuk rambut giok! Cepat Sasuke Ayaaaam!'
KAMU SEDANG MEMBACA
INNOCENT BLOOD
Fiksi RemajaVampire, Iblis, bahkan Manusia ingin memilikinya. Banyak pertumpahan darah hanya untuk memperebutkan satu tujuan. Membuat setitik harapanpun terasa mustahil. . . 'Semoga mereka semua mati.' . . 'Pantaskah aku?' . . 'Aku hanya ingin bahagia seperti...